Tri Mardoyo, Tokoh Inspiratif ASN Kota Yogyakarta

Tri Mardoyo, seorang ASN di Pemkot Yogyakarta diusulkan maju di ajang Anugerah ASN Inspiatif 2020. Lihat sosok dan kiprahnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardoyo menunjukkan sejumlah plakat penghargaan yang diterimanya berkas beberapa inovasi bidang kesehatan yang digagasnya. (Foto: Humas Pemkot Yogyakarta/Tagar)

Yogyakarta - Tri Mardoyo namanya. Dia adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan jabatan Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta. Oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Tri Mardoyo diusulkan maju dalam ajang Anugerah ASN Inspiratif 2020.

Anugerah ASN sendiri digelar Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Republik Indonesia dimana ajang ini terbuka bagi seluruh jajaran ASN yang memiliki rekam jejak jabatan, integritas, moralitas serta memiliki inovasi yang dirasakan oleh organisasi atau masyarakat.

"Begitu mendapat informasi Anugrah ASN 2020, pikiran saya langsung tertuju pada sosok Pak Tri Mardoyo. Kemudian kami koordinasikan di internal dinas serta Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) hingga akhirnya disetujui Bapak Wali kota," papar Analis Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Kantoro, Rabu, 16 September 2020.

Baca Juga:

Menurut Kantoro, Tri Mardoyo sesuai dengan kriteria dalam ajang Anugrah ASN untuk kategori ASN Inspiratif yang tahun ini mengambil tema ASN Berkinerja dan Berdampak Nyata. Salah satunya beragam gagasan yang menelurkan inovasi dan mendapatkan pengakuan dari pemerintah.

Integritas dan moralitasnya selama mengabdi sebagai ASN juga tidak perlu dipertanyakan kembali. "Dari kriteria-kriteria yang ada, Pak Tri memang layak untuk kami ajukan ke ajang Anugerah ASN 2020," tutur dia.

Tri Mardoyo sendiri menunjukkan kinerjanya sebagai ASN dengan berbagai inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat Yogyakarta, salah satunya menginisiasi layanan kegawatdaruratan Yogyakarta Emergency Service (YES) 118 yang kini dikenal dengan PSC 119 YES. Inovasi yang membutuhkan waktu persiapan selama dua tahun ini merupakan layanan kegawatdaruratan medis kepada masyarakat.

Dari kriteria-kriteria yang ada, Pak Tri memang layak untuk kami ajukan ke ajang Anugerah ASN 2020.

Dengan program ini, seluruh biaya yang dibutuhkan masyarakat akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Masyarakat juga dapat memperoleh layanan medis selama 24 jam. Bahkan layanan ini diberikan secara merata kepada masyarakat, tanpa melihat KTP maupun status warga negara.

Sosok Tri Mardoyo

Tri Mardoyo pun seperti flashback ke belakang, mengingat-ingat ketika pertama kali YES 118 muncul. Kala itu gagasan muncul tahun 2006 ketika ada bidan praktek yang kesulitan saat hendak evakuasi pasiennya ke rumah sakit. Pada saat itu pihak rumah sakit baru bisa mengirimkan ambulan dua jam setelah laporan masuk. Sehingga bidan tersebut terpaksa mengevakuasi mandiri dengan armada seadanya agar bisa segera ditangani secara medis.

Munculnya keluhan dari bidan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan membangun sistem layanan kegawatdaruratan. Akan tetapi hal itu juga bukan perkara mudah karena daerah lain di Indonesia belum ada yang menerapkan. Apalagi muncul banyak cibiran dari koleganya jika gagasan tersebut sulit diwujudkan.

"Dua tahun berselang, tepatnya tahun 2008, Alhamdulillah dipayungi perwal (Peraturan Walikota). Sejak saat itu menjadi rujukan dari berbagai daerah dan masuk Top 99 Layanan Publik. Bahkan YES 118 menjadi embrio terbentuknya PSC 119 yang digulirkan oleh pemerintah pusat," kenang Tri Mardoyo.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardoyo (kanan)Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardoyo (kanan) mendampingi Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (kiri) saat menjawab pertanyaan awak media di Balai Kota Yogyakarta, Senin, 24 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Inovasi lain yang digagas oleh Tri Mardoyo adalah buku panduan pengobatan. Buku panduan ini ditujukan kepada dokter agar dapat menghemat obat dan mengurangi pemusnahan obat. Gagasan untuk membuat buku panduan ini berasal dari adanya kecemasan atas masalah pemusnahan obat yang sering terjadi. "Kini berkat panduan tersebut pemusnahan obat sangat berkurang," imbuh dia.

Tri Mardoyo menambahkan untuk pelayanan kesehatan dirinya juga menggagas inovasi Layanan Psikologi Puskesmas. Layanan ini merupakan strategi agar puskesmas tidak hanya memberikan layanan kesehatan dengan menggunakan obat, namun dapat menggunakan pendekatan psikologi. "Sejak tahun 2010, Pemerintah Kota Yogyakarta telah melaksanakan layanan psikologi di puskesmas," katanya.

Inovasi Tri Mardoyo berlanjut. Kali ini dia berinovasi dengan program promotif preventif yaitu Rumah Sehat Lansia (Rusela) dengan pendekatan dokter spesialis penyakit dalam kepada masyarakat. Tujuan program ini adalah agar masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan secara gratis yang dibiayai oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.

Baca Juga:

Tak hanya itu, dia juga menginisiasi Sistem Penguatan Kelurahan Siaga dalam Rangka Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Si Kesi Gemes). Program ini dibuat dalam rangka gerakan masyarakat hidup sehat. 

Si Kesi Gemes bertujuan untuk memberikan pedoman kepada masyarakat dalam menyampaikan promosi, promotif kepada masyarakat baik di tingkat tatanan Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW, RT, dan Dasa Wisma. "Si Kesi Gemes ini pun selama pandemi Covid-19 turut berperan aktif untuk memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait Covid-19," katanya.

Sejak tahun 2010, Pemerintah Kota Yogyakarta telah melaksanakan layanan psikologi di puskesmas.

Banyaknya inovasi yang dibuat Tri Mardoyo ternyata sudah diganjar beberapa penghargaan di tingkat nasional. Misalnya YES 118 yang mendapatkan penghargaan TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2015, Rusela mendapatkan penghargaan 33 Inovasi Terbaik Tahun 2014, dan Si Kesi Gemes mendapatkan penghargaan Inovasi Germas Tingkat Kota Tahun 2018.

Meskipun mendapatkan berbagai pernghargaan Tri Mardoyo menyampaikan bahwa yang terpenting bukanlah menang atau kalah, namun yang terpenting adalah program ini bermanfaat bagi masyarakat.

"Yang terpenting bukan menang kalahnya, menurut saya yang terpenting adalah program ini bermanfaat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Menang juara satu namun hasilnya setelah menang tidak memiliki daya ungkit kepada masyarakat itu percuma, tidak menang tapi mempunyai daya ungkit dan mempunyai pelayanan kesehatan bagi masyarakat itu yang terpenting," paparnya.

Lebih lanjut Tri Mardoyo mengatakan bahwa gagasan dan inovasinya tidak dapat berhasil tanpa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

"Sebetulnya banyak sekali gagasan, ide-ide yang tentunya tidak saya kerjakan sendiri. Tidak mungkin semua pekerjaan yang berkaitan dengan masyarakat dikerjakan oleh satu orang, tidak akan bisa. Saya memiliki gagasan dan inovasi yang Alhamdulillah didukung oleh Kepala Dinas, Wali Kota dan sebagainya karena ini memerlukan biaya dan dukungan," tutur Tri Mardoyo. []

Berita terkait
Penjahat Wonder Woman 1984 Terinspirasi Donald Trump
Penjahat dalam film pahlawan super Wonder Woman 1984 terinspirasi dari Presiden AS Donald Trump.
HUT ke-75 RI, Wali Kota Hendi Terinspirasi Harvey Malaihollo
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku terinspirasi lagu Harvey Malaihollo merayakan HUT ke-75 RI.
Jokowi Ulang Tahun, Fadjroel: Beliau Sosok Inspiratif
Juru bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman, memuji sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hari ini berulang tahun sebagai sosok inspiratif.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.