Trauma Healing Untuk Eksodus Wamena di Sulsel

Pemerintah dan aparat kepolisian bersama tim relawan terus melakukan Trauma Healing kepada warga Sulsel yang dievakuasi dari Kota Wamena.
Pemerintah dan aparat kepolisian bersama tim relawan terus melakukan Trauma Healing kepada warga Sulsel yang dievakuasi dari Kota Wamena. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Pemerintah dan aparat kepolisian bersama tim relawan terus melakukan Trauma Healing kepada warga Sulsel yang dievakuasi dari Kota Wamena, Provinsi Papua. Mereka ini merupakan korban atas tragedi kemanusiaan yang terjadi beberapa waktu lalu di Wamena

Proses evakuasi korban kerusuhan Wamena ke Sulsel kini telah berlangsung selama tiga hari, atau sejak Rabu 2 Oktober 2019 lalu. Untuk warga Sulsel sendiri, evakuasi pertama yakni sebanyak 50 orang, evakuasi kedua 16 orang dan evakuasi ke tiga ini sebanyak 15 orang.

Untuk para esksodus Wamena ini dibawa ke Asrama Haji Sudiang. Untuk sementara mereka ditempatkan di lokasi tersebut sembari menunggu pihak keluarga menjemputnya atau untuk diantar ke daerah asalnya masing-masing di Sulawesi Selatan.

Pihak aparat kepolisian bersama relawan terus melakukan Trauma Healing atau menghibur para eksodus terutama anak-anak.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, ada 53 orang pengungsi Wamena yang ditampung dia Asrama Haji, sebagian besar dari Tanah Toraja dan NTT. Mereka ingin kembali ke kampung halamannya dan akan kembali ke Wamena apabila situasi sudah aman dan kondusif. Olehnya itu, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Mas Guntur dan pejabat lainnya terlebih dahulu memberikan Trauma Healing.

"Kapolda Sulsel membagikan makanan kepada para pengungsi, terutama anak anak balita yang masih membutuhkan susu dan makanan kecil. Selain itu, kita juga memberikan mainan kepada anak-anak dan terus berupaya agar rasa trauma yang dialaminya hilang secepatnya," kata Dicky Sondani.

Kedatangan aparat kepolisian dan pemerintah serta relawan ini membuat para eksodus asal Sulsel ini nampak bahagia. Anak-anak nampak juga terlihat gembira ketika diberikan mainan oleh aparat kepololisian dan pemerintah.

"Ada beberapa cara untuk lakukan Trauma Healing seperti bermain, bernyanyi dan tertawa bersama. Cara ini bisa membantu mengalihkan fokus anak dari situasi tidak kondusif menjadi menerima situasi yang sedang ia hadapi saat ini," tutup dia.

Sementara itu, warga Toraja yang berada di Wamena, secara bertahap telah tiba di Toraja.

Data yang di peroleh dari petugas Posko Sentuhan Peduli Sesama yang di buat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja, menyebutkan sudah ada 40 jiwa yang telah tiba di Toraja.

"Untuk Jumat 4 Oktober 2019, sore ini, sudah ada 40 orang yang sampai di Tana Toraja. Untuk sementara mereka ditempatkan di posko dan kemudian dibawa ke rumah masing-masing," kata Kasat Lantas Polres Tator, AKP A Tanri Abeng.

Dan tentu saja, kejadian kerusuhan di Wamena masih meninggalkan trauma mendalam bagi mereka yang mengalaminya secara langsung, baik bagi orang dewasa, maupun pada anak-anak yang kondisi emosionalnya belum stabil.

Sebagai bentuk kepedulian dan rasa simpati yang mendalam, sehingga Polres Tana Toraja libatkan personel Polwan untuk kembali melakukan Trauma Healing bagi pengungsi khususnya bagi anak anak dari pengungsi.

"Agar para korban bisa melanjutkan kehidupannya secara normal tanpa dihantui rasa takut maka trauma itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, polwan-polwan cantik Polres Tator di arahkan oleh pimpinan untuk melakukan trauma healing atau pemulihan trauma pasca kejadian," bebernya. []

Baca juga:

Berita terkait
Sudah 557 Pengungsi Wamena Tiba di Makassar
terhitung sejak kerusuhan beberapa hari lalu di Wamena Papua, sudah 557 pendatang meninggalkan kota tersebut.
Seruan Jihad ke Papua, MUI: Jangan Termakan Hoaks
Sebab, seruan jihad tersebut justru akan memperkeruh suasana dan menjadi masalah baru.
Demo Ricuh di Makassar, 22 Orang Ditetapkan Tersangka
Polisi menetapkan 22 orang sebagai tersangka pada unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang KPK dan RUU RKUHP beberapa waktu lalu di kota Makassar.