Thoriqoh Sikapi Menjamurnya Bank Emok

Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat dari Fraksi PAN Thoriqoh Nashrullah Fitriyah menyikapi semakin maraknya bank emok di kalangan masyarakat.
Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Thoriqoh Nashrullah Fitriyah. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Thoriqoh Nashrullah Fitriyah mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat lebih cepat merespon menjamurnya bank emok, dalam bahasa Sunda memiliki arti duduk lesehan. Karena mulai menyiksa warga dengan praktik rentenir di beberapa wilayah Kabupaten Bandung.

Sebenarnya bank seperti BJB ada, hanya saja pinjaman yang konsumtif.

“Saat reses (sidang ke-1 tahun 2019-2024) banyak warga yang mengeluhkan bank emok, sampai RT RW-nya pun siaga kalau bank emok masuk di wilayahnya," ucap Thoriqoh kepada Tagar di Bandung, Senin, 16 Desember 2019.

Ia mengatakan ada laporan bank emok sampai menghilangkan (menyita) rumah warga. Malah, lanjut dia, sampai ada istri yang kabur karena meminjam uang di bank emok.

Hasil laporan warga saat reses, kata dia, diketahui bank emok merupakan pinjaman mikro tanpa agunan, mudah dilakukan dengan sistem cicilan perhari, biaya pemotongan untuk administrasi yang kecil dan pemasarannya masif ke rumah-rumah sampai ke pelosok desa. 

"Faktor inilah yang menjadi salah satu pemikat warga terutama ibu-ibu meminjam ke bank emok," ujarnya.

Bank emok, lanjut dia, memiliki sales yang masif sampai ke pelosok desa. Bunga yang diberikan juga diketahui cukup tinggi, namun ia mengatakan masih perlu dicek lagi kebenarannya. Selain itu, kata dia, bunga dan cara penagihan bank ini menyiksa warga. 

"Banyak warga yang membayar hutang dengan berhutang lagi ke bank emok, jadi ya gali lubang tutup lubang lagi,” ucapnya.

Kalau melihat laporan warga, kata Thoriqoh, pinjaman yang dilakukan kebanyakan untuk konsumsi bukan produktif. Sehingga, lumrah warga meminjam ke bank emok. 

Menurut dia, apabila meminjam ke bank seperti Bank Jabar Banten (BJB) atau Bank Rakyat Indonesia (BRI) tidak akan memberikan pinjaman untuk konsumsi, apalagi tanpa agunan, dan sederet persyaratan sebelum disetujui pinjamannya oleh bank.

“Sebenarnya bank seperti BJB ada, hanya saja pinjaman yang konsumtif apalagi melihat banyaknya syarat untuk melakukan peminjaman tidak bisa terlayani. Bandingkan kalau di bank emok, pinjam Rp 1 sampai Rp 2 juta gampang, hanya bayar untuk administrasi sudah langsung bisa,” terang dia.

Thoriqoh mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terutama pemerintah di tingkat kabupaten harus sigap merespon permasalah bank emok. 

Menurut dia, hal paling utama yaitu memberikan penyuluhan bagaiman cara yang benar mengelola keuangan, dan penyuluhan literasi perbank-an. 

"Persoalan bank emok ini bukan saja karena warga yang tak paham soal perbank-an, tetapi soal pengelolaan keuangan yang cenderung melakukan pinjaman untuk konsumsi," ucap dia. 

Padahal, lanjut dia, idealnya pinjaman untuk hal yang produktif, seperti untuk modal berdagang dan usaha kecil lainnya.

“Untuk memutus mata rantai rentenir atau bank emok ini ya, lakukan penyuluhan ke warga setempat agar mereka paham bagaiman mengelola keuangan yang bener,” kata dia.

Ia mengatakan penyuluhan bisa dilakukan berbarengan dengan pos pelayanan terpadu (posyandu) atau kegiatan masjid. Mengingat korban dari bank emok didominasi oleh ibu-ibu. 

Selain penyuluhan, kata dia, pemerintah diminta untuk menambah slot pinjaman untuk masyarakat. Seperti kredit mesra, atau bentuk pinjaman lainnya.

“Solusi penyuluhan, harus dibarengi dengan penambahan kredit atau pinjaman untuk warga yang membutuhkan (diprioritaskan untuk usaha bukan konsumsi),” ujar Thoriqoh. [Advertorial]

Berita terkait
Thoriqoh: Penerimaan Retribusi Harus Dimaksimalkan
Thoriqoh Nashrullah Fitriyah menuturkan masih banyak sumber pendapatan asli daerah atau PAD potensial.
Thoriqoh Dukung Amnesti Pajak Kendaraan Demi PAD
Anggota DPRD Jawa Barat Thoriqoh Nashrullah Fitriyah menyambut baik program amnesti pajak kendaraan karena meningkatkan pendapatan asli daerah.
Thoriqoh Kritik Kinerja BUMD Jawa Barat
Kinerja BUMD Jawa Barat jadi sorotan Thoriqoh Nashrullah Fitriyah. Deviden tidak sebanding dengan modal yang digelontor pemerintah
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.