Viral, Andini Si Gadis Yatim Berusia 14 Tahun Merawat Dua Adik Balitanya

Ibunya tiada, ayahnya entah ke mana. Andini terpaksa berhenti sekolah karena harus merawat dua adik balitanya.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Pekanbaru, (Tagar 14/1/2019) - Andini, gadis yatim berusia 14 tahun , ibunya meninggal awal tahun ini, ayahnya pergi entah ke mana. Ia terpaksa berhenti sekolah karena sendirian harus merawat dua adik balitanya. 

Kisah perjuangan Andini itu viral menyebar luas di media sosial

Sejak ibunya divonis sakit TBC, Andini dan kedua adiknya mendapat bantuan dari Yayasan Mualaf Alrisalah. Setelah ibunya meninggal, bantuan seperti bahan makanan juga terus berdatangan untuk dia dan adik-adiknya.

Di antara para pemberi bantuan, ada yang memperbaiki rumah Andini. Ada pula yang menawarkan diri untuk mengasuh Andini dan adik-adiknya, namun Andini menolak, memilih tetap tinggal di rumahnya bersama kenangan tentang ibunya.

Andini dan dua adik balitanya tinggal di rumah berdinding kayu dengan ukuran tak lebih dari 3x3 meter.

Di antara yang memberikan bantuan untuk Andini adalah Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau. Bantuan berupa beasiswa pendidikan kepada Andini.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau M. Irwansyah Putra di Pekanbaru, Senin (14/1) dilansir kantor berita Antara mengatakan beasiswa itu akan menjamin biaya pendidikan Andini hingga universitas.

Bantuan beasiswa juga diberikan kepada dua adik Andini, Sidratul Jannah berusia 5 bulan dan Purwanti berumur 2 tahun.

Irwansyah menyerahkan bantuan itu di rumah Andini di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kabupaten Pelalawan, Riau.

"Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban Andini yang berasal dari keluarga yang kurang mampu agar bisa memenuhi biaya pendidikan sampai dengan selesai S1," kata Irwansyah.

Selain memberikan beasiswa, ia mengatakan, PLN akan membuatkan sumur bor untuk rumah Andini.

Ia menjelaskan, santunan YBM PLN berasal dari zakat yang dipotong dari gaji pegawai muslim PLN melalui YBM PLN.

Setiap pegawai muslim perusahaan itu gajinya dipotong 2,5 persen untuk disalurkan kepada kaum dhuafa, anak yatim dan warga yang membutuhkan bantuan, khususnya di sekitar wilayah kerja PLN.

Kementerian Sosial Turun Tangan

Viralnya kisah Andini sampai ke Kementerian Sosial (Kemensos) yang segera menurunkan Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) untuk mendampingi Andini, untuk memastikan kondisi Andini dan dua adiknya baik-baik saja.

"Sakti Peksos sudah ditugaskan dan sudah melakukan penilaian serta bantuan darurat sudah diserahkan. Kami terus memantau dan mengkoordinasikan upaya perlindungan anak-anak tersebut," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Nahar di Jakarta, Senin.

Menurutnya, awalnya Andini dan adik-adiknya akan dievakuasi ke Balai Kemensos di Riau, namun mereka tidak mau keluar dari tempat tinggalnya.

"Perangkat daerah, bupati dan kepala dinas sosial setempat juga sudah turun, kita pastikan mereka mendapat tempat tinggal yang memadai," tambahnya.

Selain itu, diupayakan untuk mendukung pendidikan mereka dan memastikan lingkungan sekitarnya bisa mengontrol kondisi anak-anak tersebut.

Berdasarkan penilaian awal Sakti Peksos, Andini merupakan anak pertama beda ayah dengan kedua adiknya.

Ayah kandung Andini bernama Uwais, sedangkan ayah kandung kedua adiknya bernama Mansyur. Mereka tetap memberikan nafkah setiap bulan untuk Andini dan kedua adiknya.

Sejak ibu Andini meninggal seminggu yang lalu, nenek dan kakek Andini tinggal di rumahnya untuk mengurus ketiga anak tersebut. Sedangkan ayah mereka sudah berpisah dari ibunya.

Hasil peninjauan ke rumah Andini di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kabupaten Pelalawan, Riau, donatur sudah berdatangan dan dalam waktu dekat akan dibangun rumah tembok yang layak huni.

Sementara untuk pendidikan mereka, disarankan untuk dititipkan di panti sosial namun masih menunggu kesepakatan dari pihak keluarga dan kemauan anak karena Andini tidak mau meninggalkan rumahnya.

Selain itu, sudah banyak warga yang ingin mengadopsi kedua adiknya, namun Andini tidak mengizinkan karena tidak ingin terpisah dari adik-adiknya.

Dari hasil penilaian tersebut juga diketahui bahwa anak-anak itu masih memiliki keluarga dekat, akan tetapi mereka tidak mau tinggal dengan keluarganya yang lain.

Sakti peksos bekerja sama dengan masyarakat setempat membentuk forum perlindungan anak Dusun Telayap untuk memantau perkembangan dan perlindungan anak ke depannya.

Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Andini dan dua adiknya sudah menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan mereka dalam kondisi baik.

"Tadi malam Andini serta adiknya, Purwanti dan Sidratul Jannah, dibawa ke RSUD Selasih di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, untuk diperiksa kesehatannya," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial, Nahar, di Jakarta, Senin.

Menurut Nahar, berdasarkan laporan Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) yang mendampingi Andini, Purwanti yang berusia dua tahun sempat mengalami diare, tapi setelah ditangani dokter kondisinya mulai membaik.

Nahar mengatakan, biaya pengobatan anak-anak tersebut, Dinas Sosial Kabupaten Pelalawan sudah membuat surat keterangan tidak mampu agar Andini dan kedua adiknya yaitu Purwanti dan Sidratul Jannah bisa menerima pengobatan gratis di RSUD Selasih, Pelalawan.

Dari tempat tinggal mereka di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kabupaten Pelalawan, Riau, ke RSUD Selasih di Pangkalan Kerinci membutuhkan waktu tempuh sekitar empat jam. []

Berita terkait
0
Beli Migor Pakai PeduliLindugi Dinilai Sulitkan Rakyat
Masyarakat kelas menengah ke bawah dan tidak semua masyarakat mempunyai android. Dia juga mempertanyakan, mengapa orang susah dibikin susah.