Ternak Puyuh Rumahan Depok, Inspirasi Bisnis Kala Pandemi

Berikut cerita tentang usaha ternak burung puyuh rumahan di Bojongsari Baru Kota Depok yang bisa menjadi inspirasi bisnis kala pandemi.
Ternak burung puyuh rumahan di Bojongsari Baru Kota Depok. (Foto:Tagar/Purniawan Widodo)

Depok – UMKM Kota Depok yang satu ini, dapat dijadikan inspirasi berbisnis lantaran idenya mengembangkan peternakan burung puyuh belum banyak dijumpai di wilayah tersebut. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, beternak Puyuh bisa menjadi kesibukan sekaligus sumber penghasilan baru bagi keluarga.

Bermodal sedikit demi sedikit. Kami bangun kandang dan menambah populasi puyuhnya. Yang awalnya hanya sekedar hobi sekarang jadi usaha keluarga dengan populasi 500 ekor dengan produksi telur 4 sampai 5 kilogram per hari.

Purniawan Widodo (36) menceritakan bahwa usahanya "Bojongsari Integrated Farm" dimulai sejak awal 2019. Mulanya Ia dan keluarga terinspirasi anak sulungnya, Langgeng (14) yang minta hewan peliharaan unik. Pertama kali, Pur panggilan akrabnya, membeli 100 butir telur puyuh fertil yang kemudian ditetaskan sang anak dan terus berkembang sejak itu.

"Kebetulan usaha ini masih usaha keluarga kecil kami. Bermodal sedikit demi sedikit. Kami bangun kandang dan menambah populasi puyuhnya. Yang awalnya hanya sekedar hobi sekarang jadi usaha keluarga dengan populasi 500 ekor dengan produksi telur 4 sampai 5 kilogram per hari," tutur Pur melalui keterangan tertulis kepada Tagar pada Minggu, 21 Februari 2021.

Pur juga mengungkapkan bahwa dalam mengembangkan usaha tersebut, dirinya masih terkendala lahan. Sebab saat ini peternakannya masih bertempat di halaman belakang rumahnya di Jalan Abd. Rochim No. 29. RT 04/05 Kel. Bojongsari Baru Kec. Bojongsari Kota Depok. Memang, sudah ada penawaran kerjasama dari beberapa pihak. Tetapi sampai kini, kerjasama tersebut belum terealisasi.

Ternak burung puyuh DepokTernak burung puyuh rumahan di Bojongsari Baru Kota Depok. (Foto:Tagar/Purniawan Widodo)

Selain itu, Pur juga menerangkan bahwa kotoran burung puyuh bisa bernilai ekonomis. Tetapi sekali lagi, masalah lahan mengganjalnya mengelola feses tersebut.

"Hal terberat adalah managemen kotoran atau feses puyuh ini. Sebetulnya Kotoran Hewan (Kohe) puyuh ini masih memiliki nilai ekonomis seperti dijadikan pakan ikan dan pupuk. Namun karena terbatasnya lahan, kami harus disiplin bersihkan kohenya maksimal 2 hari sekali agar tidak menggangu lingkungan," tegasnya.

Kedepannya, Pur menargetkan pada tahun depan sudah bisa mengandeng pemodal. Ia dan keluarga ingin usaha tersebut bisa berkembang menjadi Integated Farm (perternakan terintegrasi) yang bisa dikolaborasikan dengan sektor perikanan dengan memanfaatkan kotoran puyuh.

"Selain itu kami juga berharap bisa mengembangkan usaha ini dengan produk hasil olahan puyuh selain telur puyuh mentah. Itu bisa jadi telur puyuh asin, daging puyuh dan produksi pupuk dari kotorannya," tuturnya.

Lebih lanjut, Pur menegaskan bahwa dirinya masih mencari lahan yang tepat untuk mengembangkan usaha peternakan puyuh. Di samping itu, ia juga mencoba membiakan puyuh bangkok untuk produksi daging puyuh yang mulai banyak peminatnya.

Untuk pemasaran, telur puyuh yang dihasilkan masih disalurkan kepada pedagang di sekitar rumah atau tetangganya.

"Sebetulnya segmen pasar telur puyuh atau olahan puyuh lainnya di kota Depok masih cukup besar. Supplier telur puyuh kota depok masih dari daerah lain. Sebetulnya setiap agen telur pasti menerima telur puyuh tapi produksi kami yang masih kecil jadi kami hanya melayani agen sekitar rumah saja," tandasnya.

Pur menjelaskan bahwa telur yang dihasilkan didistribusikan di sekitaran kelurahan tempat tinggalnya. Untuk daging puyuh juga baru melayani kebutuhan pelanggan di sekitar rumahnya.

"Produksi daging adalah potensi besar, namun kami baru bisa sediakan 30 sampai 40 ekor perminggu," ucapnya.

Dalam mengelola bisnis ini, Pur mengandalkan dirinya, istri juga anaknya dengan pembagian tugas yang telah disepakati bersama yakni dirinya membersihan kotoran, anaknya merawat puyuh-puyuh tersebut seperti memberi makan dan minum. Sedangkan sang istri ikut andil dalam hal pemasaran dan distribusi.

Adapun mengenai masalah omzet, Pur bilang itu tergantung prduksi telur. Sebab produksi telur puyuh tergantung cuaca dan pakan.

"Kalau sedang bagus bisa 5 kg perhari tetapi kalau jelek hanya 3 kilogram perhari. Sementara dalam sebulan, omzet 2 sampai 3 juta dengan populasi 500 ekor. Kami masih skala rumahan. Lumayan buat tambahan penghasilan sebagai guru," candanya.

Kemudian, Pur juga mengutarakan profit bersih dari usaha ini sekitar 30 sampai 40% dari omzet dan akan berkembang sejalan dengan bertambahnya populasi puyuh yang dimiliki.

"Mungkin yang berat adalah saat harga pakan yang melonjak karena harga bahan-bahan dasar naik. Dan kita sangat tergantung pakan pabrikan. Karena kami belum sanggup untuk meracik pakan mandiri. Tapi selama harga jual masih bagus dan bisa menutupi harga pakan serta kita temukan inovasi baru, insyallah usaha ini tetap bertahan," ungkapnya optimis.

Namun sayang, selama ini menurutnya belum ada langkah nyata dari pemerintah untuk mengembangkan usaha peternakan puyuh rumahan ini.

"Sebetulnya kami sudah punya izin IUMK (izin usaha mikro dan kecil) tetapi sampai saat ini kami belum tahu cara mengakses bantuan, minimal pinjaman modal untuk UMKM kami ini. Harapan kami, pemerintah bisa melakukan langkah nyata yang bisa membantu usaha UMKM kami ini. Paling tidak pinjaman modal lunak, lantaran usaha ini prospektif didaerah kami," ucap Pur penuh harap.[]

Berita terkait
Penjual Tanaman Hias Depok Belum Dapat Bantuan dari Kementerian Koperasi
Penjual tanaman hias di Bojongsari Baru, Kota Depok mengatakan belum menerima bantuan dari Kementerian Koperasi.
Penjual Cupang Bojongsari Baru Depok Keluhkan Stok Menipis
Berikut kisah peternak Ikan cupang Maulana Idam Kabul di Bojongsari Baru Kota Depok.
Pandemi, Penghasilan Salim Bakery Depok Anjlok 40%
Salim Bakery, UMKM Bojongsari Baru Kota Depok, terimbas pandemi penghasilannya anjlok hingga 40%.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.