UGM Ciptakan GeNose, Alat Pendeteksi Virus Corona

UGM ciptakan alat pendeteksi virus corona dengan cara menganalisa embusan nafas. Hanya dalam hitungan menit terlihat hasilnya.
Petugas yang mengenakan kostum berbentuk virus corona membawa poster saat sosialisasi penggunaan masker di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis, 3 September 2020. Ditlantas Polda Metro Jaya mengajak pengendara agar disiplin mengenakan masker dan menerapkan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Jakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan teknologi pendektsi Covid-19. Alat yang diberi nama GeNose itu sudah diserahkan kepada Kementerian Riset dan Teknologi pada Kamis, 24 Sepetmber lalu.

GeNose disebut telah melewati uji coba dengan 600 sampel data di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro, Yogyakarta.

Dari laman kampus di Yogyakarta itu, ugm.ac.id, diterangkan, sistem kerja alat ini menggunakan embusan nafas –itu sebabnya disebut GeNose. Alat ini memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu singkat. Tidak kurang dari dua menit hasil tes sudah dapat diketahui, positif atau negatif.

Menurut salah satu penemunya, Kuwat Triyono sebelumnya alat ini butuh waktu tiga menit, tapi saat uji di BIN, menjadi lebih cepat, turun 80 detik.

Peneliti GeNose lain, Dian Kesumapramudya Nurputra, menerangkang GeNose bekerja dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas melalui embusan nafas ke dalam kantong khusus. Kemudian diidentifikasi melalui sensor yang datanya lalu diolah dengan instrumen bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).

GeNose disebut telah melewati uji coba dengan 600 sampel data di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro, Yogyakarta.

Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro, mengapreasi alat deteksi Covid-19 buatan UGM. Bambang menyatakan akan mendukung uji klinis berikutnya alat ini.

Covid-19 di Indonesia sendiri belum reda. Sampai kini tercatat ada 250 ribu kasus lebih dari 9.000-an orang meninggal karena virus ini. Karena itu kehadiran alat ini dinilai sangat penting. []

Berita terkait
Penjelasan UGM soal Mutasi SARS-CoV-2 Menjadi D146G
Mutasi virus SARS-CoV-2 menjadi D146G tidak begitu berpengaruh terhadap keparahan penyakit orang yang terpapar virus corona. Begini penjelasannya.
UGM Berduka: Proses Hukum Pelaku Mutilasi Rinaldi Harley
UGM membenarkan korban mutilasi Kalibata, Rinaldi Harley Wismanu, adalah alumninya. Kampus minta 2 pelaku mutilasi diganjar sesuai hukum yang ada.
Pakar UGM Bantah Pakai Masker Bikin Kurang Oksigen
Beredar viral pakai masker bikin keracunan gas buang dan kurang oksigen. Pakar UGM Yogyakarta menyebut kabar itu tak benar. Berikut penjelasannya.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.