Tumbang, Tiang Listrik di Mamasa Melintang di Tengah Jalan

Akses tiga desa di Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat tersendat akibat dua tiang listrik tumbang di tengah jalan.
Tiang listrik tumbang dan melintang di tengah jalan di Mamasa Sulbar, Rabu 11 November 2020. (Foto: Tagar/Eka Musriang)

Mamasa - Dua tiang listrik PLN di Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), tumbang melintang di tengah jalan, membuat akses ke tiga Desa di Kecamatan Malangka (Bumal), Mamasa Sulbar, terputus.

"Tiang listrik tersebut tumbang setelah hujan deras selama kurang lebih tiga jam tadi malam," kata salah satu warga Bumal, Helbin, Rabu 11 November 2020.

Akses ke Desa Bumal, Desa Ranteberang, serta Desa Kebanga, terputus.

Helbin mengungkapkan, tiang listrik PLN yang tumbang tersebut tepat di perbatasan Desa Salurindu dengan Desa Bumal, Kecamatan Bumal, Mamasa Sulbar.

"Akses ke Desa Bumal, Desa Ranteberang, serta Desa Kebanga, terputus," katanya.

Dia juga mengungkapkan bahwa tiang listrik PLN yang tumbang tersebut memang ditancapkan pada sawah milik warga.

"Memang angin tidak kencang, tetapi tanahnya yang tidak kuat," kata Helbin, seraya menambahkan hujan deras mulai menerpa sekira pukul 22.00 WITA hingga pukul 00.00 WITA tadi malam.

"Sepeda motor harus digotong jika melewati jalan menuju tiga desa di Bumal Mamasa," katanya.

Diketahui, hingga pukul 08.00 WITA tadi pagi, tiang listrik PLN yang tumbang masih terlihat melintang di jalan. []

Berita terkait
Keluarga Bantah Uang Kuliah Penyebab Mahasiswi di Mamuju Kabur
Keluarga membantah jika uang kuliah penyebab mahasiswi asal Mamuju sulawesi Barat kabur dari rumah
Ini Penyebab Hilangnya Mahasiswi di Mamuju Sulawesi Barat
Keluarga menduga, persoalan uang kuliah yang tertungak yang menyebabkan mahasiswi di Mamuju pergi dari rumahnya.
Mahasiswi Mamuju Tinggalkan Sepucuk Surat Sebelum Menghilang
Sebelum menghilang, mahasiswi asal Bonehau, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) tinggalkan sepucuk surat. Ini isinya.
0
Kejaksaan Agung dan Kementerian BUMN Bersihkan PT Garuda Indonesia
Hasil audit menyebutkan negara mengalami kerugian hingga Rp 8,8 triliun akibat pengadaan pesawat pada kurun waktu 2011-2021