Uni Eropa Kembali Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Iran

"Kami menargetkan mereka yang bertanggung jawab atas penindasan secara terus-menerus terhadap pengunjuk rasa," ujar Josep Borrell
Aksi protes di Jerman mengecam eksekusi hukuman mati atas pengunjuk rasa Mohsen Shekari di Iran. (Foto: dw.com/id - Omer Messinger/Getty Images)

TAGAR.id, Brussels, Belgia - Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) sepakati sanksi lebih lanjut terhadap Teheran terkait tindakan brutal terhadap para pengkritik rezim. Sedikitnya dua pemrotes telah dieksekusi mati oleh rezim di Iran.

Para menteri luar negeri Uni Eropa pada Senin, 12 Desember 2022, sepakat memberlakukan serangkaian sanksi baru terhadap individu dan organisasi di Iran yang dituduh melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia.

"Kami menargetkan mereka yang bertanggung jawab atas penindasan secara terus-menerus terhadap pengunjuk rasa," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.

Politik terbaru dari Uni Eropa itu langsung menohok pejabat tinggi keamanan Iran dan seorang ulama garis keras. Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), direkturnya dan seorang pembawa berita menjadi sasaran sanksi baru karena menayangkan pengakuan paksa terhadap tahanan.

Majidreza Rahnavard dan Mohsen ShekariMajidreza Rahnavard (kiri) dan Mohsen Shekari, dua warga Iran yang dieksekusi terkait aksi protes atas kematian Mahsa Amini. (Foto: Dok/voaindonesia.com/VOA)

Uni Eropa Tanggapi Eksekusi pemrotes di Iran

Rangkaian sanksi baru terhadap Iran diumumkan, saat Teheran mengeksekusi pengunjuk rasa kedua, Majidreza Rahnavard, pada Senin, 12 Desember 2022.

Gelombang aksi protes di seluruh Iran dipicu kematian seorang wanita etnis Kurdi Iran, Jina Mahsa Amini pada September silam, saat ia berada dalam tahanan polisi. Wanita berusia 22 tahun itu ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami yang mengharuskan wanita mengenakan jilbab.

Pemerintah Barat sebelumnya juga telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran terkait penindasan dengan kekerasan secara brutal terhadap aksi protes tersebut. Uni Eropa terutama menargetkan "lingkaran dalam" Garda Revolusi yang secara faktual adalah pemegang kekuasaan di negara itu.

Inggris dan Kanada telah mengumumkan sanksi terhadap rezim di Teheran sebagai tanggapan langsung atas pemberlakuan hukuman mati terhadap pengunjuk rasa.

unjuk rasa di iranMotor milik anggota polisi tampak terbakar di tengah aksi protes antipemerintah di Teheran, Iran, pada 19 September 2022. [Foto: voaindonesia.com/WANA (West Asia News Agency) via Reuters]

Belum ada kesepakatan sanksi baru terhadap Rusia

Uni Eropa juga memasukkan delapan pembuat drone dan komandan angkatan udara Iran ke dalam daftar hitam, sebagai tanggapan atas pasokan drone dari Iran ke Rusia.

Para Menteri Uni Eropa dalam sebuah pernyataan menyatakan; "Senjata-senjata yang disuplai oleh Iran digunakan tanpa pandang bulu oleh Rusia, menyasar penduduk sipil Ukraina dan infrastruktur yang menyebabkan kehancuran yang mengerikan dan penderitaan manusia."

Para menteri luar negeri Uni Eropa juga akan membahas paket sanksi kesembilan terhadap Moskow, yang akan menempatkan 200 individu dan entitas tambahan ke dalam daftar sanksi. Target tersebut disebutkan meliputi sejumlah menteri di pemerintahan, anggota parlemen, gubernur dan partai politik.

Tetapi para menlu Uni Eropa menunda adopsi paket tindakan baru terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina hingga akhir pekan ini.

Rangkaian sanksi berturut-turut terhadap Rusia telah menargetkan sektor perdagangan serta individu dan entitas yang terkait dengan invasi, kejahatan perang, dan upaya aneksasi wilayah Ukraina.

Para menteri luar negeri Uni Eropa, dalam pertemuan di Brussel itu juga setuju untuk menambah dana pembelian senjata senilai 2 miliar euro (sekitar Rp 32,9 triliun) untuk Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.

Para diplomat Uni Eropa pada Oktober 2022 lalu telah menyepakati sanksi terhadap Iran, sebagai tanggapan atas serangan menggunakan drone maut yang diyakini dipasok dari Teheran, yang dilancarkan oleh militer Rusia terhadap sasaran di Ukraina. [yas/as (AFP, AP, dpa, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
PBB Sebut Eksekusi Terhadap Pemrotes di Iran Sangat Meresahkan
Protes yang dimulai pada September 2022 itu terjadi setelah kematian seorang wanita muda, Mahsa Amini, 22 tahun
0
Uni Eropa Kembali Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Iran
"Kami menargetkan mereka yang bertanggung jawab atas penindasan secara terus-menerus terhadap pengunjuk rasa," ujar Josep Borrell