Turki Hadiri Pertemuan PBB Bahas Jerusalem

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu berkunjung ke New York untuk menghadiri pertemuan PBB untuk membahas pengakuan AS terhadap Yerusalem ibu kota Israel.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan berkunjung ke New York pada Kamis untuk menghadiri sesi khusus Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa guna membahas keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.(Foto:Ist)

Ankara, (Tagar 21/12/2017) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan berkunjung ke New York pada Kamis untuk menghadiri sesi khusus Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa guna membahas keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Hal itu disampaikan oleh sejumlah sumber dari kementerian luar negeri pada Rabu.

Mereka mengatakan kepada Reuters bahwa menteri tersebut akan pergi ke Amerika Serikat setelah bertemu dengan timpalannya dari Iran dan Azerbaijan di Baku, Rabu. Seorang pejabat mengatakan bahwa dia akan melakukan perjalanan melalui Istanbul dan didampingi oleh Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.

Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa Bangsa Riyad Mansour telah mengatakan bahwa Majelis Umum akan memberikan suara pada rancangan resolusi yang menyeru agar keputusan Amerika Serikat itu dibatalkan.

Rancangan tersebut diveto oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa yang beranggotakan 15 negara pada Senin (18/12).

Presiden Donald Trump tiba-tiba membalikkan kebijakan Amerika Serikat yang telah berlangsung puluhan tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Keputusan itu memicu kemarahan dari Palestina dan dunia Arab serta keprihatinan di kalangan sekutu Barat Washington.

Presiden Turki Tayyip Erdogan telah mengkritik tajam langkah Trump, dan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin Muslim pekan lalu. Pertemuan itu menyerukan agar Yerusalem Timur diakui sebagai ibu kota dari Palestina.

Sementara itu, Amerika Serikat makin terkucil setelah Presiden Donald Trump memutuskan menolak seruan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang meminta keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel ditarik, meskipun 14 anggota lain mendukung seruan tersebut.

Pada Senin (18/12), Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Inggris Theresa May membahas pemblokiran resolusi itu melalui telepon, dan sepakat bahwa ketegangan baru yang dapat membahayakan proses perdamaian di wilayah tersebut harus dihindari, kata sumber di kantor Erdogan.

Yerusalem, yang disucikan orang Yahudi, Kristen dan Muslim, adalah rumah bagi tempat tersuci ketiga di Islam dan menjadi jantung konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade. Israel merebut Yerusalem Timur Arab pada 1967 dan kemudian mencaploknya dalam tindakan yang tidak diakui secara internasional.

Setelah veto Amerika Serikat pada resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa, juru bicara Erdogan mengatakan bahwa pembatalan keputusan Trump akan diupayakan di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa.(ant/wwn)

Berita terkait