Tujuh Potensi Kesalahan Jokowi dan Prabowo dalam Debat Kedua

Ini tujuh potensi kesalahan Jokowi dan Prabowo dalam debat capres kedua, Minggu malam 17 Februari 2019.
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres nomor urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. (Foto: Antara/Setneg-Agus Suparto)

Jakarta, (Tagar 17/2/2019) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menyatakan bukan hanya Prabowo yang berpotensi melakukan kesalahan dalam debat capres kedua malam ini. Ia menyebutkan Jokowi juga berpotensi melakukan kesalahan dalam debat nanti. 

Wasisto menguraikan tujuh potensi kesalahan yang bisa terjadi pada calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Berikut ini selengkapnya disampaikan Wasisto kepada Tagar News, Minggu sore (17/2):

Potensi pertama: petahana cenderung defensif sekaligus ekspresif dengan mengatakan bahwa kedaulatan energi perlahan bangkit dengan akusisi 51 persen saham Freeport dan akusisi ladang minyak lepas pantai oleh Pertamina, sementara penantang akan cenderung ofensif dengan mengatakan bahwa kedaulatan energi melalui Freeport belum bisa dikatakan sepenuhnya berhasil. Di sini mungkin akan kita lihat tarik ulur soal statistik dan angka ditambah jargon-jargon nasionalisme.

Potensi kedua: Penantang berupaya melakukan terobosan dengan mengupayakan kebijakan energi terbarukan namun belum ada langkah-langkah teknisnya. Sementara petahana sekali lagi memaparkan capaian kinerja namun mungkin agak sedikit kesulitan membahasakan bahasa teknis ke bahasa debat.

Potensi ketiga: Penantang cenderung ofensif kepada pemerintah soal penguasaan hajat bumi, air, angkasa belum sepenuhnya milik Indonesia. Namun petahana mungkin sedikit berkelit soal perlunya efisiensi anggaran dan sebagainya.

Potensi keempat : Soal Infrastuktur, petahana kemungkinan membangga-banggakan capaian kinerjanya, namun mungkin akan mengalami halangan soal utang yang menumpuk, kualitas yang belum bagus, dan tarif yang mahal. Itu bisa jadi sasaran empuk penantang. Selain itu penantang akan berupaya menjargonkan pembangunan tanpa utang, namun belum tahu skemanya. Konsep abstrak ini bisa jadi sasaran empuk petahana.

Potensi kelima: Penantang akan mendapatkan peluru soal konversi lahan besar-besaran untuk infrastruktur ternyata tidak berpihak ke rakyat kecil. Sementara petahana akan berkelit dengan menjabarkan proses administratif dan prosedural yang itu tidak esensial.

Potensi keenam: baik petahana maupun penantang mungkin agak abai soal lingkungan hidup dan sustainibilitas lingkungan soal perubahan iklim dan pemanasan global.

Potensi ketujuh: Penantang sekali berupaya melemparkan slogan jargonistik soal swasembada pangan karena berdasar pengalaman memimpin HKTI. Petahana sekali menampilkan data statistik namun itu hanya memperlihatkan gambaran makro soal kedaulatan pangan dan bukan hal mikro. [] 

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.