Tidak Gentar, Trump Balas Mengancam China

Presiden AS Donald Trump ancam memberlakukan tarif 300 miliar dolar AS terhadap produk China pada Senin, 10 Juni 2019.
Dampak kerusuhan 22 Mei yang diduga didalangi oleh beberapa mantan anggota Tim Mawar. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif sedikitnya 300 miliar dolar AS terhadap produk China pada Senin, 10 Juni 2019. Pernyataan itu disampaikan jika pembicaraan dagang antara dia dengan Presiden China Xi Jinping gagal menghasilkan kemajuan.

Trump berulang kali mengatakan bahwa dirinya siap bertemu dengan Xi pada KTT G20 Osaka akhir Juni. Namun hingga kini, China belum mengkonfirmasi hal itu.

China tidak ingin berperang, namun kami tidak takut untuk perang.

Justru China menanggapi dengan tegas jika AS bersikeras memperkeruh ketegangan perdagangan, kata Kementerian Luar Negeri China, Selasa, 11 Juni 2019, dilansir dari Reuters. Tampaknya pernyataan Trump tentang kenaikan tarif terhadap produk Negeri Tirai Bambu itu semakin memanaskan iklim Perang Dagang China-AS. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang tidak lagi tertarik untuk mengkonfirmasi pertemuan Xi dan Trump di KTT G20.

"China tidak ingin berperang, namun kami tidak takut untuk perang," kata dia, seraya menambahkan pintu China terbuka untuk pembicaraan berdasarkan persamaan.

"Jika AS hanya ingin meningkatkan perang dagang, secara tegas kami akan membalas dan berjuang hingga akhir," Ujarnya denga tegas.

China Merapat ke Rusia

Pekan lalu, Pemerintah China mengancam beberapa perusahaan teknologi dunia, seperti Microsoft, Dell dan bahkan, Samsung akibat produk Huawei jatuh di pasaran. Mereka menyatakan jika para raksasa teknologi tersebut mengikuti perintah Trump, maka mereka akan mendapat konsekuensi yang sangat mengerikan.

Campur tangan Pemerintah China atas kasus Huawei cukup serius, karena menjadi pertaruhan Presiden Xi Jinping dan Partai Komunis China.

Selain itu, pihak Huawei memilih merapat ke mantan musuh bebuyutan AS, Rusia, dengan penandatangan kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi Rusia, MTS. Itu dilakukan di sela-sela pertemuan antara Presiden China dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam lawatannya selama tiga hari ke Rusia. []

Baca juga:

Huawei Jatuh, China Berniat Balas Dendam

Berita terkait
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.