Vietnam dan Swiss Dicap AS Sebagai Manipulator Mata Uang

Depkeu Amerika Serikat (AS) mengecap Vietnam dan Swiss sebagai negara yang memanipulasi mata uang, China dan 9 negara lain masuk pantuan
Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) telah mengecap Vietnam dan Swiss sebagai negara yang memanipulasi mata uang, sedangkan China dan sembilan negara lain masuk dalam daftar pantauan. Penetapan itu tercakup dalam laporan tahunan yang dirancang untuk menghentikan negara-negara memanipulasi mata uang mereka untuk mendapat keuntungan perdagangan yang tidak adil.

Ini menandai pertama kalinya Amerika memberi label negara lain sebagai manipulator mata uang, sejak Agustus 2019 ketika menyebut China sebagai manipulator mata uang sewaktu kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu mengalami kebuntuan dalam perundingan perdagangan yang tegang.

Laporan Departemen Keuangan AS itu mengatakan, Vietnam dan Swiss adalah dua negara yang memenuhi tiga kriteria untuk disebut sebagai manipulator mata uang. Sebutan itu akan memicu negosiasi khusus tahun depan, dan jika masalah tidak berhasil diselesaikan, Amerika bisa menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Vietnam dan Swiss.

Selain China, sembilan negara lain yang masuk daftar dalam pantauan adalah Jepang, Korea Selatan, Jerman, Italia, Singapura, Malaysia, Taiwan, Thailand, dan India. Taiwan, Thailand dan India dimasukkan daftar pantauan tahun ini, sedangkan negara-negara lain sudah masuk daftar pantauan yang dikeluarkan dalam laporan terakhir pada bulan Januari 2020 (ps/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Swiss dan Ambisi Jadi Raja Fintech Global
Setelah era kerahasiaan bank berakhir, Swiss kini mulai serius menggarap pasar keuangan digital