Tombok Rp 6 M, Persiraja Ingin Nasib Liga 1 Diputuskan

Persiraja Banda Aceh berharap ada keputusan final dari pertemuan PT LIB dengan klub terkait kompetisi. Persiraja tak ingin tombok melulu.
Persiraja Banda Aceh berharap ada keputusan final dari pertemuan PT LIB dengan klub di Yogyakarta, Selasa, 13 Oktober 2020 malam ini. Tim Persiraja saat latihan di pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto: Tagar/Instagram/persiraja_official)

Yogyakarta - Tinggal hitungan jam nasib kompetisi ditentukan. Apakah Liga 1 dan Liga 2 digulirkan atau tidak akan diketahui dari pertemuan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan klub di Yogyakarta, Selasa, 13 Oktober 2020 malam ini pukul 19.30 WIB. Salah satu kontestan Liga 1, Persiraja Banda Aceh berharap ada keputusan final lantaran manajemen tak ingin terus menombok untuk pengeluaran klub. 

Pertemuan tersebut sudah tidak lagi saling memberi masukan. Namun PT LIB sudah menetapkan kompetisi apakah dilanjutkan kembali atau dihapuskan. Bila ditiadakan berarti klub-klub bisa langsung mempersiapkan diri menghadapi kompetisi musim berikutnya. 

"Pertemuan tersebut sudah bukan lagi PT LIB meminta masukan dari klub-klub soal kompetisi. Kami berharap ada ketegasan dan langsung diputuskan kompetisi lanjut atau tidak," kata Sekretaris Umum (Sekum) Persiraja Rahmat Daejalani kepada Tagar di Yogyakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.

Saat ini saja kami sudah tombok karena pengeluaran yang besar saat kompetisi mundur

Ketegasan dari PT LIB, kata Rahmat diperlukan oleh klub untuk menyusun rencana berikutnya. Bila tak ada ketegasan, klub kian merana dan terkatung-katung nasibnya. 

Terlebih saat ini pengeluaran klub makin membengkak setelah kompetisi yang semula digelar pada 1 Oktober 2020 ternyata kembali mengalami penundaan. Pasalnya, Polri tak mengeluarkan izin keramaian sebagai akibat masih meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Meski demikian Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berharap liga bisa digulirkan kembali pada awal November 2020. Bila mundur lagi menjadi Desember, Persiraja menyatakan tidak akan mengikuti kompetisi. 

Menurut Rahmat klub sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan pengeluaran Persiraja membengkak sampai Rp 6 miliar dengan adanya penundaan liga.

“Saat ini saja kami sudah tombok karena pengeluaran yang besar saat kompetisi mundur. Kami mengeluarkan dana sampai Rp 6 miliar," kata dia lagi.

Rahmat menyatakan jika kompetisi diundur lagi, maka bisa dipastikan anggaran makin membengkak. Selama di Yogyakarta karena menunggu kepastian liga, klub sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar.

"Saat ini, biaya hotel tempat tim menginap di Yogyakarta memang tanggungan dari operator termasuk sarapan. Namun di luar itu seperti makan siang dan malam serta transportasi ke lokasi latihan menjadi tanggungan klub. Belum lagi perpanjangan kontrak lantaran penundaan kompetisi yang pasti menambah anggaran," kata dia menjelaskan.

Lebih lanjut Rahmat menuturkan, Persiraja saat ini sudah tidak memikirkan apakah kompetisi berlanjut atau bahkan berhenti sama sekali. Klub hanya butuh kepastian lebih dulu.

"Kami sekarang sudah tidak pikirkan kompetisi lanjut atau tidak, tapi harus ada kepastian keputusan dari operator. Jika kompetisi berlanjut, bagaimana dengan konsekuensinya. Bila berhenti, bagaimana pula konsekuensinya. Ini yang sesungguhnya ditunggu klub," ujar Rahmat.

Baca juga: 

Tunggu Pertemuan Liga 1, Persiraja Liburkan Pemain

Liga 1 Mundur Sampai Desember, Persiraja Pastikan Absen

Tim Persiraja sendiri sudah meliburkan pemain setelah beruji coba melawan PSS Sleman. Uji coba itu dimenangkan Persiraja 1-0. 

Pelatih Hendri Susilo menuturkan bila tim menunggu hasil pertemuan operator liga dengan klub. Dari pertemuan itu, pelatih dan manajemen bisa mengambil langkah selanjutnya. []

Berita terkait
Alasan Persiraja Banda Aceh Tetap Tinggal di Yogyakarta
Persiraja Banda Aceh bertahan di Yogyakarta usai Liga 1 ditunda. Sambil menunggu kepastian liga, klub tak ingin pemain bolak-balik Aceh-Yogyakarta.
Persiraja Banda Aceh, Menunggu Janji di Yogyakarta
Persiraja Banda Aceh sudah terlanjur tiba di Yogyakarta ketika PSSI umumkan penundaan Liga 1. Tim memilih bertahan sampai menunggu janji PT LIB.
Efek Liga 1 Ditunda, Persiraja Benahi Psikis Pemain
Persiraja Banda Aceh pasrah setelah Liga 1 ditunda sampai November 2020. Pelatih Hendri Susilo hanya mengkhawatirkan psikis pemain.