Payakumbuh - Terduga teroris yang ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, pada Selasa, 11 Maret 2020 siang, sudah dibawa ke Kota Pekanbaru untuk pengembangan penyelidikan.
Data hasil penyelidikan yang diberikan Densus 88, terduga ini punya peran penting dalam beberapa aksi terorisme.
Hal ini dinyatakan Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto.
"Benar, tadi siang ada Penangkapan seorang terduga teroris. Inisialnya DP, malam ini langsung dibawa ke Pekanbaru, Riau. Sebab masih ada pengembangan di sana," kata Satake saat dikonfirmasi Tagar via telepon genggamnya, Selasa, 11 Maret 2020 malam.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang servis AC itu,kata Satake, tercatat masuk ke dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sebelum ditangkap di Kota Payakumbuh, tim kepolisian sudah memantau gerak-gerik serta aktivitas terduga teroris itu sejak beberapa minggu lalu.
Menurutnya, DP ditangkap karena terindikasi memiliki peran penting terhadap pergerakan jaringan JAD dalam melakukan aksi terorisme di Indonesia. DP yang tercatat sebagai warga Sumbar, diketahui sudah lama menetap di Kota Pekanbaru, Riau.
"Data hasil penyelidikan yang diberikan Densus 88, terduga ini punya peran penting dalam beberapa aksi terorisme. Saat ditangkap di Payakumbuh tadi siang, saya belum dapat data rincinya. Intinya, menunggu pengembangan penyelidikan di Riau," katanya.
Aksi penangkapan terduga teroris di RT 03, RW 01, Kelurahan Bulakan Balai Kandi, Kecamatan Payakumbuh Barat sekitar pukul 14.30 WIB, yang dilakukan tim Densus 88 di bawah koordinasi Mapolda Sumbar, selanjutnya dibantu kepolisian Polres Payakumbuh.
Penyergapan terduga pada siang itu, sempat menyedot perhatian puluhan warga setempat. Polisi berpakaian brimob dan bersenjata lengkap juga dilengkapi mobil Dalmas. DP diringkus setelah sempat berupaya kabur di sebuah gang kecil yang tidak jauh dari Kantor DPRD Kota Payakumbuh.
Setelah melakukan penggeledahan, aparat menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, enam unit ponsel, laptop, pisau sangkur, anak panah serta sejumlah berkas dokumen lainnya. Barang bukti itu kemudian dibawa polisi menggunakan tas ransel. []