Tolak Disebut Kurang Perhatikan Pendidikan Agama

Gubernur Banten, Wahidin Halim, tepis anggapan bahwa pemerintah daerah kurang memperhatikan pendidikan agama atau madrasah di Provinsi Banten
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) saat menjadi pembicara utama dalam Studium General Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten Tahun 2020, Sabtu 15 Febuari 2020. (Foto: Tagar/Moh Jumri).

Serang - Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH), tepis anggapan bahwa pemerintah daerah kurang memperhatikan pendidikan agama atau madrasah di Provinsi Banten. Menurut Wahidin, hal ini tidak terlepas dari posisi madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, dan madrasah aliyah yang menjadi kewenangan Kementerian Agama. 

Hal itu dikatakan Wahidin Halim saat menjadi pembicara utama dalam Studium General Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten Tahun 2020 di Aula Rektor UIN SMH Banten, Jl Sudirman No 30 Kota Serang, Sabtu, 15 Februari 2020.

"Kalau saya membantu bisa terjadi tumpang tindih kewenangan dan administrasi. Bisa diperiksa oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan, red). Kalau sifatnya sangat mendesak dan penting, baru bisa dibantu. Itupun tidak banyak," jelas Gubernur.

Namun, lanjut Gubernur, saat terjadi disorientasi nilai nilai agama akibat teknologi. Peradaban teknologi telah mendegradasi nilai-nilai. Perlu diteliti untuk kolaborasi antara pengajaran dan pendidikan agama dengan teknologi. "Saya sepakat bahwa pendidikan harus dimajukan, perpustakaan harus dibangun," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur WH juga sampaikan capaian pembangunan yang telah diraih oleh Pemprov Banten di era kepemimpinannya bersama Wagub Andika Hazrumy. 

Diantaranya: reformasi birokrasi khususnya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi, peningkatan pendapatan daerah, pembangunan infrastruktur jalan, peningkatan infrastruktur ibukota Provinsi Banten, pembangunan fasilitas kesehatan, program bantuan iuran (PBI) premi BPJS Kesehatan bagi warga tidak mampu yang mencapai Rp 600 miliar, pembangunan sekolah dan pendidikan gratis, bantuan kepada hampir 4,000 pondok pesantren.

Selain itu ada pula revitalisasi Kawasan Kesultanan Banten yang kini telah tumbuh menjadi kawasan wisata religi yang paling representatif dan terbesar di Indonesia, hingga pembangunan pertanian dan agrowisata yang kini menjadi fokus pembangunan Provinsi Banten di tahun 2020.

"Agama harus masuk ke hati kita. Moral kita harus kita pertanggungjawabkan kepada masyarakat. Reformasi birokrasi untuk membangun mentalitas para pejabat. Mampu mengkonstruksikan pikirannya dalam pembangunan Banten. Kita harus mengoptimalkan usaha dan perjuangan kita," tegas Gubernur.

Ditegaskan, saat ini Pemprov Banten fokus membangun pertanian dari sisi mekanisasi. Untuk mencegah petani migrasi ke kota. Bekerja di industri maupun perdagangan dan meninggalkan pertanian.

Dalam studium general bertema Sinergitas Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam dan SDM Banten itu Gubernur mengaku rutin melakukan diskusi secara berkala dengan akademisi dan ulama Banten.

Gubernur WH pun ungkap masa kejayaan Kesultanan Banten di era Sultan Maulana Hasanuddin yang ditempuh dengan membangun pendidikan dengan mendirikan madrasah-madrasah atau sekolah. Dirinya mengaku konsen membangun peradaban banten dengan melakukan Revitalisasi Kawasan Kesultanan Banten. "Saat menjabat Walikota Tangerang, saya alokasikan 42 persen APBD Kota Tangerang untuk pendidikan," tambahnya.

Dikatakan, saat ini untuk sekolah-sekolah yang menjadi kewenangan Provinsi Banten sudah gratis. Pemprov Banten juga meningkatkan honor tenaga kependidikan, guru honorer, serta tunjangan kinerja guru SMAN, SMKN, dan SKhN. Serta membangun kelas baru dan unit sekolah baru.

Gubernur beberkan sejarah Khalifah Harun alRasyid dari Dinasti Abbassiyah yang memindahkan ibukota kekhalifahan di Baghdad untuk menjemput ilmu pengetahuan, menjemput peradaban. Sehingga kala itu banyak terlahir para cendekiawan muslim. "Islam tidak hanya eksklusif mempelajari ilmu agama, tapi juga ilmu pengetahuan," tegasnya.

Sementara itu Rektor UIN SMH Prof Fauzul Iman yakin para peserta pascasarjana mempunya niat belajar untuk membangun Banten. Semoga menghasilkan teori yang bermanfaat bagi masyarakat. "Beliau (Gubernur WH, red) sangat agresif membangun infrastruktur Banten. Sering mengundang akademisi dan ulama untuk berdiskusi," ungkapnya.

Gubernur Banten, lanjutnya, memiliki kepekaan untuk membangun perguruan tinggi di Banten. Sudah memulai sinergitas dengan perguruan tinggi untuk membangun Banten. "Insyaallah Pak Gubenur mampu membangun Banten yang lebih baik," pungkasnya.

Menurut Direktur Pascasarjana UIN SMH Banten Prof Muhammad Riyadh Firdaus, tahun ini Program Pascasarjana UIN SMH Banten menerima 101 peserta. Program doktoral atau strata 3 sebanyak 24 peserta, program magister atau strata 2 sebanyak 97 peserta. Saat ini Program Pascasarjana UIN SMH Banten diikuti 450 peserta dan telah menghasilkan 530 alumni. []

Berita terkait
Gubernur Banten, Dikbud Jangan Salah Tempatkan Guru
Gubernur Banten, Wahidin Halim, perintahkan kepada jajaran pejabat dari Dikbud Provinsi Banten untuk tidak asal menempatkan guru
Gubernur Banten Sebut Serang Menuju Kota Ramah
Gubernur Banten, Wahidin Halim, terdorong untuk ikut membenahi Kota Serang agar jadi kota yang rapi dengan identitas dengan mengembangkan potensi
Gubernur Banten Siap Bangun Mesjid dan Kampus
Gubernur Banten, Wahidin Halim, di hadapan pengurus PBNU mengatakan bahwa pihaknya akan siap membantu masjid dan kampus
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.