Victor-Josef, Saatnya Pembuktian

Victor Laiskodat-Josef Nae Soi, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT baru saja dilantik Presiden Jokowi. Kini saatnya pembuktian.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Bungtilu Laiskodat (kiri) bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018). Presiden melantik sembilan gubernur dan wakil gubernur hasil Pilkada serentak 2018, yaitu Papua, NTT, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bali, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta, (Tagar 6/9/2018) - Victor Bungtilu Laiskodat-Josef Nae Soi, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang baru saja dilantik Presiden Joko Widodo. Sekarang hingga lima tahun ke depan bagi mereka adalah masa pembuktian.

Presiden Joko Widodo pada Rabu (5/9) dilansir Antara melantik sembilan gubernur dan wakil gubernur periode 2018-2023 dari Provinsi Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sejumlah gubernur itu ada yang tetap diberikan kesempatan oleh masyarakatnya untuk memimpin provinsinya alias petahana dan ada juga yang baru pertama kali memimpin provinsinya.

Sembilan pasang kepala daerah yang dilantik itu berdasarkan Keppres Nomor: 152/P sampai dengan 156/P/2018 tertanggal 28 Agustus 2018, Keppres Nomor: 158/P tahun 2018 tertanggal 29 Agustus 2018, dan Keppres Nomor: 159/P sampai dengan 162/P tertanggal 4 September 2018.

Dari sembilan gubernur dan wakil gubernur itu ada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang dipercaya oleh masyarakat di provinsi berbasis kepulauan itu untuk memimpin selama lima tahun ke depan, yakni Victor B Laiskodat-Josef Nae Soi.

Keduanya mendapatkan 838.213 suara atau 35,60 persen pada Pilkada yang lalu, dengan mengungguli tiga pasangan lainnya. Victor-Josef diusung partai NasDem, Golkar, dan Hanura.

Ketiga pasangan yang diungguli oleh Victor dan Josef adalah pasangan Esthon F-Christian Rotok, Marianus Sae-Emelia Nomleni, dan pasangan Benny K Harman-Beny Litelnoni.

Tak banyak yang dipesankan oleh Presiden Joko Widodo kepada sembilan gubernur dan wakil gubernur yang dilantik Itu. Namun, secara umum Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kepada sembilan pasangan gubernur dan wakil gubernur itu berharap agar mereka yang baru dilantik segera melakukan konsolidasi program pusat dan daerah dengan membantu menyukseskan program pemerintah pusat.

"Pekerjaan pertama, segera melakukan konsolidasi, memastikan bahwa program strategis pusat yang sudah direncanakan oleh Pak Jokowi harus bisa terlaksana di daerah, tepat waktu, seiring dengan program-program skala prioritas sebelum terpilih," kata dia.

Langkah kedua adalah segera melakukan pertemuan dengan DPRD, Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), dan tokoh-tokoh daerah, dalam rangka menjaga stablitas daerah.

Kemudian yang ketiga adalah, para gubernur dan wakil gubernur diminta memahami area rawan korupsi, khususnya yang menyangkut perencanaan anggaran, dana hibah, bantuan sosial (bansos), mekanisme jual beli barang dan jasa dan retribusi serta pajak.

Pasalnya banyak daerah-daerah rawan korupsi yang terjadi, khususnya di bagian pelayanan publik, sehingga hal tersebut dapat mengganggu sistem pemerintahan.

Tjahjo meyakini sejumlah gubernur dan wakil gubernur itu adalah tokoh-tokoh yang sudah punya pengalaman dan integritas, dan juga yakin betul sejumlah kepala daerah itu sudah paham daerah-daerah rawa korupsi.

Victor - JosefGubernur Nusa Tenggara Timur Victor Bungtilu Laiskodat (kiri) bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018). Presiden melantik sembilan gubernur dan wakil gubernur hasil Pilkada serentak 2018, yaitu Papua, NTT, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bali, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Harapan Masyarakat

Kehadiran Gubernur NTT yang baru tentu memberikan harapan yang baru juga bagi masyarakat di NTT. Mulai dari harapan memperbaiki masalah perdagangan orang, kemudian juga masalah sinkronisasi dalam pemerintahan.

Ketua Apindo NTT Fredy Ongkosaputra, misalnya, berharap Gubernur NTT, Viktor Laiskodat membawa perubahan dalam hal sinkronisasi program kerja dengan bupati serta wali kota di NTT.

Gubernur baru juga harus segera menetapkan tata ruang wilayah sehingga masing-masing daerah sudah mengetahui di mana ruang untuk pertanian, peternakan dan lainnya.

Selain itu Gubernur yang baru juga harus mempunyai kebijakan sendiri, serta mampu mengambil keputusan dan harus berani. Sebab ketegasan seorang pemimpin, lanjutnya, mampu membawa daerahnya untuk berkembang lebih baik lagi.

"Satu hal yang perlu diperhatikan lagi adalah masalah lahan. Lahan selalu menjadi masalah dalam hal investasi. Oleh karena itu diperlukan kerja keras dari Gubernur yang baru soal hal ini. Jangan sampai kita menyebut diri kita provinsi ternak, tapi lahannya tidak ada. Provinsi garam, tapi lahannya tidak ada," tuturnya.

Sementara seorang warga yang berasal dari Desa Oebelo diwawancarai saat Pemilihan Gubernur NTT, Anton Seba mengharapkan NTT mempunyai gubernur yang merakyat jika terpilih nanti.

"Gubernur yang mampu menyampaikan berbagai keluh kesah masyarakat dan berani mengambil keputusan jika ada masalah di daerah," tuturnya.

Sementara itu Plt gubernur NTT Robert Simbolon mengaku bahwa kedua pemimpin itu lebih cepat bekerja lebih baik.

"Jangan menunggu lama lagi. Mereka mempunyai visi dan misi yang dapat membangun NTT dalam lima tahun kedepan," tuturnya.

Banyak Pekerjaan

Bagi Viktor B Laiskodat, banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun NTT selama lima tahun kedepan.

Masalah perdagangan orang menjadi salah satu dari sekian banyak masalah yang harus dihadapi dirinya dan pasangannya.

Banyak orang NTT mengharapkan agar kasus perdagangan orang atau human trafficking bisa dihentikan mengingat provinsi berbasis kepulauan itu kini rawan akan perdagangan manusia dengan embel-embel perekrutan tenaga kerja.

Disamping perdagangan orang, masalah pertambangan juga menjadi perhatian dari dia dan pasangannya, sebab menurutnya banyak lahan tambang yang tak diduga tak sesuai izin.

"Di sana (NTT) human trafficking harus stop, terus tambang seluruhnya moratorium dan kami akan menggerakkan lahan pertanian yang kuat di NTT," katanya.

Kalau perlu lahan pertambangan yang tak sesuai dengan aturan akan langsung ditutup, karena semakin banyak pertambangan dapat mengganggu keindahan alam di wilayah NTT yang dikenal dengan wisata alam, budaya serta wisata hewan purba Komodo itu.

Tak hanya itu, dalam 100 hari kerja kedepan ia akan berusaha mengoptimalkan produksi hasil pertanian dan peternakan di provinsi berbasis kepulauan itu, sebab dua sektor itu juga menjadi komoditas unggulan masyarakat di NTT.

Untuk mengoptimalkan hal tersebut, di sektor pertanian, karena wilayah NTT adalah wilayah kering maka dia berniat untuk melakukan multikultural mengikuti program pemerintah pusat, yakni padi, kedelai dan jagung.

Iapun berharap masyarakat NTT dapat membantu dirinya dan pasangannya dalam mewujudkan semua program yang direncanakanya sesuai dengan visi misi yang sudah dipaparkan sejak awal ketika hendak menjadi Gubernur NTT. []

Berita terkait
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"