Jakarta - Turing menggunakan sepeda motor memang menjadi hal yang menyenangkan jika dilakukan dengan prosedur yang benar. Selain terbebas dari macet, turing menggunakan motor juga bisa dijadikan sarana penyalur hobi bagi pecinta kendaraan roda dua ini.
Namun, seringkali para pengendara memilih waktu yang kurang tepat untuk melakukan perjalanan. Hal ini tentunya bisa menimbulkan banyak risiko.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu memberikan rekomendasi waktu turing yang ideal. Menurutnya, sebaiknya turing tidak dilakukan saat malam hari.
Banyak kerugian kalau melakukan turing saat malam hari
“Turing tidak direkomendasi berkendara hingga malam hari atau melakukannya pada malam hari," kata Jusri.
Ia mengatakan kondisi pencahayaan yang minim akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Selain itu, kurangnya informasi rute yang akan dilalui ketika malam hari juga berisiko tinggi pada kecelakaan.
Menurutnya, kondisi biologis tubuh manusia sudah diciptakan untuk beristirahat saat malam hari. Tidak untuk berkegiatan berat.
"Banyak kerugian kalau melakukan turing saat malam hari," katanya.
Idealnya, turing sebaiknya dilakukan dengan batas waktu sebelum matahari tenggelam. Ini untuk memaksimalkan penglihatan dengan kondisi pencahayaan matahari yang optimal.
"Dianjurkan ya maksimal hingga pukul empat atau lima sore. Melewati jam itu gunakan untuk waktu istirahat," kata Jusri.
Selain itu, ia menyarankan sisa waktu saat sore tersebut dipergunakan untuk singgah dan menikmati pemandangan di kota-kota yang memang dilewati.
"Ada baiknya untuk singgah dulu. Nikmati perjalanan. Perjalanan jadi menyenangkan tentunya," ujarnya.
Demi menjaga kebugaran tubuh saat turing, Jusri menganjurkan untuk membatasi waktu berkendara dan tidak memaksakan diri. Menurutnya, waktu mengendarai motor perlu dibatasi maksimal hanya lima jam, setelah itu diselingi istirahat.
Baca juga:
