TPPAS Nambo Siap Olah 1.600 Ton Sampah Per Hari

TPPAS Nambo di Kabupaten Bogor direncanakan beroperasi pada Juni 2020.
Komisi IV DPRD Jabar saat melakukan kunjungan kerja ke TPPAS Nambo di Kabupaten Bogor. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) direncanakan beroperasi pada Juni 2020. Tarif tiping fee atau biaya pengelolaan sampah diberlakukan Rp 125.000 per ton.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar dari Partai Gerindra Daddy Rohanady dalam keterangan tertulisnya di Bandung, Kamis 16 Mei 2019.

Daddy menjelaskan, alasan TPPAS Nambo hanya memberlakukan tiping fee Rp 125.000 per ton karena masih menggunakan teknologi paling rendah yaitu mechanical biological treatment atau MBT.

Melalui MBT ini nantinya akan mengolah sampah dari TPPAS Nambo menjadi refused derived fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif sebagai pengganti batu bara.

"TPPAS Nambo belum menerapkan teknologi tinggi mengingat banyak hal. Misalnya, karena dipengaruhi input, output dan tipping fee," jelas Daddy, seusai kunjungan kerja Komisi IV DPRD Jabar ke TPPAS Nambo di Kabupaten Bogor belum lama ini.

Daddy membandingkan dengan negara seperti di Eropa dan Asia seperti Korea Selatan menggunakan teknologi tinggi (tidak menggunakan teknologi MBT ini) tipping fee yang diberlakukan memang cukup tinggi yaitu sekitar Rp 1 juta per ton, tetapi diklaim lebih ramah lingkungan.

"Terlepas dari itu semua, TPPAS Nambo diharapkan menjadi contoh pengolahan sampah ideal di Jawa Barat. Semoga TPPAS Nambo benar-benar bisa menjadi proyek percontohan pengolahan dan pemrosesan akhir sampah di Jawa Barat. Kita tunggu tanggal mainnya," tukas Daddy.

Sebelum tarif pengelolaan sampah  diberlakukan mulai Juni 2020, pada April 2020 akan dilakukan uji coba. Pada masa uji coba tersebut pihak pengelola akan membebaskan biaya pengelolaan.

"Artinya, tidak akan dikenakan biaya atau tipping fee selama masa uji coba," ujar Daddy.

Adapun refused derived fuel atau RDF yang dihasilkan dari TPPAS Nambo ini terang Daddy, akan dibeli pabrik semen yang letaknya tidak jauh dari lokasi TPPAS Nambo.

"TPPAS Nambo kerja sama dengan perusahaan Korea selama 25 tahun. Hasil akhir dari pengolahan sampah tersebut berupa refused derived fuel akan dibeli perusahaan semen," terang dia.

TPPAS Nambo atau biasa disebut TPPAS Luna atau Lulut Nambo karena letaknya di Desa Lulut dan Nambo ini dibangun di atas lahan 55 hektar. Diharapkan dapat memproses sampah 1.600 ton per hari.

Dengan kapasitas tersebut TPPAS Luna dapat melayani sampah dari tiga wilayah di Jabar yakni Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor. Selain itu, pelayanan dapat diberikan untuk Tangerang. Untuk merealisasikan target tersebut sampai saat ini pembangunan TPPAS Nambo masih terus berjalan. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Langkah Emma Raducanu Terhenti di Babak Kedua Wimbledon 2022
Petenis Inggris, Emma Raducanu, unggulan No 10, dikalahan petenis Prancis, Caroline Garcia, di babak kedua grand slam Wimbledon 2022