Tempat Nongkrong Asyik di Makassar, Kafe Menghadirkan Cita Rasa Masa Lalu dan Kekinian

Kafe memadukan unsur ornamen yang membawa ingatan pada masa lalu dan kekinian dengan barista meracik kopi di tengah ruangan.
Satu sudut di kafe KOPIAlps di Makassar. (rio)

Makassar, (Tagar 12/4/2018) - KOPIAlps menghadirkan tema vintage, cocok buat pecinta kopi dan penggemar benda-benda klasik, 'zaman old'.

Kafe ini terletak di Jalan Dr Sam Ratulangi Makassar, tak jauh dari perempatan Ratulangi-Landak-Kakak Tua.

Berada di sini, menyusuri ruangan demi ruangan serasa berada di dua era berbeda zaman, kultur, dan teknologi.

Duduk di samping gramophone sambil ngopi bisa berselancar ke dunia maya melalui telepon pintar. Alat pemutar musik yang tungkainya diputar dengan tangan jika sedang dibunyikan ini, pertamakali dibuat pada 1887, lebih dari 200 tahun lampau. Di Indonesia sendiri mulai digunakan sekitar tahun 1920-an oleh bangsawan Belanda.

Selain gramophone ada juga radio ‘tempo doeloe’ beragam model dan tahun produksi. Radio-radio yang hanya menerima siaran lewat gelombang MW dan SW  ini dipajang berjejer di satu sisi dinding kafe. Di sisi dinding lainnya terdapat kumpulan ‘artefak kuno’ yang hanya pernah dilihat sekaligus digunakan oleh generasi baby boomers, lahir di 1960-an hingga 1970-an.

Seterika arang dan mesin ketik tak ketinggalan, juga ada koper pakaian terbuat dari besi yang lebih mirip tempat menyimpan peralatan pertukangan, proyektor untuk memutar film di bioskop 'misbar' (gerimis bubar) dan mesin jahit yang dikayuh dengan kaki. Semua membawa ingatan melayang ke masa silam.

Ada juga kamera analog yang mesti pasang roll dulu sebelum digunakan, modelnya tampak ‘unyu-unyu’, bergaya retro dan cukup unik. Ada merek Nikon FM2, Canon seri canonet 17,  dan Yashica FX 2000 Super. Yang lahir akhir 1970-an ke bawah, apa boleh buat, pasti tidak pernah menyentuhnya. Paling tidak saat kamera-kamera itu sedang populer bisa jadi baru saja terlahir ke dunia, dan masih dalam gendongan sang bunda.

Nasruddin pemilik KOPIAlps bercerita, benda-benda kuno yang terpajang di kafe miliknya itu diproduksi dari tahun 1930-an hingga 1970-an. Ia memilih tema klasik sebagai pembeda dari kafe kebanyakan di Makassar.

“Biar lebih punya ciri khas, saya kira belum banyak kafe di Makassar punya konsep seperti ini,” ujarnya.

KOPIAlts juga memperhatikan aspek interior, kursi dan meja minimalis diletakkan di dalam dan di luar ruangan utama, ditata sedemikian rupa, dan sedikit saling berjauhan untuk menjaga kenyamanan pengunjung.

Dapur berada di tengah ruangan dalam menjadi ‘center-point’, pengunjung dapat melihat barista meracik kopi pesanan. (rio)

Berita terkait