Teror Tuyul di Kampung Panranga Bantaeng

Cerita tentang tuyul Panranga Bantaeng berawal dari keluhan ibu-ibu di sana. Satu persatu dari mereka merasa resah setiap kali kehilangan uang.
Kampung Panranga, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Selasa, 22 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Sekitar tahun 2017 tersebar isu mengenai aksi tuyul yang sangat meresahkan warga Kampung Panranga, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Dikabarkan aksi tuyul tersebut benar-benar sangat banyak mengganggu dan merugikan warga setempat. Tidak main-main, lembaran uang yang jadi simpanan orang-orang banyak yang melayang hilang tanpa jejak entah ke mana.

Sebenarnya cerita tentang tuyul Panranga berawal dari keluhan ibu-ibu rumah tangga di sana. Satu persatu dari mereka merasa resah setiap kali kehilangan uang. Masalahnya kejadian tersebut terjadi hampir setiap hari. Setelah mengecek lembaran-lembaran uang yang sengaja disimpan di lemari pun ternyata tak utuh lagi. 

Kalau bertanya kepada suami atau anak, hal yang membingungkan terjadi. Rupanya bukan hanya si ibu yang kehilangan duit. Mereka lantas dibuat terheran-heran atas pengakuan masing-masing. Karena itulah mereka perlahan menyebut adanya aksi tuyul yang 'beroperasi' di Kampung Panranga. Sehingga jadilah sebutan cerita tentang tuyul Panranga.

Sosok tuyul sendiri diketahui adalah salah setu jenis makhluk halus dengan postur tubuh kecil setinggi anak-anak. Biasanya ia digambarkan dengan kepala botak atau plontos, tanpa menggunakan baju ataupun celana. Hanya terdapat kain putih yang melilit membentuk semacam popok yang menutupi area pinggang hingga selangkangannya. Tuyul juga diketahui sebagai salah satu makhluk halus yang kerap melakukan kerja sama dengan umat manusia.

Adapun bentuk kerja samanya yakni tuyul dipekerjakan untuk mencuri uang dari rumah-rumah orang lain dan tentunya ia mendapat imbalan dari manusia yang mempekerjakannya. Biasanya imbalannya ialah berupa bayi, sehingga setiap orang yang menjadi kaya karena mempekerjakan tuyul sangat susah memiliki anak, karena jabang bayinya telah dijadikan tumbal. 

Adapula yang memberikan imbalan dengan menggunakan istrinya yang harus senantiasa menyusui tuyul tersebut. Tentunya sangat-sangat mengerikan. Namun, bagi beberapa orang yang sudah silau dengan kenikmatan dunia tak kapok untuk menempuh cara-cara ekstrem agar bisa hidup bergelimang harta.

Pengajian terus orang, yasinan, sama-sama kita berdoa kepada Allah supaya itu gangguan hilang dari kampung.

***

Cerita tentang tuyul Panranga memang unik sekaligus menyeramkan. Tentunya sangat ngeri apalagi bagi mereka yang mengalami kejadian itu secara langsung. 

Bermodal keterangan yang seadanya tersebut, saya memberanikan diri mengunjungi mereka. Warga Kampung Panranga yang diketahui telah menjadi korban ulah tuyul sekitar dua tahun silam. 

Tidak mudah membuat mereka mengakui apalagi ingin menceritakan secara detail kejadian yang menimpanya. Namun akhirnya satu persatu berani membuka mulut meski disertai kalimat istigfar ratusan kali untuk menenangkan diri. 

Sepertinya mereka masih sangat trauma atas kejadian-kejadian aneh seperti itu. Setelah keadaan tenang sampai saat ini, mereka masih sangat tidak berani menyebut-nyebut soal tuyul karena takut akan didengar dan membuat tuyul itu kembali ke kampung mereka.

Salah satu warga yang saya datangi, sebut saja namanya Dg. Sannang (nama samaran). Ia mengisahkan perjuangan warga setempat dalam upaya mengusir tuyul di Kampung Panranga pada waktu itu. Katanya, berbagai bentuk ritual tolak bala dilakukan secara rutin dan terus-menerus. Usaha keras itu dilakukan dengan maksimal demi mengembalikan ketenangan di Kampung Panranga.

"Dulu waktu ada tuyul, mabbacaki terus orang-orang di sini. Setiap malam Jumat itu, pokoknya tidak ada mentong lewat. Pengajian terus orang, yasinan, sama-sama kita berdoa kepada Allah supaya itu gangguan hilang dari kampung. Karena kasihan orang-orang kehilangan uang terus," kata Daeng Sannang berkisah kepada saya dalam dialeg daerah setempat, di serambi depan rumahnya, Selasa, 22 Oktober 2019.

Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kalimat Daeng Sannang menerangkan bahwasanya pada masa-masa tuyul diketahui beroperasi di Kampung Panranga, warga setempat bahu-membahu melakukan berbagai cara untuk mengusirnya. 

Simpan saja uang dalam toples lalu beri cermin tepat di belakangnya supaya itu tuyul tertangkap.

Setiap malam Jumat secara terus-menerus dilakukan pengajian, membaca ayat-ayat suci Alquran, serta ritual-ritual tolak bala berisi doa-doa agar segenap warga kampung Panranga dilindungi dari marabahaya. Dan bermaksud mengusir tuyul atau makhluk halus lain yang membuat aktivitas kehidupan sehari-hari warga kampung terganggu dengan keberadaannya.

Dari caranya berkisah, sangat jelas betapa berat waktu-waktu yang mereka lalui pada saat itu. Kata Daeng Kanang, tuyul yang mengganggu tersebut bekerja tanpa peduli waktu. Hal itu dikarenakan, berdasarkan kesaksian orang-orang, ternyata mereka yang pernah kehilangan uang bukan hanya terjadi pada malam hari. Pagi ataupun siang hari, uang milik mereka tak luput dari incaran si tuyul. Bahkan jika uang tengah berada di saku atau dalam genggaman.

"Jangankan uang yang disimpan di lemari, itu saja yang sementara dipegang dalam saku bisa tiba-tiba hilang," kenang Daeng Sannang. 

Ia menceritakan pernah suatu pagi ia berniat membeli ikan pada penjual ikan yang biasa masuk ke kampung Panranga menggunakan sepeda. Sesaat ketika berjalan menuju penjual ikan tersebut ia masih menggenggam uang senilai Rp 50.000 di saku celana. Kemudian setelah berpikir uangnya aman, ia pun menarik tangannya. 

Namun kejadian aneh itu terjadi. Ketika tiba di penjual ikan dan ia berniat membayar, uang yang ada di dalam sakunya tadj telah hilang entah ke mana. Sewaktu diperiksa juga tak ada bagian saku celananya yang bocor.

Pernah juga sewaktu ia memegang uang arisan. Saat masih berada di rumah, ia menghitung uang arisan yang diamanahkan kepadanya dan masih cukup. Setelah itu ia pun menuju salah satu bank dengan maksud untuk menyimpan uang. Namun setelah tiba di teller, saat dihitung kembali jumlah uang yang dibawanya berkurang. Berkali-kali ia memeriksa dompet dan tas, namun sisa uang yang dicari tak kunjung ketemu.

Ada Allah yang berhak menghakimi, kami semua anggap itu ujian semata.

***

Selanjutnya ada Daeng Karim (nama samaran). Kepada saya ia menuturkan kesaksiannya kerap melihat sebuah bayangan hitam melintas. Yang mana setiap kali ia melihat bayangan tersebut akan berbuntut pada tangis dan gerutu salah seorang di rumahnya yang kehilangan uang. Bayangan itu tidak berbentuk manusia atau binatang ataupun benda-benda tertentu, hanya sekilas sebuah bayangan hitam dan samar-samar.

"Orang dulu bilang kalau ada tuyul, simpan saja uang dalam toples lalu beri cermin tepat di belakangnya supaya itu tuyul tertangkap. Tapi nyatanya malah uang dalam toples hilang semua," keluh Daeng Karim kepadaku.

Katanya mereka sudah mencoba cara-cara mitos untuk menyimpan uang dalam toples dan semacamnya untuk mengelabui tuyul. Namun sial, cara tersebut tetap saja berujung kehilangan. Bahkan beberapa warga muslim yang menyelipkan uang mereka dalam lembaran Alquran masih kehilangan uang juga.

"Jadi waktu itu uang disimpan semua di ATM, yang dipegang cuma uang Rp 50.000 saja untuk belanja sehari-hari, itupun kalau perlu," kata Karim.

Selain itu cara lain yang berhasil membuat mereka aman menyimpan uang pada waktu itu adalah dengan menggulung uang ke dalam lipatan baju yang tengah digunakan dan menusuknya dengan peniti. Kemudian gulungan uang yang sudah melekat di baju itu diikat kembali dengan menggunakan karet gelang. Setelah menggunakan cara tersebut, disertai upaya-upaya semacam pengajian lalu secara berangsur-angsur gangguan tuyul pun hilang dari kampung Panranga.

Hingga saat ini gangguan tersebut tidak pernah lagi terjadi. Mengenai kecurigaan mereka terhadap siapakah yang telah berani bermain tuyul di sekitar kampung itu mereka memilih diam.

"Ada Allah yang berhak menghakimi, kami semua anggap itu ujian semata," ujar Daeng Karim. []

Baca cerita lain:

Berita terkait
Mengungkap Legenda Ilmu Hitam Parakang di Bantaeng
Parakang adalah sejenis ilmu hitam yang dimiliki manusia. Hal mistis ini sudah melegenda di Bantaeng, Sulawesi Selatan, hanya segelintir yang tahu.
Pengalaman Bertemu Hantu di Rumah Kontrakan di Sleman
Beberapa biji salak tergantung di sekitar rumah kontrakan itu di Sleman, menandakan ada makhluk astral berupa anak kecil. Dan memang itu terjadi.
Kuntilanak Penculik dari Bantaeng Sulawesi Bernama Anja
Menjadi cerita turun-temurun Anja sosok kuntilanak menakutkan di Banteang, Sulawesi Selatan, karena kerap menculik anak kecil selepas magrib.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.