Untuk Indonesia

Teror Bom di Rumah Ketua KPK, Siapa Pelakunya?

Ada kasus besar, lebih besar, lebih rumit dan lebih canggih dari e-KTP. - Tulisan Denny Siregar
Ketua KPK Agus Rahardjo menyampaikan keterangan pers terkait hasil pengembangan kasus dugaan suap terhadap sejumlah anggota DPRD Provinsi Jambi di gedung KPK, Jakarta, Jumat (28/12/2018). KPK menetapkan 13 tersangka baru terdiri dari unsur pimpinan DPRD, pimpinan fraksi, anggota DPRD dan swasta terkait dugaan suap penetapan APBD Jambi tahun anggaran 2017 dan 2018. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Oleh: Denny Siregar*

"Ada kasus besar...."

Begitu kata Laode M Syarif, Maret lalu. "Kasusnya lebih besar, lebih rumit dan lebih canggih dari e-KTP."

Kasus apa itu? Laode tidak bicara dengan jelas karena kasusnya sedang dalam penyelidikan. "Modusnya transnasional, penggabungan sistem perbankan dengan konvensional dan transaksinya dibuat menggunakan kamuflase atau kode-kode yang tidak bisa dibaca secara biasa."

Sebagai pengingat, kasus e-KTP yang menjebloskan Setya Novanto, mantan Ketua DPR dihukum 15 tahun penjara. Kerugian negara diperkirakan hampir 3 triliun rupiah dan diselidiki KPK mulai 2010.

Dan tadi malam rumah Laode M Syarif di Kalibata dilempari bom molotov. Begitu juga rumah ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, ditemukan paralon yang dibungkus menyerupai bom.

Teror terhadap ketua KPK ini kemungkinan besar berkaitan dengan penyelidikan besar yang mereka lakukan. Ada yang mencoba mengintimidasi mereka supaya kasusnya tidak diteruskan.

Sebenarnya kasus apa sih itu? Rasa penasaran sempat membuatku mencari informasi kesana kemari. Dan seorang teman membisikkan sesuatu.

"Itu kasus korupsi dan uangnya dibawa ke luar negeri. Mega korupsi. Rencananya uang itu akan dibawa masuk ke Indonesia untuk mengacaukan Pemilu kita. Tapi pemerintah cerdik. Lewat kerja sama dengan pemerintah Swiss, uang-uang itu bisa dilacak."

Temanku menyeruput kopinya dan melanjutkan bicaranya dengan sangat hati-hati.

"Ada orang besar yang kita semua kenal yang menjadi incaran. Dia panik dan mulai menyerang sana sini. Sebenarnya KPK mengarah ke anaknya, tapi anak ini adalah anak kesayangannya makanya dia ngamuk ke mana-mana...."

Ugh, aku sudah mulai bisa membayangkan siapa di balik semua itu. Tapi ada yang ingin kutanyakan terakhir kalinya.

"Apakah KPK menjadi tujuan utamanya?"

"Bukan...," kata temanku. "Jokowi target utamanya. Dia harus dijatuhkan, bagaimanapun caranya...."

Kuseruput secangkir kopiku. Pertarungan Pilpres ke depan akan lebih menantang tampaknya.

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.