Tiga Skenario Menuju Lokasi Wisata Gunung Tambora

Tiga skenario menuju lokasi wisata Gunung Tambora, membentang hamparan destinasi wisata menarik sepanjang jalan.
Tiga Skenario Menuju Lokasi Wisata Gunung Tambora. (Foto: Balai Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT))

Dompu, (Tagar, 5/7/2018) - Banyak destinasi wisata menarik yang bisa dijelajahi di sekitar Gunung Tambora di kawasan timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di antaranya pasir cokelat dan air berwarna tosca di Pulau Nisa Pudu, padang rumput Doro Ncanga, danau cukup luas di Pulau Satonda, melihat kumpulan kerbau di Pantai Oi Hodo, melihat matahari keemasan di Bukit Matompo, air terjun bertingkat di Pulau Moyo, air terjun Oi Marai, perbukitan hijau di Puncak Nanga Tumpu.

Gunung Tambora terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT) melalui keterangan tertulis diterima Tagar News, memberikan petunjuk bagi Anda untuk menjajal trail hingga ke dapur magma gunung dengan ketinggian 2.850 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu. Ada tiga jalur untuk mencapai lokasi itu.

Skenario Pendakian Melalui Jalur Pancasila

Untuk rencana perjalanan pertama dengan skenario pendakian melalui jalur Pancasila, hari pertama di Bandara Bima, Desa Pancasila. Ketika wisatawan tiba di Bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima pada pukul satu siang waktu setempat, kendaraan dari TNGT telah siap menjemput, untuk kemudian menuju Desa Pancasila di Kabupaten Dompu.

"Sebelum menempuh perjalanan ke Desa Pancasila, pengunjung akan makan siang ikan bakar khas Bima. Selagi di kota Bima, pengunjung akan diantarkan untuk belanja barang-barang keperluan pribadi yang dibutuhkan," jelas Kepala Balai TNGT, Raden Agus Budi Santosa.

Perjalanan berlanjut menuju Desa Pancasila dengan waktu tempuh 4 jam dari Kota Bima sambil mampir ke beberapa lokasi wisata yang ada di sepanjang perjalanan.

Setelah dua jam perjalanan, pengunjung diajak berhenti sejenak di Mata Air Hodo atau dalam bahasa lokal disebut Mada Oi Hodo. Mata air di lokasi ini keluar dari bebatuan yang berada di dekat pantai. Yang unik dari lokasi ini, di beberapa titik dijadikan sebagai tempat sekelompok kerbau untuk berkubang.  

Selesai beraktivitas di Mada Oi Hodo, pengunjung akan melanjutkan perjalanan ke Doro Ncanga. Sejauh mata memandang pengunjung akan disuguhkan pemandangan sabana yang luas dan berujung di Teluk Saleh yang mempesona beserta ribuan binatang ternak seperti sapi, kuda, dan kambing. Ternak-ternak tersebut bebas berkeliaran menjelajahi kontur sabana yang bergunduk-gunduk tak rata. Di sini pengunjung bisa foto-foto dengan latar bak bertualang di Afrika.

Dari Doro Ncanga, perjalanan dilanjutkan menuju Sarae Nduha dengan waktu tempuh sekitar 10 menit untuk menikmati kesyahduan matahari tenggelam.

Sarae Nduha memiliki arti pasir runtuh atau longsor. Lokasi ini merupakan hamparan bukit rumput hijau dengan pemandangan Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan pulau-pulau kecil lainnya. Pengunjung bisa bermain di pantai, tidur-tiduran di rumput, atau menikmati pemandangan matahari terbenam sambil bermain ayunan. Saat senja, lokasi ini menyuguhkan pemandangan matahari terbenam yang akan membuat pengunjung jatuh cinta dengan keindahannya.

Dari Sarae Nduha, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Pancasila dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Pengunjung akan tiba di penginapan sekitar pukul tujuh malam. 

"Saat tiba di penginapan, kami telah menyiapkan welcoming dinner untuk pengunjung. Selesai makan malam, kami melakukan briefing untuk mempersiapkan pendakian esok pagi kemudian istirahat," ujar Raden Agus Budi Santosa.

Hari kedua di Desa Pancasila, Pos 3 Pendakian Gunung Tambora. Setelah sarapan, pukul tujuh pagi mulai bersiap untuk memulai pendakian. Sebelum pendakian dimulai, dilakukan upacara keberangkatan dari tetua Desa Pancasila. Dari penginapan, pendakian dimulai dengan menggunakan ojek atau kuda sekitar 30 menit hingga mendekati pos 1. 

Dari tempat berhenti ojek atau kuda, pengunjung berjalan sekitar 30 menit menuju pos 1. Dari pos 1, pendakian dilanjutkan menuju pos 2 dengan waktu tempuh 2 jam 30 menit. Saat tiba di pos 2 kami akan menyajikan makan siang untuk pengunjung sambil beristirahat. 

Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju pos 3 yang ditempuh selama 2 jam 30 menit. Di pos 3 ini pengunjung akan disediakan tenda dan makan malam, kemudian istirahat dan tidur untuk persiapan pendakian pada pukul 1 pagi.

Gunung TamboraPerbukitan hijau di Puncak Nanga Tumpu. (Foto: Taman Nasional Gunung Tambora)

Hari ketiga di Pos 3 pendakian, Puncak Gunung Tambora di Desa Pancasila. Pada pukul satu malam, pengunjung dibangunkan untuk melanjutkan pendakian. 

"Sebelum lanjut mendaki, kami suguhkan omelet dan roti bakar serta teh atau kopi sambil kita melakukan briefing untuk menuju puncak," kata Agus Budi. 

Perlengkapan yang dibawa pengunjung, sebagian bisa disimpan di pos 3 untuk mengurangi beban pendakian menuju puncak. Barang-barang pengunjung aman dijaga oleh para porter. Setelah menempuh pendakian selama 5 jam, pengunjung akan tiba di puncak gunung Tambora saat matahari terbit dengan ketinggian 2851 mdpl. 

Di sini pengunjung bisa menikmati salah satu panorama terindah yang ada di dunia ini, sebuah kaldera dengan diameter 7 km, terbesar di Asia Tenggara. Setelah puas berada di puncak Gunung Tambora, pengunjung kembali menuju pos 3. 

"Sekitar jam 10 pagi, pengunjung tiba di pos 3 dan kami telah menyediakan makan (brunch) untuk pengunjung," kata Agus Budi.

Selesai makan, pengunjung mengemasi barang-barang perlengkapan yang disimpan di pos 3 untuk kembali ke Desa Pancasila. Setelah melewati pos 1, ojek atau kuda telah menanti untuk membawa pengunjung kembali ke penginapan di Desa Pancasila sekitar pukul lima sore. 

"Tiba di home stay, pancake dan telur rebus, serta kopi dan teh telah kami siapkan untuk menemani pengunjung melepas lelah. Kami juga akan menyediakan makan malam sebelum pengunjung tidur," ujar Agus Budi.

Hari keempat dari base camp ke bandara. Pagi hari setelah wisatawan sarapan, mobil TNGT siap mengantarkannya kembali ke bandara. Wisata bersama telah selesai.

Gunung TamboraKawah Gunung Tambora. (Foto: Taman Nasional Gunung Tambora)

Jalur Pendakian via Kawinda To’i

Hari pertama di Bandara Bima, Kawinda To’i. Ketika pengunjung tiba di bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima (BMU) pukul satu siang, mobil TNGT telah siap menjemput wisatawan untuk menuju Desa Kawinda To’i yang berada di Kabupaten Bima. 

Sebelum menempuh perjalanan ke Desa Kawinda To’i, wisawatan dijamu makan siang ikan bakar khas Bima. Selagi di Kota Bima, wisatawan mendapat kesempatan untuk belanja barang-barang keperluan pribadi yang dibutuhkan. 

Usai belanja, wisatawan menuju Desa Kawinda To’i dengan waktu tempuh selama 4 jam dari Kota Bima sambil mampir ke beberapa lokasi wisata yang ada di sepanjang perjalanan.

Setelah 2 jam perjalanan pengunjung akan berhenti sejenak di situs makam Kerajaan Sanggar. Situs ini berada di Desa Boro, Kecamatan Sanggar. Desa ini merupakan lokasi ditemukannya sisa-sisa kerajaan Sanggar yang pernah berjaya pada sekitar tahun 1500 sebelum letusan Tambora pada tahun 1815.

Selesai beraktivitas di situs makam Kerajaan Sanggar, pengunjung melanjutkan perjalanan ke mata air Tampuro. Mata air Tampuro berada di Desa Piong, Kecamatan Sanggar. Sumber mata air ini memiliki air yang jernih serta memiliki debit air yang besar.

Dari mata air Tampuro, perjalanan dilanjutkan menuju pintu gerbang jalur pendakian Piong. Di sini pengunjung diajak menikmati jalur pendakian Piong dari pintu gerbang hingga ke pos 1 dengan menggunakan kuda.

Selesai berkuda, perjalanan dilanjutkan menuju base camp di Kawinda To’i dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Pengunjung akan tiba di base camp sekitar pukul 6 sore. Saat pengunjung tiba di base camp, welcoming dinner telah menanti. Selesai makan malam dilakukan briefing untuk mempersiapkan pendakian esok pagi. Setelah briefing, pengunjung bisa beraktivitas di pantai yang ada di dekat base camp untuk memancing, melihat penyu jika beruntung, atau bisa juga langsung beristirahat.

Hari kedua di base camp menuju Pos 4 Pendakian. Setelah sarapan, pukul 7 pagi persiapan memulai pendakian. Pada hari ini pendakian dilakukan hingga pos 4 yang ditempuh selama kurang lebih 8 jam. Dari base camp hingga pos 3 pengunjung akan menemukan jalur yang landai dan banyak pohon besar. 

Gunung TamboraAir Terjun Oi Marai. (Foto: Taman Nasional Gunung Tambora)

Saat tiba di pos 3 sekitar pukul 1 siang pengunjung akan beristirahat sambil menyantap makan siang yang telah disediakan. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju pos 4 yang ditempuh selama 3 jam perjalanan. Setibanya di pos 4 sekitar pukul 4 sore, pengunjung akan disapa oleh pemandangan sabana yang sangat luas dan pengunjung juga bisa menikmati sunset di lokasi ini. Di sini akan didirikan camp untuk bermalam. Sebelum pengunjung beristrirahat, telah tersedia hidangan makan malam.

Hari ketiga dari Pos 4 Pendakian menuju Puncak kemudian kembali ke base camp. Pukul tiga pagi dimulai pendakian ke puncak. Sebelum pendakian disiapkan sarapan dan kesempatan memilah-milah perlengkapan yang akan ditinggal di camp maupun yang akan dibawa ke puncak. Barang-barang yang pengunjung tinggalkan akan dijaga oleh porter. 

Perjalanan dari pos 4 ke pos 5 akan ditempuh selama 1 jam dan dari pos 5 ke puncak selama 2 jam. Apabila saat di pos 5 pengunjung sudah merasa tidak kuat untuk ke puncak, ada alternatif supaya pengunjung tetap bisa menikmati sunrise yang tak kalah indahnya, yaitu di Lembah Pengantin. Tempat ini dikenal juga sebagai lembah rusa (tempat peraduan rusa), pengunjung bisa menemukan jejak kaki maupun kotoran rusa yang masih baru. 

Setelah puas menikmati puncak dan sunrise kemudian kembali menuju pos 4. Tiba di pos 4 disediakan makanan ringan untuk menemani pengunjung beristirahat dan mengemas perlengkapan. Dari pos 4 sekitar pukul 8 pagi, perjalanan dilanjutkan ke pos 2. Di pos 2 sekitar pukul 1 siang, pengunjung menuju air terjun selendang putih untuk makan siang. 

Saat tiba di sini makanan telah siap dihidangkan untuk pengunjung. Setelah makan siang pengunjung bisa mandi di air terjun dan melakukan outbond, canopy trail, atau river tubing. Setelah puas bermain air, bersiap kembali ke base camp dan akan tiba sekitar pukul 6 sore. Di base camp telah disiapkan makan malam dan barbeque untuk pengunjung.

Hari keempat dari base camp ke bandara. Pagi hari setelah sarapan, mobil siap mengantarkan pengunjung kembali ke bandara. Wisata bersama telah selesai.

Gunung TamboraPadang rumput di lereng perbukitan di sekitar Gunung Tambora. (Foto: Taman Nasional Gunung Tambora)

Pendakian via Doro Ncanga

Hari pertama dari Bandara Bima ke Doro Ncanga. Ketika pengunjung tiba di bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima (BMU) pukul 1 siang, mobil telah siap menjemput pengunjung untuk menuju Doro Ncanga yang berada di Kabupaten Dompu. 

Sebelum menempuh perjalanan ke Doro Ncanga, pengunjung akan makan siang ikan bakar khas Bima. Selagi di kota Bima, pengunjung bisa belanja barang-barang keperluan pribadi yang dibutuhkan. Usai belanja pengunjung menuju Doro Ncanga dengan waktu tempuh selama 3 jam dari kota Bima sambil mampir ke beberapa lokasi wisata yang ada di sepanjang perjalanan.

Setelah 2 jam perjalanan, pengunjung akan berhenti sejenak di Mata Air Hodo atau dalam bahasa lokal disebut Mada Oi Hodo. Mata air di lokasi ini keluar dari bebatuan yang berada di dekat pantai. Yang unik dari lokasi ini, di beberapa titik dijadikan sebagai tempat sekelompok kerbau untuk berkubang.  

Selesai beraktivitas di Mada Oi Hodo, pengunjung akan melanjutkan perjalanan ke Doro Ncanga. Sejauh mata memandang pengunjung akan disuguhkan pemandangan sabana yang luas dan berujung di Teluk Saleh yang mempesona beserta ribuan binatang ternak seperti sapi, kuda, dan kambing. Ternak-ternak tersebut bebas berkeliaran menjelajahi kontur sabana yang bergunduk-gunduk tak rata. Di sini pengunjung bisa foto-foto dengan latar bak bertualang di Afrika.

Dari Doro Ncanga, perjalanan akan dilanjutkan menuju ke Sarae Nduha dengan waktu tempuh sekitar 10 menit untuk menikmati sunset. Sarae Nduha memiliki arti 'Pasir Runtuh/Longsor', lokasi ini merupakan hamparan bukit rumput hijau dengan pemandangan Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan pulau-pulau kecil lainnya. Pengunjung bisa bermain di pantai, tidur-tiduran di rumput, atau menikmati pemandangan matahari terbenam sambil bermain ayunan. Saat senja, lokasi ini menyuguhkan pemandangan matahari terbenam yang akan membuat pengunjung jatuh cinta dengan keindahannya.

Dari Sarae Nduha, perjalanan dilanjutkan menuju base camp di Doro Ncanga. Pengunjung akan tiba di base camp sekitar jam 18.30 malam. Saat tiba di base camp kami telah menyiapkan welcoming dinner untuk pengunjung. Selesai makan malam kita akan melakukan briefing untuk mempersiapkan pendakian esok pagi kemudian istirahat.

Hari kedua dari Doro Ncanga ke Puncak Tambora. Selesai sarapan di base camp, pukul 8 pagi mulai bersiap pendakian menggunakan kendaraan Hardtop. Dimulai dari gerbang pendakian hingga pos 3 yang ditempuh selama kurang lebih 5 jam. Dari base camp hingga pos 1 pengunjung akan disuguhkan luasnya sabana dan jalur yang landai namun menantang adrenalin. 

Menuju pos 2 pengunjung akan menemukan hutan tropis sepanjang perjalanan. Setelah keluar dari hutan tropis menuju ke pos 3 pengunjung akan kembali menemukan sabana yang luas. Kendaraan Hardtop hanya bisa mengantarkan hingga pos 3. Saat tiba di pos 3 pukul 13.00 siang pengunjung akan beristirahat sambil menyantap makan siang dan snack yang telah disediakan. 

Setelah makan siang dan istirahat perjalanan dilanjutkan dengan trekking menuju puncak yang ditempuh selama 2 jam perjalanan. Setibanya di puncak, pengunjung akan disapa oleh pemandangan kaldera gunung Tambora yang sangat mempesona. Setelah puas beraktivitas di puncak, kembali trekking turun ke pos 3. 

Dari pos 3 pengunjung kembali menuju base camp menggunakan kendaraan Hardtop atau motor trail dengan waktu tempuh sekitar 5 jam. Saat tiba di base camp, makan malam telah tersedia untuk pengunjung. Selesai makan malam, pengunjung bisa bebas beraktivitas atau langsung istirahat.

Hari ketiga dari Doro Ncanga ke bandara. Pagi hari setelah sarapan, dari base camp, mobil telah siap untuk mengantarkan pengunjung kembali ke bandara. (har)

Berita terkait
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia