Oslo, (Tagar 20/11/2017) - Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg berharap Turki akan menerima permintaan ma'af negerinya setelah para pemimpin Ankara tampil dalam "skema musuh" saat pelatihan militer NATO di negara Nordik tersebut, kata media publik NRK, Ahad (19/11).
Namun, seandainya Turki ingin berbicara lebih banyak mengenai peristiwa tersebut, Norwegia akan terbuka untuk itu, kata Solberg, sebagaimana diberitakan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang. Ia menambahkan hubungan antara Norwegia dan Turki tidak berada dalam krisis dan "baik".
"Kami jelas mengenai Turki, dan mereka jelas terhadap kami. Sekarang, saya berharap mereka menerima permintaan ma'af kami, sehingga kami bisa bergerak maju," kata Perdana Menteri itu sebagaimana dikutip.
Pada Jumat, Turki mengumumkan negeri tersebut menarik 40 prajurit Turki dari pelatihan NATO dari Joint Warfare Center di Stavanger, Norwegia, setelah nama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan gambar pendiri Republik Turki Mustafa Kemal Atarturk digunakan di dalam "skema musuh".
Setelah kejadian tersebut, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Menteri Pertahanan Norwegia Frank Bakke-Jensen meminta ma'af kepada Turki. Mereka mengatakan pesan itu ditulis oleh warga negara Norwegia yang disewa untuk bekerja sebagai staf selama pelatihan dan orang tersebut segera diberhentikan.
Erdogan pada Sabtu mengatakan peristiwa itu adalah "cermin tahap pemutar-balikan yang telah kami saksikan di NATO ..." dan masalah tersebut "tak bisa ditutup-tutupi cuma dengan permintaan ma'af".(ant/wwn)