Ternyata Ini Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir

Kematian ibu dan bayi dikarenakan belum meratanya akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, keterlambatan mendapat pertolongan pada keadaan darurat.
Ilustrasi Ibu dan Bayi (Istimwah)

Jakarta, (Tagar 28/3/2018) – Permasalahan kematian ibu dan bayi memiliki penyebab yang kompleks, sehingga upaya penurunannya memerlukan kolaborasi dari berbagai sektor seperti profesional di bidang kesehatan, pemerintah, dan masyarakat.

Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Prof. Sangkot Marzuki mengatakan, berdasarkan telaah sistematis (systematic review) yang dilakukan Evidence Summit kematian Ibu dan bayi baru lahir di Indonesia menemukan sejumlah penyebab utama angka kematian ibu dan bayi tak kunjung berkurang secara signifikan.

Hasil evaluasi MDGs pada 2015 menunjukkan bahwa capaan MDGs untuk kematian ibu pada 2015 di Indonesia cukup jauh dari target, yaitu 305/100.000 dari 102/100.000.

Di sisi lain, penurunan angka kematian bayi baru lahir juga stagnan dalam sembilan tahun terakhir, yaitu 20/1.000 pada 2003 dan hanya menurun menjadi 19/1.000 pada 2012.

Menurutnya, kematian ibu dan bayi terjadi dikarenakan belum meratanya akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, keterlambatan mendapat pertolongan pada keadaan darurat, dan belum memadainya data dan pengetahuan tentang pendidikan kesehatan reproduksi.

Selain itu, sebutnya, sistem informasi kesehatan yang belum terpadu, hingga permasalahan regulasi. Contohnya, kata dia, Undang-undang Perkawinan No. 1/1974 yang mengatur usia pernikahan minimal 16 tahun untuk perempuan.

"Upaya mengurangi kematian ibu dan bayi perlu melibatkan para pemangku kepentingan baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima Tagar di Jakarta, Rabu (28/3).

Dengan alasan itu, pihaknya merekomendasikan pembentukan Komite Nasional Percepatan Penuruan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir kepada Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek dalam acara Peluncuran Hasil Evidence Summit untuk Mengurangi Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia.

Rekomendasi tersebut dihasilkan setelah menelusuri lebih dari 7.000 literatur dan hasil penelitian terkait kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia, dengan dukungan dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Evidence Summit untuk Mengurangi Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia merupakan program yang dilaksanakan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) selama Juni 2016 hingga Maret 2018.

Program ini merupakan tindak lanjut dari kajian bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan the US National Academy of Science (NAS), Reducing Maternal and Neonatal Mortality in Indonesia (2013), yang menemukan bahwa Indonesia kekurangan data dan informasi yang valid tentang kematian ibu dan bayi baru lahir selama beberapa dekade.

Evidence Summit dilakukan untuk mendukung pemerintah Indonesia serta pemangku kepentingan pendidikan dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi persoalan kematian ibu dan bayi baru lahir.

Rekomendasi yang disampaikan AIPI mencerminkan perlunya kerja sama para pemangku kepentingan dalam mengatasi masalah kematian ibu dan bayi baru lahir.

Selain mendorong pembentukan komite tersebut, AIPI juga memberikan masukan terkait tiga topik utama dalam menyelamatkan ibu dan bayi, yaitu tempat persalinan, penyedia jasa kesehatan, dan partisipasi masyarakat.

“Komite ini sekaligus berfungsi sebagai forum komunikasi antara peneliti, praktisi dan penyusun kebijakan yang dapat mengharmonisasi prioritas penelitian dan agenda kebijakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prof. Sangkot berkomitmen untuk berpartisipasi dengan terus menjaring, mengevaluasi, dan menyebarluaskan data dan hasil penelitian di Indonesia.

Hal ini dilakukan untuk memperkuat peran sains dan ilmu pengetahuan dalam pengambilan kebijakan dan penentuan langkah-langkah prioritas untuk mengurangi kasus kematian ibu dan bayi yang sebenarnya dapat dicegah.

Tak hanya itu, AIPI juga akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan konsensus kebijakan dan rencana aksi.

"Hal ini penting, mengingat banyak upaya telah dilakukan namun angka kematian ibu dan bayi baru lahir tak menurun secara signifikan," tambahnya. rmt

Berita terkait
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.