Bantul - Sundari warga Botokenceng, Desa Wirokerten, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mengeluh. Sejak lima bulan lalu bayinya yang berumur sepuluh bulan belum mendapatkan vaksin polio.
Penyebabnya tidak lain, vaksin untuk melindungi tubuh dari gangguan poliomyelitis itu di Puskesmas yang ada di Bantul kosong. Kapan stok vaksin tersedia belum ada kepastian.
Sundari mengaku sejak bayinya umur lima bulan, selalu rutin sebulan sekali ke Puskesmas terdekat menanyakan vaksin polio. Namun jawabannya selalu sama, nihil. "Setiap bulan itu saya selalu ke Puskesmas, tapi selalu dijawab; sementara ini masih kosong," kata Sundari ketika dihubungi pada Kamis, 12 Februari 2020.
Sebagai ibu, ada rasa kasihan kepada buah hatinya. Rasa kasihan itu semakin menjadi dengan kesehatan bayinya yang sering mengalami gejala sakit ringan akibat terlambat vaksin.
"Harusnya ini sudah kan, sudah imunisasi campak tapi sampai saat ini belum, bahkan saya sudah sering ke dua Puskesmas, Puskesmas Banguntapan I dan II," ungkapnya.
Dia mengakui sebenarnya di rumah sakit swasta menyediakan vaksin polio, namun harus membayar sebesar Rp 100-200 ribu. Dia mengaku keberatan dengan harga sebesar itu. "Untuk warga biasa seperti saya harga segitu sangat mahal, mending saya nunggu yang gratis dari pemerintah," ujar Sundari.
Dia berharap pemerintah lebih memperhatikan lagi dan peduli terhadap warga miskin yang tidak mampu membayar vaksin polio di rumah sakit swasta.
Untuk warga biasa seperti saya harga segitu sangat mahal, mending saya nunggu yang gratis dari pemerintah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul Agus Budi Raharja mengakui sejak akhir tahun kemarin sudah kehabisan stok vaksin untuk balita di Bantul. Kehabisan stok vaksin tidak hanya terjadi di Bantul. "Ini ada penyebabnya dan ini tidak hanya terjadi di Bantul saja. Di daerah lain juga mengalami hal yang sama," kata Agus.
Menurut dia kekosongan vaksin ini dipicu oleh gagalnya proses pengadaan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Hal ini berdampak tidak ada droping vaksin ke daerah.
Dinkes Bantul tidak hanya diam. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Bantul untuk melakukan pengadaan vaksin secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang ada di Bantul.
"Kita sudah mengajukan dana sebesar Rp 58 juta untuk pengadaan itu. Karena ini sifanya darurat maka akan segera kami lakukan demi kesehatan bayi di Bantul," ujar Agus. []
Baca Juga:
Lihat Foto: