Demo Mahasiswa Ricuh, Minta Kapolda Sumut Dicopot

Ada yang membawa ban bekas ke kerumunan massa untuk dibakar, tarik-menarik antara massa dan aparat keamanan gedung mengakibatkan saling dorong dan pukul pun terjadi.
Demo mahasiswa ricuh di halaman gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (2/3) sore. (wes)

Medan, (Tagar 2/3/2018) - Bermula dari diperbolehkannya mahasiswa masuk ke areal gedung untuk berorasi dan ada yang membawa ban bekas ke kerumunan massa untuk dibakar, tarik-menarik antara massa dan aparat keamanan gedung yang mengakibatkan saling dorong dan pukul pun terjadi.

Sebelumnya mahasiswa yang diterima salah satu anggota DPRD M Hanafi Harahap cekcok dengan mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa yang datang menuntut untuk mencopot Kapolda Sumut tidak tepat.

Selain menolak revisi Undang-undang MD3, mahasiswa meminta agar Kapolda Sumut dicopot karena adanya video rekaman alutista helikopter digunakan sepasang kekasih dalam resepsi pernikahan. Selain itu, Paulus Waterpau diduga menyalahi kewenangannya menerima gratifikasi dari seorang pengusaha yang berstatus tersangka dalam kasus penggelapan bernama Mujianto. Waterpau pun dianggap telah melindungi anggotanya, Kapolres Asahan, AKBP Kobul Syahrin Ritonga yang melakukan tangkap lepas terhadap tiga bandar narkoba.

"Kalian salah datang kemari menuntut Kapolda untuk dicopot, apalagi ini dugaan, bawa buktinya, kami bukan pengadilan," kata Hanafi di kantor DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (2/3) sore.

Sambil menanyai dari elemen mana saja mahasiswa yang melakukan aksi, Hanafi juga meminta mahasiswa agar bertindak sopan dalam menyampaikan aspirasinya.

"Kalian sopanlah, kalau kalian tidak terima saya menjawab pertanyaan kalian, saya mau pulang," kata Hanafi yang kebetulan kembali ke kantor untuk mengambil berkas.

Melihat jawaban dan cara Hanafi menghadapi mahasiswa, salah seorang pendemo berteriak menolaknya.

"Mana anggota dewan yang lain, ganti orang yang menerima kami, kok bapak seolah-olah dosen yang mengabsensi kami," teriaknya dari belakang.

Setelah memberi keterangan dan menganjurkan mahasiswa agar membawa bukti-bukti dugaan kesalahan Kapolda, Irjen Pol Paulus Waterpau, Hanafi pun masuk kembali ke dalam gedung.

Menilai aksinya tidak diterima dengan baik, mahasiswa bertahan dan kericuhan pun kembali terjadi.

Pantauan di lapangan, aksi mahasiswa dilakukan oleh Aliansi BEM Nusantara di Medan terdiri dari BEM Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Al-Ahzhar, Potensi Utama, Dharmawangsa, Triguna Dharma dan dari BEM Univa.(wes)

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu