Tingkatkan Minat Baca dan Literasi Indonesia

Tingkat baca rendah jadi alasan BBW hadir membawa bazar buku murah dan berkualitas ke Indonesia
Uli Silalahi, Presiden BBW, dan Rahmat Gobel, Wakil Ketua DPR RI, meninjau pameran buku BBW (Foto: Tagar/Alfi Dinilhaq).

Tangerang - Kesadaran akan pentingnya mengenalkan budaya membaca sejak dini serta memberikan akses buku-buku yang baik, berkualitas serta terjangkau kepada masyarakat menjadi semangat Bazar Buku Big Bad Wolf untuk terus mengadakan bazar buku.

Oleh karena itu bazar buku terbesar di dunia Big Bad Wolf 2020 kembali hadir di hall 7 hingga 10 Indonesia Convention dan Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang pada 6 hingga 16 Maret 2020.

Akses masuk gratis dan buka selama 24 jam serta diskon buku 60 persen hingga 80 persen membuat orang berbondong-bondong untuk berbelanja buku. "Ini upaya kita untuk turut mencerdaskan bangsa melalui akses terhadap buku-buku internasional yang berkualitas," ungkap Uli Silalahi, Presiden Direktur Big Bad Wolf saat Opening Ceremony Big Bad Wolf 2020 Jakarta di ICE BSD City, Tangerang, 4 Maret 2020.

literasi2Suasana BBW 2020 di ICE BSD City (Foto: Tagar/Alfi Dinilhaq).

Menurut Uli, bahwa Indonesia merupakan negara dengan minat baca yang rendah berdasarkan penelitian terhadap 70 negara, Indonesia ada di angka 62. "Alasannya karena akses yang sulit terhadap buku sehingga tingkat baca rendah. Hal ini juga bukan karena malas membaca, tapi buku yang tidak tersedia dan harga buku yang tinggi," papar Uli.

Oleh karena itu pada tahun 2015, Big Bad Wolf hadir menyapa masyarakat Indonesia dengan membawa jutaan buku dari penerbit dunia dengan harga yang murah. "Kini berdasarkan tingkat kegemaran baca masyarakat Indonesia masuk pada peringkat 17 dari 30 negara yang ikut survey dan tentu hal ini meningkat signifikan," papar Uli.

Sementara Rahmat Gobel, Wakil Ketua DPR RI menjelaskan bahwa Big Bad Wolf ini termasuk ia yang merintis pada 5 tahun lalu dan berkembang pesat sampai ke 7 kota di Indonesia. Hal ini merupakan sesuatu yang membanggakan ketika bisa merilis pameran ini meskipun ketika itu minat baca rendah.

"Dulu kita hanya berfikir bahwa warisan apa yang kita bisa berikan kepada generasi saat ini. Buku adalah warisan yang bisa diberikan kepada generasi saat ini karena ada ilmu pengetahuan di dalam buku," paparnya.

Lanjut Rahmat Gobel bahwa ia cukup khawatir dengan perkembangan teknologi yang pesat yang seharusnya memudahkan masyarakat akan tetapi kini menjadi tempat hoax dan gosip berkembang sehingga akan memberikan cerita yang tidak membangun kepada generasi muda.

"Semoga bisa merubah budaya kita menjadi budaya membaca buku dan budaya hormat kepada nilai yang ada. Ada ilmu pengetahuan di buku sehingga muncul dari akal dan hati untuk selalu berbuat positif," ujar Rahmat Gobel. []

Berita terkait
2023, Target Literasi Keuangan Pemerintah 90 Persen
Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan peningkatan inklusi keuangan masyarakat Indonesia menjadi 90 persen.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.