Tentang 74 Peluru yang Ditembakkan pada Seekor Orangutan

Orangutan yang ditembus 74 peluru menyakiti mereka para penyayang binatang.
Relawan penyayang orangutan melakukan aksi di bundaran Simpang Lima, Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (15/3/2019). Aksi ini mengecam penembakan orangutan yang ditemukan di Subulussalam. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh, (Tagar 17/3/2019) - Orangutan yang ditembus 74 peluru menyakiti mereka para penyayang binatang. 

Orang-orang dari berbagai kalangan yang adalah relawan Earth Hour Aceh dan Forum Orangutan Aceh, menggelar aksi di bundaran Simpang Lima, Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (15/3) sekitar pukul 17.00 WIB.

Mereka mendesak polisi melakukan penegakan hukum terhadap pelaku yang menembakkan 74 peluru senapan angin ke tubuh orangutan Sumatera yang dievakuasi dari Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Subulussalam, Aceh pada 10 Maret 2019.

Koordinator Aksi Nuratul Faizah mengatakan pihak kepolisian juga diminta untuk segera menertibkan perdagangan dan kepemilikan senapan angin dan air soft gun yang selama ini bebas dipakai untuk menembaki satwa di Aceh.

“Kami mengecam pelaku yang melakukan penembakan terhadap orangutan dan anaknya. Dan meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus penembakan orangutan ini dan tidak ragu-ragu mengambil tindakan hukum kepada siapa pun yang terlibat,” kata Nuratul Faizah.  

Menurut dia, kasus penembakan orangutan dengan senapan angin juga pernah terjadi beberapa tahun lalu dimana orangutan tersebut juga harus dievakuasi ke Sibolangit. Saat ini senapan angin beredar bebas di tangan masyarakat umum dan bebas dibeli oleh siapa saja.

“Kami khawatir senapan angin ini dipakai oleh banyak orang untuk menembaki satwa-satwa, mereka berdalih untuk mengamankan kebun dari hama, tapi yang disasar tak jarang satwa langka dan juga dimanfaatkan untuk berburu,” tegasnya.

Maka dari itu pihaknya mendesak Kapolda Aceh untuk mengintruksikan ke seluruh jajarannya untuk melakukan penertiban atas kepemilikan senapan angin dan air soft gun agar kasus-kasus penembakan satwa tidak terulang kembali.

“Kami yakin mereka tidak hanya menjadikan orangutan sasaran, tapi juga hewan-hewan lain sudah banyak yang jadi korban,” pintanya.

Seperti diketahui petugas dari BKSDA Aceh, SOCP, WCS, IOC mengevakuasi seekor orangutan betina dan bayinya di perkebunan masyarakat di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Subulussalam, Aceh dan ditemukan kondisi induknya mengalami luka tembak dengan 74 butir peluru senapan angin, sementara anaknya akhirnya tak bisa selamat karena dehidrasi. Saat ini induk orangutan yang diberi nama Hope atau Harapan itu, telah diselamatkan di karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara dan dalam perawatan intensif. Kasus ini mendapat perhatian banyak pihak dan menuai kecaman karena dianggap sangat kejam.

Orangutan Sumatera (Pongo abeli) merupakan satwa langka yang terancam punah. Habitat utamanya ada di kawasan Ekosistem Leuser di Aceh dan Sumatera Utara. Ancaman terhadap orangutan datang dari perburuan oleh manusia, perusakan hutan yang menjadi habitatnya yang kini banyak beralih menjadi perkebunan sawit. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.