Teknik Menulis Storytelling untuk Media Daring

Founder Tagar Institute menjelaskan tentang bagaimana cara menguatkan kisah dan memikat pembaca saat storytelling untuk media daring.
Webinar Jurnalisme Tagar Institute dengan tema "Storytelling untuk Media Daring" pada Senin, 11 Januari 2021. (Foto: Tagar/Dok. Tagar.id)

Jakarta – Tagar Institute yang merupakan bagian sayap dari Tagar.id kembali mengadakan webinar jurnalistik dengan tema “Story Telling untuk Media Daring” yang dihadiri oleh Lestantya R. Baskoro selaku pembicara dan Cory Agustina selaku moderator.

Webinar diadakan secara gratis dan terbuka untuk umum melalui aplikasi ZOOM. Dihadiri lebih dari 50 orang, webinar berlangsung pada Senin, 11 Januari 2021, pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.

Dalam webinar, Lestantya R. Baskoro selaku founder Tagar Institute menjelaskan tentang bagaimana cara menguatkan kisah dan memikat pembaca saat storytelling untuk media daring.

Menurut Baskoro, Storytelling merupakan teknik atau kemampuan untuk menceritakan sebuah kisah yang bertujuan untuk menciptakan suasana, melatih daya pikir, konsentrasi, dan mengembangkan imajinasi serta kepercayaan diri.

Pada kesempatan kali ini ia menjelaskan story telling dalam jurnalisme. Kemampuan bercerita dalam jurnalisme sangat penting untuk menjadikan kaya jurnalistik itu lebih berkualitas dan menyentuh pembaca.

Menurutnya, untuk memberikan kesan kepada pembaca saat bercerita untuk karya jurnalistik, ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu Narasi, Deskriptif, dan Detail. Pertama, dalam karya jurnalistik harus mengandung unsur 5W + 1H.

Dalam storytelling, unsur 5W + 1H dalam tulisan tersebar di semua paragraf, berbeda dengan berita yang berada pada paragraf pertama. Selanjutnya yang harus diperhatikan saat bercerita di media daring adalah detail.

“Banyak yang tidak memperhatikan detail saat bercerita, padahal sebenarnya detail dalam tulisan harus diperhatikan untuk menggambarkan kejadian tertentu. Misalnya saat berada di dalam kantor, dia tidak pernah memakai sepatu. Namun detail seperti itu tidak diperhatikan oleh penulis.” kata Baskoro.

Begitupun dengan kutipan, menurut Baskoro saat bercerita harus memakai kutipan yang pas. “Kutipan yang pas itu tidak terlalu panjang, misalnya terdiri dari 2 dan 3 baris bahkan sampai 2 paragraf. Kutipan yang benar itu paling banyak hanya 3 kalimat” ungkapnya.

Banyak yang tidak memperhatikan detail saat bercerita, padahal sebenarnya detail dalam tulisan harus diperhatikan untuk menggambarkan kejadian tertentu. Misalnya saat berada di dalam kantor, dia tidak pernah memakai sepatu. Namun detail seperti itu tidak diperhatikan oleh penulis.

Kemudian Baskoro memberikan beberapa contoh petikan deskripsi yang dikutipnya dari beberapa buku, seperti buku “Batavia Kota Banjir” karya Alwi Shahar untuk menjelaskan cara bercerita yang benar.

Setelah menyampaikan beberapa materi, Cory selaku moderator mempersilahkan para peserta webinar untuk bertanya seputar storytelling untuk media daring. Setelah pertanyaan yang diajukan oleh peserta telah terjawab semua oleh Baskoro, webinar ditutup oleh Cory. 

Untuk mengetahui informasi lebih dalam mengenai teknik menulis storytelling untuk media daring, Anda bisa menontonnya melalui kanal YouTube Tagar TV. [] (Viona)

Berita terkait
Belajar SEO Bersama Charlie M. Sianipar di Tagar Institute
Berikut merupakan pengalaman belajar SEO di webinar jurnalisme bertema Strategi SEO, menembus halaman pertama Google dengan Charlie M. Sianipar.
Pengalaman Mengikuti Kelas Bahasa di Tagar Institute
Banyak ilmu yang disampaikan dalam kelas bahasa bersama Uu Suhardi di Tagar Institute, berikut penjelasannya.
Tagar Institute Gelar Webinar tentang SEO
Tagar Institute menggelar webinar bagaimana cara menembus halaman pertama Google dengan teknik SEO. Menghadirkan Master SEO Charlie M. Sianipar.
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki