Terlalu Sering Kerokan? Ini Dia Bahayanya

Masuk angin disebabkan karena kondisi dingin, seperti terlalu banyak terkena angin malam, dan awal musim penghujan.
Ilustrasi. (Foto: profusionrehab)

Jakarta, (Tagar 13/12/2018) - Siapa coba yang tidak mengenal istilah kerokan, tindakan ini biasa dilakukan saat tubuh berasa kurang enak atau masuk angin.

Tindakan menggosok permukaan kulit punggung hingga muncul ruam merah ini sudah dikenal di Indonesia sejak ratusan tahun. Biasanya alat bantu kerok adalah minyak gosok, uang logam atau bawang merah yang diiris.

Sebenarnya kerokan tidak ada di ilmu medis atau kesehatan. Karena sudah diterapkan sejak lama dan secara turun temurun, sebagian besar orang menganggapnya sebagai penyembuh masuk angin.

Menurut Praktisi kesehatan Dr. Fransiscus Alvionita, 'masuk angin' penggambaran dari gejala yang dirasakan seseorang saat kondisinya sedang nggak fit, seperti pusing, mual, perut kembung, rasa pegal pada otot dan sendi, bahkan muntah-muntah. Mirip gejala yang timbul pada penderita influenza.

Penyebab masuk angin sebenarnya bukan pada 'angin' yang masuk ke dalam tubuh. Masuk angin disebabkan karena kondisi dingin, seperti terlalu banyak terkena angin malam, berada di ruangan ber-AC terlalu lama, awal musim penghujan, dan lain-lain.

Kondisi dingin tersebut menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah dan membuat oksigen pada otot-otot berkurang sehingga menyebabkan nyeri otot atau pegal-pegal.

Kerokan tidak mengeluarkan angin lewat pembukaan pori-pori, tetapi lebih meningkatkan panas tubuh akibat sirkulasi darah yang meningkat. Sehingga menimbulkan efek inflamasi dengan ciri-ciri kemerahan pada kulit yang dikerok, menandakan adanya jaringan yang meradang dan mengandung banyak darah.

Pembuluh kapiler pada jaringan tersebut tadinya kosong, karena menyempit dan melebar kemudian diisi oleh darah. Itu sebabnya kenapa saat punggung dikerok timbul warna kemerahan atau merah kebiruan pada kulit.

Faktanya, kerokan akan membuat tubuh semakin sakit. Bukan hanya rasa sakit akibat dikerok, melainkan apa yang akan diderita dalam jangka panjang.

Setelah beberapa hari, pori-pori akan tetap terbuka akibat dikerok. Saat terbuka akan memudahkan angin masuk kembali ke dalam tubuh, dengan membawa bakteri dan virus.

Kalau sudah begini, akan lebih mudah masuk angin. Apabila dilakukan lagi kerokan, pori-pori akan semakin membesar dan angin jauh lebih mudah masuk.

Kasus terparah merusak jaringan dan struktur kulit, sehingga akan tiba masanya merasa perih saat dikerok. Karena kulit sudah terlalu sering merasakan panas dan rusak. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.