Ujian Nasional Dihapus Langkah Mundur Nadiem Makarim

Kepada yang terhormat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim di Jakarta. Anda jangan pernah berpikir menghapus ujian nasional.
Mendikbud Nadiem Makarim bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Kepada yang terhormat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim di Jakarta.

Saya tadi malam lihat acara di Metro TV, Pak Mendikbud RI bicara bahwa ada wacana penghapusan Ujian Nasional (UN).

UN adalah salah satu cara menakar dan mengukur kualitas anak didik dan sekolah di lingkup nasional. Ini sangat penting. Sehingga negara punya pijakan rasional untuk progress ke depan: pengembangan kurikulum, pembinaan karier guru, dan pembangunan fasilitas pendidikan, dan lain-lain.

Di negara-negara maju, UN juga ada dan itu mutlak harus ditempuh anak didik.

Harus diakui pelaksanaan UN selama ini memang belum maksimal, dan masih banyak hal-hal teknis yang harus dibenahi. Namun bukan berarti UN dihapus.

Berhentilah berwacana, do something for real. Berhentilah membuat kegaduhan politik yang sifatnya kontraproduktif. Lakukan sesuatu untuk perbaikan sistem pendidikan nasional yang sudah terlanjur bobrok.

Pak Nadiem, jangan pernah berpikir menghapus UN.

Sejak umur 23 tahun, saya sudah tinggalkan Indonesia dan selama hampir 17 tahun saya tinggal di Jerman, Austria, Sweden, dan Perancis. Saya paham betul sistem pendidikan negara-negara maju. Namun tidak ada keinginan sedikit pun di benak saya, serta-merta meniru sistem pendidikan mereka. 

Kita punya budaya sendiri dan tidak perlu mengembangkan mental menjiplak. Saya bukan tipe orang mudah nggumun atau tergopoh-gopoh kagum pada sesuatu hal yang baru dilihat. Think things over and then do something, enggak perlu nggumun.

Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, telah mengusulkan konsep pendidikan yang modern yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. 

Pak Nadiem, kalau Anda paham konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara itu, Anda bisa jadikan sebagai roh pendidikan nasional, sangat sesuai dengan perkembangan usia anak didik dan pancainderanya. Mengapa harus menjiplak sistem pendidikan negara lain? I do not see the point!

Menjelang Piplres 2014, saya ketemu Pak Jokowi saat wira-wiri ke Taman Siswa Ibu Pawiyatan, Yogyakarta. Saya kira Pak Jokowi pada kala itu berencana mengadaptasi konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara untuk pendidikan nasional. Ternyata tidak sama sekali. Saya salah menduga.

Saya usulkan, pelaksanaan UN di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK tetap dilaksanakan dan dikelola oleh direktorat tersendiri di bawah Dirjend UN sifatnya independen walau di bawah Kemendikbud.

Pak Nadiem, jangan pernah berpikir menghapus UN, karena itu sama artinya Anda mencabik-cabik anak-anak Indonesia.

Pak Nadiem, radikalisme agama di sekolah dan kampus sangat berbahaya bagi tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI. Saya tidak melihat sama sekali penanganan radikalisme agama di sekolah dan kampus pada gebrakan-gebrakan Anda. Menggebrak bolah-boleh saja, tetapi jangan sampai Anda sendiri yang terpental.

Mohon maaf jika ada kalimat saya yang tidak berkenan. Saya hanya tidak ingin anak-anak Indonesia menjadi kelinci percobaan dari suatu konsep yang belum teruji dan tidak membumi di atas budaya bangsanya sendiri.

*Akademisi Universitas Gadjah Mada

Berita terkait
Pemerintah Didorong untuk Evaluasi Ujian Nasional
Ujian Nasional (UN) jadi momok bagi siswa sekolah sehingga perlu dievaluasi, sebagai instrumen kelulusan UN tidak jadi patokan perguruan tinggi
Nur Oktaviana, Pengalaman Hari Pertama UNBK Ujian Nasional Berbasis Komputer
Ini pengalaman Nur Oktaviana dan Nur Maulidia pada hari pertama UNBK Ujian Nasional Berbasis Komputer.
Infografis: Sandiaga Uno Mau Hapus Ujian Nasional, Apa Tujuannya?
Sandiaga Uno janji kalau menang Pilpres akan menghapus ujian nasional. Apa tujuannya?