Jakarta – Virus Covid-19 kini kembali menyerang warga dunia dengan varian terbarunya, yaitu Omicron. Setelah dikabarkan penurunan angka covid-19 di dunia termasuk Indonesia dan hilangnya varian Covid-19 delta, kini terdapat varian baru.
Virus Covid-19 telah menyerang dunia selama kurang lebih dua tahun dan hingga kini masih belum ada yang bisa menghentikan virus ini. Telah dilakukan berbagai cara setiap ahli kesehatan dunia untuk mengendalikan penyebaran virus ini.
Para ahli telah mengamati peningkatan yang signifikan dalam rawat inap selama satu atau dua minggu ke depan. Negara-negara bergegas untuk menanggapi versi virus baru yang sangat bermutasi.
- Baca Juga: 13 Wisatawan dari Afrika Selatan di Belanda Positif Varian Omicron
- Baca Juga: Pemerintah Perketat Pintu Masuk Negara Cegah Varian Omicron
Dalam ketergesaan untuk memahami ancaman yang ditimbulkan oleh varian Omicron, versi baru virus corona yang mengkhawatirkan, beberapa ahli berharap dengan tanda-tanda awal bahwa itu hanya dapat menyebabkan penyakit ringan tanpa beberapa gejala khas Covid.
Saat ini, varian tersebut telah terlihat di setidaknya 12 negara. Banyak lainnya yang memantau kasus dengan cermat. Omicron memiliki lusinan mutasi baru, termasuk banyak yang memungkinkan virus lebih menular dan menghindari pertahanan kekebalan.
Ini pertama kali dilaporkan ke World Health Organization (WHO) dari Afrika Selatan pada 24 November 2021, dan juga telah diidentifikasikan di Botswana, Belgia, Hongkong, dan Israel. Sejumlah negara di seluruh dunia kini telah memutuskan untuk melarang pembatasan berpergian ke dan dari Afrika Selatan.
Para penasihat merekomendasikan WHO untuk menetapkan varian tersebut sebagai kekhawatiran referensi sejumlah besar varian mutasi kemungkinan peningkatan risiko infeksi ulang dan bukti lainnya.
WHO meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya pencarian dan pengurutan mereka untuk lebih memahami varian virus corona. Lebih dari 100 kasus telah ditemukan di Afrika Selatan, di mana varian jenis Omicron ini secara bertahap mengambil alih.
- Baca Juga: Peringatan WHO Tentang Ancaman Covid-19 Varian Omicron
- Baca Juga: Surat Edaran Protokol Perjalanan Internasional Terkait Covid-19
Menurut pakar kesehatan Afrika Selatan, varietas ‘B.1.1.529’ memiliki lebih banyak mutasi daripada yang diperkirakan para ilmuwan, terutama setelah gelombang ketiga yang sangat parah dipicu oleh varian Delta.
Beberapa orang yang terinfeksi virus corona bentuk Omicron tidak menunjukkan gejala. Kabar baiknya, diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini, menurut WHO, bisa mendeteksi varian ini, yang bisa membantu untuk mengetahui tentang infeksi sampai batas tertentu.
(Syva Tri Ananda)