Viral Siswa SMP Kibarkan Bendera Tauhid di Bogor

Viral postingan akun Brader Karim di linimasa Facebook, Siswa SMP Kibarkan Bendera Tauhid.
Siswa SMP Kibarkan Bendera Tauhid di Bogor. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 12/3/2019) - Viral postingan akun Brader Karim di linimasa Facebook, yang mengunggah gambar anak sekolah tengah berpose sedang mengepal tangan di dalam ruangan kelas, memegang bendera tauhid. 

Dalam konten foto yang diunggah 9 Maret 2019 Pukul 08:36 WIB, admin Brader Karim menuliskan "Tapi yang pasti, gambar yang memang tujuannya untuk diviralkan, ya Alhamduillaah menjadi viral."

Bendera TauhidSiswa SMP Kibarkan Bendera Tauhid di Bogor. (Foto: Istimewa)

Selain itu, pada 17 Januari 2019, Brader Karim juga memosting  video di Facebook berupa kegiatan siswa-siswi SMP Khoiru Ummah Bogor. Dalam video tersebut terlihat aktifitas pelajar yang sekiranya masih berusia 12-15 tahun sedang menggergaji bambu, kemudian mendirikan tiang bambu yang sudah diikat dengan bendera berwarna hitam dan putih bertuliskan kalimat tauhid. Selain itu, ada adegan dimana siswa-siswi sedang berkuda untuk pertama kalinya tanpa pengawalan orang dewasa.

Ironisnya, di dalam konten video itu justru tidak nampak satu pun siswa-siswi mengibarkan sang saka merah putih, justru mengibarkan bendera bertuliskan arab berwarna hitam dan putih.

Terkait hal tersebut, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan jika pelajar di tingkat SD, SMP, SMA amat rentan terkena indoktrinasi paham radikalisme. Bila radikalisme tidak cepat ditangani, kata Retno, maka ada indikasi yang membahayakan di fase berikutnya. Ia mencontohkan seperti pada kasus pengeboman yang terjadi di Surabaya pada 2018 lalu.

"Jika ini disemai, dipupuk, dirawat terus menerus radikalisme di lingkungan sekolah, maka ini bisa sangat berbahaya beberapa tahun kemudian, ketika usia mereka dewasa. Semisal pada 20 tahun mendatang, ketika mereka sudah dewasa dan memiliki kekuasaan, sumber daya dan akses tertentu akan sangat berbahaya," jelas Retno saat dihubungi Tagar News, Senin (11/3).    

Harus ada upaya rehabilitasi untuk menolong anak korban propaganda terorisme dan kekerasan, untuk meluruskan kembali paham dan ideologi yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

"Mereka harus dikembalikan ke ideologi yang benar, bahwa kita berbeda bukan berarti boleh dibunuh. Seperti kasus bom gereja di Surabaya kemarin," ujar Retno.

"Kasus perang di Suriah, itu dimulai ketika ada bendera-bendera semacam ini, dimulai dari situ. Beberapa tahun kemudian Suriah menghadapi ISIS. Kita harus cegah hal itu agar jangan sampai terjadi di Indonesia," imbuhnya.

Untuk itu, KPAI akan berkoordinasi dengan Kemendikbud, Kemenkominfo, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kepolisian, untuk melakukan tindakan konkret guna menangkal penyebaran radikalisme di lingkungan sekolah. 

Retno menduga siswa terpapar terhadap ideologi khilafah tidak hanya terjadi di satu sekolah saja, namun ada sekolah lainnya.

"Kita akan libatkan pihak sekolah, serta didampingi orang tua murid. Kita lakukan upaya pencegahan. Kita ini negeri majemuk yang tidak mungkin menggunakan satu agama saja. Ideologi kita Pancasila," pungkasnya. []

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.