Terungkap, CEO PSIM Bawa Persik ke Puncak Klasemen

PSIM Yogyakarta gagal memimpin klasemen Liga 2 gara-gara intervensi CEO klub Bambang Susanto di laga melawan Persik Kediri.
Kekalahan PSIM Yogyakarta dari Persik Kediri terungkap lewat pengakuan CEO PT PSIM Jaya Bambang Susanto yang mengintervensi pelatih Vladimir Vujovic. (Foto: Tagar/Gonang Susatio)

Yogyakarta - CEO PT PSIM Jaya, Bambang Susanto, berusaha melindungi PSIM Yogyakarta dan pelatih Vladimir Vujovic yang gagal meraih kemenangan saat bermain di kandang sendiri. PSIM yang bertabur pemain bintang sama sekali tak berkutik menghadapi Persik Kediri. 

PSIM alami dua kekalahan beruntun yang mengakibatkan mereka berada di zona bawah. Setelah dikalahkan Mitra Kukar 0-1, PSIM justru gagal bangkit saat tampil di hadapan pendukung sendiri. Dalam duel di Stadion Sultan Agung, Bantul, Senin 1 Juli 2019, PSIM dikalahkan Persik 1-2. 

Kekalahan itu menjadikan PSIM hanya mengantongi poin tiga. Tim yang bermaterikan pemain papan atas Liga 2 seperti Cristian Gonzales, Raphael Maitimo, Hisyam Tole sampai pemain terbaik Liga 2 musim lalu, Ichsan Pratama, justru terdampar di zona merah karena hanya menduduki peringkat sembilan di klasemen Wilayah Timur. 

Saya minta maaf, sedikit banyak saya ikut bersalah, karena meminta Vlado untuk bermain keluar dari pola yang biasa dia anut

Kekalahan itu membuat suporter PSIM meradang. Buntutnya tagar #VladoOut diciutkan suporter melalui media sosial Twitter. Pelatih Vujovic dinilai tidak mampu meramu skuat bintang PSIM. Apalagi mantan pemain Persib Bandung ini masih minim pengalaman melatih.

Campur Tangan CEO Klub

Ironisnya kekalahan di kandang sendiri tidak terlepas dari campur tangan CEO perusahaan yang menaungi PSIM. Ya, Bambang Susanto secara tidak langsung yang mengantarkan Persik ke puncak klasemen. Kemenangan atas PSIM menjadikan Persik mengantongi poin tujuh sekaligus mengungguli tim-tim lain. 

Melalui akun Instagram resmi klub @psimjogja_official, Bambang menyampaikan permintaan maaf karena kekalahan PSIM tidak terlepas dari intervensi yang dilakukan dia terhadap strategi sang pelatih. 

"Saya minta maaf, sedikit banyak saya ikut bersalah, karena meminta Vlado untuk bermain keluar dari pola yang biasa dia anut," kata Bambang melalui akun Instagram.

Menurut Bambang dirinya meminta pelatih untuk menyerang Persik setelah unggul. Alasannya, dia ingin memuaskan penonton. Bukannya memuaskan tetapi malah mengecewakan penonton karena PSM justru menelan kekalahan. 

"Saya minta menyerang full, mencoba memuaskan penonton, sementara Vlado selalu bilang untuk target ke Liga 1 tidak perlu main cantik, yang penting menang dan nanti di Liga 1 saja kita baru bermain cantik. Tapi, saya tetap minta dia, suruh mencoba dan kita kalah," ujar pengusaha asal Semarang tersebut.

Intervensi Bambang yang kemudian mengantarkan Persik meraih kemenangan dan puncak klasemen. Seandainya PSIM mampu mempertahankan keunggulan, mereka yang seharusnya bertengger di puncak. 

Ironisnya intervensi itu juga menunjukkan bila sang pelatih ternyata tak berdaya menghadapi perintah sang CEO. Meski strategi pelatih sudah tepat, namun dia terpaksa mengubahnya demi permintaan investor. Apalagi, Vlado sendiri sama sekali tidak punya inisiatif memegang kendali permainan.

Perintah sang CEO pun akhirnya mengorbankan tim. Pemain yang ingin memberi kemenangan kepada suporter akhirnya gagal gara-gara permintaan tersebut. Repotnya, mereka yang kemudian disalahkan pelatih. Menurut Vlado, pemain dianggap melakukan banyak blunder di atas lapangan.

"Saya tidak bisa menjelaskan karena begitu banyak kesalahan yang dilakukan pemain," kata Vlado yang mengaku masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki performa tim menjelang laga berikutnya melawan PSBS Biak, Minggu 14 Juli 2019. 

"Kami punya waktu dua minggu sebelum pertandingan berikutnya. Saya akan evaluasi total. Saya perlu bicara dengan pemain agar lebih disiplin di setiap pertandingan," ujar dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.