Tiga Kali Gagal Nyapres, Prabowo Siap Maju untuk Keempat Kalinya dengan Segala Jiwa Raga

Hasrat menjadi presiden dalam diri Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih berkobar. Untuk keempat kalinya ia menyatakan maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2019.
Ketua Umum Prabowo Subianto menyatakan siap maju sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2019, Hambalang, Rabu 11/4/2018. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 11/4/2018) - Hasrat menjadi presiden dalam diri Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih berkobar. Untuk keempat kalinya ia menyatakan maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2019.

"Selama saya masih bisa berjuang dan selama saya dipercaya oleh Partai Gerindra, apa pun tugas yang diberikan Partai Gerindra kepada saya akan saya jalankan," ujar Prabowo dalam pidato deklarasi pencapresannya di Hambalang, Rabu (11/4/2018).

Ia melanjutkan, "Dengan segala tenaga saya dan jiwa raga saya, seandainya Partai Gerindra memerintahkan saya untuk maju dalam pemilihan presiden akan datang, saya siap melaksanakan tugas."

Sebelumnya Prabowo sudah tiga kali gagal dalam pemilihan presiden. Pertama tahun 2004 Prabowo maju dalam konvensi Partai Golkar. Ia kalah. Konvensi dimenangkan Wiranto yang kemudian menjadi calon presiden dari Partai Golkar berpasangan dengan Sholahuddin Wahid.

Kedua tahun 2009 Prabowo kembali unjuk gigi. Kali ini ia punya kendaraan sendiri, Partai Gerindra. Semula Prabowo berniat melenggang bersama Ketua Umum PAN kala itu Sutrisno Bachir yang digandengnya menjadi calon wakil presiden. Namun sayang, pasangan ini sudah layu sebelum berkembang karena tak mampu memenuhi persyaratan kursi dukungan.

Ketiga tahun 2014 Prabowo maju sebagai calon presiden berpasangan dengan calon wakil presiden Hatta Rajasa Ketua Umum PAN kala itu, dan kalah dari pasangan Presiden Joko Widodo - Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Jauh hari sebelumnya tepatnya pada Selasa 10 Januari 2017 Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yakin di tahun 2019 nanti Prabowo menang. Kegagalan Prabowo di tiga pemilu sebelumnya menurutnya merupakan hal lumrah dalam dunia politik.

"Presiden Abraham Lincoln saja berkali-kali, biasa itu. Kalau nggak salah belasan kali angkanya. Itu biasa dalam politik. Hidup saja kita sering gagal, lulus, gagal, lulus, biasa saja," katanya kala itu.

Keyakinannya didukung sejumlah hasil survei yang menyebutkan elektabilitas Prabowo berada di urutan dua besar.

"Kadang nomor satu, kadang nomor dua. Kalau nggak Pak Prabowo, ya Jokowi. Jadi peluang Pak Pabowo cukup besar," kata dia. (sa)

Berita terkait
0
Sekjen PBB Ingatkan Risiko Nyata Kelaparan Akut Tahun Ini
Tahun 2023 bisa lebih buruk lagi, ini disampaikan Sekjen PBB dalam konferensi internasional tentang ketahanan pangan global di Berlin