Tren Kasus Covid19 Turun Tetap Harus Hati-hati dan Waspada

Menkes Budi Gunadi Sadikin ingatkan semua pihak untuk tetap berhati-hati dan waspada meskipun sejumlah indikator penanganan Covid-19
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers mengenai PPKM, Senin, 30 Agustus 2021, secara virtual. (Sumber: Tagar/ Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan semua pihak untuk tetap berhati-hati dan waspada meskipun sejumlah indikator penanganan Covid-19, seperti kasus konfirmasi dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, telah menunjukkan perbaikan. Hal tersebut sejalan dengan arahan yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin, 30 Agustus 2021.

“Di Ratas tadi Bapak Presiden memberikan pesan agar kita mensyukuri turunnya semua kasus konfirmasi dan juga BOR [bed occupancy rate] rumah sakit. Beliau juga memastikan agar dipesankan kita semua harus hati-hati, tetap eling lan waspada,” ungkap Menkes dalam keterangan pers mengenai perkembangan PPKM terkini, Senin, 30 Agustus 2021, malam, secara virtual.

Kewaspadaan tersebut, imbuh Menkes, juga ditekankan Presiden karena melihat peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di negara lain.

Selain itu, Indonesia juga harus belajar dari data dan pengalaman sebelumnya. Budi memaparkan, lonjakan kasus yang terjadi pada awal Januari dan Juli tahun ini semuanya disebabkan karena adanya peningkatan mobilitas masyarakat.

Ilustrasi Prokes Covid-19Ilustrasi Prokes Covid-19. (Foto: Tagar/Jovee)

“Peningkatan mobilitas yang luar biasa, yang selalu diikuti seminggu atau dua minggu sesudahnya dengan kenaikan jumlah kasus yang nanti akan sampai di puncaknya dalam 4-8 minggu,” ujarnya.

Oleh karena itu, Menkes mengingatkan agar pelonggaran kegiatan masyarakat dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

“Kita harus eling lan waspada, begitu [kasus] sudah turun jangan grusah-grusuh, kemudian mengendorkan semuanya, sehingga akibatnya naik lagi mobilitasnya dan kita alami lagi kenaikan, lonjakan gelombang berikutnya,” tegasnya.

Seperti diungkapkan Menkes, Presiden Joko Widodo juga meminta jajarannya untuk menyusun strategi untuk menghadapi pandemi dalam jangka panjang, terutama terkait penerapan protokol kesehatan (Prokes)

“Beliau juga menekankan bahwa harus ada strategi transisi yang jelas dari pandemi dan endemi terutama dengan sosialisasi prokes. Dan juga vaksinasi harus dipercepat dan kalau bisa bisa mencapai angka 100 juta (dosis) di dalam akhir bulan ini,” tandasnya.

Peningkatan Genome Sequencing untuk Deteksi Varian Baru

Lebih lanjut Budi menyampaikan, kehadiran varian Delta di sejumlah negara di dunia telah menyebabkan kenaikan kasus yang cukup tinggi, baik dari kasus konfirmasi maupun perawatan dan kematian. Ini terjadi bahkan di negara-negara dengan cakupan vaksinasi lengkap yang sudah cukup tinggi.

“Hampir semua negara yang kenaikannya tinggi termasuk di Indonesia itu disebabkan karena adanya mutasi baru varian Delta yang sekarang sudah hampir tersebar di seluruh dunia. Ini yang sulit ditebak. Karena semakin lama dunia menunda vaksinasi, pasti di satu daerah terjadi penularan dan varian baru itu timbul karena adanya penularan,” ujarnya.

Selain itu, imbuh Budi, terdapat beberapa varian baru yang juga tengah diselidiki, seperti varian Lamda yang ada di Amerika Selatan.

vaksinasi di yogyaPemerintah pusat melipatgandakan target vaksinasi setiap kabupaten untuk mengejar penuntasan program pada Oktober 2021 (Foto: voaindonesia.com - Courtesy/Humas Pemda DIY)

Untuk mengantisipasi varian baru tersebut, Menkes menegaskan bahwa pihaknya juga terus meningkatkan kapasitas dari tes genome sequencing.

“Tes genome sequensing untuk mengetahui varian baru ini di tahun 2020 kita lakukan sembilan bulan (sebanyak) 140 tes, yang sekarang dalam waktu delapan bulan kita sudah melakukan 5.788 tes atau sekuens,” tuturnya.

Menkes menambahkan, pihaknya memiliki kapasitas pengetesan sejumlah 1.700-1.800 per bulan yang akan dimaksimalkan untuk bisa melakukan monitoring seperti apa penyebaran varian baru tersebut dan bagaimana cara mengantisipasinya.

“Memang sulitnya varian baru ini di luar kemampuan kita untuk mencegah agar tidak terjadi, yang penting kita bagaimana kita bisa bereaksi kalau ini ada,” pungkasnya. (RF/UN)/setkab.go.id. []


Tren Kenaikan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran

Kasus Aktif Covid-19 Nasional Melonjak Pasca Libur Lebaran

Satgas Covid-19: RI Alami Tren Penurunan Selama 4 Minggu Ini

Kasus Nasional Covid-19 Turun 18 Persen

Berita terkait
Indonesia Alami Tren Penurunan 73 Persen Angka Covid-19
Kasus sebaran Covid-19 mengalami penurunan signifikan selama empat pekan terakhir di sejumlah provinsi di Indonesia.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.