Urusan Banjir, Khofifah Keluhkan Pembebasan Lahan

Penanganan banjir di beberapa wilayah Jatim masih terbentur pembebasan lahan milik masyarakat.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Senin 6 Mei 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Penanganan banjir di beberapa wilayah Jawa Timur (Jatim) masih terbentur sejumlah kendala. Selain kondisi sungai mengalami sedimentasi, juga soal pembebasan lahan milik masyarakat.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut hal itu saat meninjau lokasi banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Senin 6 Mei 2019.

Khofifah menyebut, penanganan banjir harus dilihat hulu hilirnya. Salah satu upaya adalah melakukan revitalisasi Sungai Bengawan Solo dan Sungai Berantas.

"Beberapa titik sungai ada yang mengalami sedimentasi, sehingga harus dinormalisasi. Selain itu, juga ada yang disebabkan pintu tanggul tak cukup menampung air,” ungkap Khofifah.

Khofifah mengaku selama ini problemnya adalah pembebasan lahan. Sebagai misal penanganan banjir di Gresik. Terungkap saat gubernur bertemu dengan Bupati dan Wakil Bupati Gresik, Minggu 5 Mei 2019. Padahal pembebasan lahan siap dilaksanakan, karena dana tersedia.

“Tadi saya juga sudah telepon ke Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) butuh pemahaman ke grass root, karena lahan yang dibutuhkan untuk pembuatan tanggul cukup panjang yakni sekitar 7,1 Km. Baik lahan posisinya di pinggir maupun dalam tanggul, butuh proses pemahaman ke masyarakat bahwa upaya tersebut adalah penyelesaian hulu dari dampak banjir yang terjadi di daerahnya," tukasnya.

Dia menyebutkan, jika sudah selesai komunikasi dengan masyarakat, pembebasan lahan bisa dilakukan tahun anggaran 2019. Khofifah mengingatkan, untuk pencegahan banjir ada banyak hal yang harus diurai. Salah satunya titik sudetan-sudetan harus dibuat mengalir ke laut.

Misalnya di Bojonegoro, Sungai Welang Pasuruan, Sungai Kemuning Sampang. Seluruh pembebasan lahan menjadi wewenang kabupaten kota. Sementara anggaran bisa disiapkan dari APBN.

"Memang perlu kanal, sudetan plangwot harus diurai, karena sedimentasi dan terjadi banyak pendangkalan sungai sehingga mempengaruhi daya tampung air ke sungai," terangnya.

Gubernur mencontohkan sungai yang mengalami pendangkalan adalah Kali Lamong, yang daya tampung air hanya 250 meter kubik per detik. Ketika terjadi hujan dengan intesitas tinggi, air naik 700 meter kubik per detik. Dengan begitu, ada 450 meter kubik per detik yang meluap. Maka Pemprov Jatim berharap dibuatkan tanggul yang dapat menampung 1000 meter kubik per detik. []

Baca juga


Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi