Yogyakarta - Kapolresta Yogyakarta Komisaris Besar Polisi Armaini pindah tugas ke Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia. Armaini mendapat tugas baru sebagai Penyidik Tindak Pidana Madya tingkat II Bareskrim Polri. Pejabat baru menggantikan posisi Kapolresta Yogyaķarta yakni Komisaris Besar Polisi Sudjarwoko yang sebelumnya menjabat Diresnarkoba di Polda NTB.
Kombes Pol Armaini berpesan untuk tetap menjaga Yogyakarta lebih kondusif. Tugas-tugas Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) merupakan tugas pokok setiap kepala. Dia paham betul mengenai kenakalan remaja di Yogyakarta atau kerap disebut klitih. Sehingga polisi harus melindungi serta memelihara keamanan masyarakat.
"Siapa pun Kapolrestanya ada tugas abadi yang harus diemban. Menjaga keamanan dan ketertiban, memberi pelayanan kepada masyarakat dan penegakan hukum. Salah satunya dengan kegiatan rutin yang ditingkatkan atau KRYD," kata Armaini, Jumat, 5 Juni 2020.
Armaini juga mengenang perjalanan karirnya selama di kota gudeg ini. Dirinya bakal merindukan Yogyakarta. "Saya di Jogja sudah dua tahunan. Di sini menyenangkan dan bakalan ingin dikunjungi lagi. Saya bakalan rindu," ucapnya.
Siapa pun Kapolrestanya ada tugas abadi yang harus diemban.
Kombes Pol Sudjarwoko tidak mengira bisa berdinas di Yogyakarta. Namun begitu, Sudjarwoko memiliki aktivitas unik dan kenangan sebelum dipromosikan.
"Ada kebiasaan saya kalau olahraga. Itu saya senang sekali memutar lagu berjudul Yogyakarta ciptaan Katon Bagaskara (Kla Project). Jadi sampai sekarang musik itu yang selalu saya dengarkan ketika berolahraga," kata Sudjarwoko dalam sambutannya.
Mengemban tugas baru di Kota Yogyakarta, Sudjarwoko mengaku telah memetakan tindak kriminal. Dia menilai kasus penyalahgunaan narkoba di Yogyakarta tidak jauh berbeda dengan di NTB.
"Sebelumnya saya sudah memetakan penyalahgunaan narkoba di Yogyakarta saat saya menjabat Wadiresnarkoba Polda Bali. Ketika saya berpindah ke NTB saya melihat kasus narkoba di Yogyakarta ini kebanyakan user. Sementara dealer itu hampir tidak ada, karena mereka hanya melintas di Yogyakarta yang tujuannya ke kota lain," katanya.
Sudjarwoko mengaku tak bisa bekerja sendiri, oleh sebab itu seluruh petugas dan jajaran di Polresta Yogyakarta merupakan aset untuk menciptakan ketertiban masyarakat yang terjaga apalagi soal kenakalan remaja (Klitih).
"Saya sudah membaca dan dibekali sama pak Armaini tentang Jogja. Klitih yang sering kita sebut-sebut sebagai kenakalan remaja bukan lah budaya sini," ungkapnya.
Menurut dia, mereka berperilaku nakal karena kebanyakan nonton YouTube, TV, dan sebagainya. "Akhirnya budaya itu menjadi terkombinasi dan terciptalah hal-hal di Jogja. Nanti saya akan modifikasi sambil berjalan," ungkapnya. []
Baca Juga:
- Terduga Klitih Babak Belur Dikeroyok di Yogyakarta
- Polisi Sebut Penyerangan di Sleman Bukan Klitih
- Polres Kulon Progo Sita Miras Pemicu Klitih