Jakarta - Prancis mulai merugi, penyebab utamanya adalah Presiden Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron mulai panik dengan meminta negara-negara Islam untuk menghentikan pemboikotan.
Hal ini terjadi karen buntut dari gelombang pemboikotan massal produk-produk Prancis, akibatnya saham Prancis terus merosot. Seperti diketahui, saat ini umat muslim di seluruh dunia mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung penayangan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW.
Sejak September 2020 ketika majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad mengiringi sidang terhadap 14 orang yang dituduh terlibat dalam serangan teroris di kantor penerbit pada tahun 2015 karena menerbitkan karikatur yang sama.
Sebagai bentuk kecaman, aksi boikot produk Prancis tak terbendung. Alhasil, saham-saham Prancis kembali ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu 28 Oktober 2020.
Bursa saham global mencatat kerugian Prancis untuk hari ketiga berturut-turut, dengan indeks acuan CAC 40 di Bursa Efek Paris anjlok 3,37 persen atau 159,54 poin, menjadi menetap di 4.571,12 poin.
Indeks CAC 40 jatuh 1,77 persen atau 85,46 poin menjadi 4.730,66 poin pada Selasa 27 Oktober 2020, setelah merosot 1,90 persen atau 93,52 poin menjadi 4.816,12 poin pada Senin 26 Oktober 2020, dan terangkat 1,20 persen atau 58,26 poin menjadi 4.909,64 poin pada Jumat, 23 Oktober 2020.
Lalu dari 40 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen indeks CAC 40, sebanyak 38 saham menderita kerugian, satu saham berhasil membukukan keuntungan, serta satu saham diperdagangkan tidak berubah.
Produsen mobil multinasional Prancis Renault mengalami kerugian terbesar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terpuruk 7,96 persen.
Disusul oleh saham perusahaan konsultan dan layanan IT multinasional Eropa Atos yang kehilangan 7,57 persen, serta perusahaan real estat komersial Eropa Unibail - Rodamco - Westfield SE anjlok 6,53 persen.
Di sisi lain, perusahaan omnichannel Prancis Teleperformance SE naik tipis 0,51 persen, merupakan satu-satunya saham unggulan yang membukukan keuntungan. []
Baca juga: