UI: Pertama Kali di Indonesia Pelaku Bom Bunuh Diri Adalah Perempuan dan Anak

UI: pertama kali di Indonesia pelaku bom bunuh diri adalah perempuan dan anak. Sebelumnya dalam konteks Indonesia tidak ditemukan pelaku bom bunuh diri yang melibatkan satu keluarga, ayah, ibu dan anak.
Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) mengadakan kegiatan Focus Group Discussion dengan tema 'Pelibatan Perempuan dan Anak dalam Aksi Terorisme' di Gedung SKSG Kampus UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (30/5). (Foto: Tagar/Gilang)

Jakarta, (Tagar 30/5/2018) - Dalam rangka memetakan masalah dan strategi penanganan terkait dengan perkembangan keterlibatan perempuan dalam terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) mengadakan kegiatan Focus Group Discussion dengan tema 'Pelibatan Perempuan dan Anak dalam Aksi Terorisme' di Gedung SKSG UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (30/5).

Diskusi kelompok ini menyusul aksi terorisme beberapa waktu lalu yang para pelaku terornya melibatkan perempuan dan anak.

"Pertama kalinya di Indonesia pelaku bom bunuh diri adalah perempuan dan melibatkan anak. Beberapa analis terorisme berusaha memahami fenomena baru ini. Sebelumnya dalam konteks Indonesia tidak ditemukan pelaku bom bunuh diri yang melibatkan satu keluarga, ayah, ibu dan anak," ujar Ketua Pusat Kajian Ilmu Kepolisian dan Terorisme UI, Benny Mamoto di Gedung SKSG Kampus UI Salemba, Rabu (30/5).

"Era sebelumnya, keterlibatan pelaku sebatas pada saudara kandung seperti kasus Ali lmron bersaudara dalam kasus bom Bali dan keterlibatan perempuan hanyalah sebatas penyokong dari aksi teror. Karenanya referensi tentang keterlibatan perempuan dan anak sebagai pelaku utama dalam kasus terorisme di Indonesia masih amat kurang," sambungnya.

Dengan begitu, Benny mengharapkan diskusi ini dapat menjadi forum ilmiah yang dapat memberikan pemahaman yang baik terhadap isu yang berkembang. Kemudian juga memberikan masukan pada pemerintah dalam memahami fenomena 'Pelibatan Perempuan dan Anak dalam Aksi Terorisme' di Indonesia.

Kegiatan diskusi sendiri menghadirkan tiga narasumber, diantaranya Dr. lklilah Muzayyanah selaku Kajian Gender SKSG Ul, Dr Reni Kusumowardhani dari Kajian Psikologi, dan Prof Dr Asap Usman Ismail, guru besar UIN Syarif Hidayatullah. (ard)

Berita terkait