Magelang - Pandemik corona yang terjadi di wilayah Magelang mau tidak mau berdampak pada berbagai kegiatan keagamaan. Seperti saat pelaksanaan prosesi Tawur Agung Kesanga, di Pura Wira Bhuana Akademi Militer, Selasa, 24 Maret 2020.
Yang penting adalah ikut mencegah merebaknya wabah corona.
Rangkaian upacara menjelang hari raya Nyepi tersebut berlangsung sederhana namun tidak mengurangi kekhidmatan umat Hindu meresapi nilai religi Tawur Agung. Hanya diikuti oleh beberapa umat saja, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Tawur Kesanga tahun ini kami lakukan dengan jumlah terbatas. Biasanya ada sekitar 1.000 orang yang mengikuti upacara, tahun ini hanya 50 orang tokoh-tokoh penting saja," ujar Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Magelang I Gede Suarti.
Gede mengatakan kondisi ini merupakan tindak lanjut dari anjuran pemerintah yang mengimbau agar masyarakat tidak mengadakan kegiatan bersifat mengundang kerumunan orang. "Yang penting adalah ikut mencegah merebaknya wabah corona," kata dia.
Menurutnya, upacara Tawur Agung Kesanga tahun ini bersamaan dengan musibah pandemi corona. Karenanya, umat Hindu juga memanjatkan doa khusus agar corona virus disease (Covid-19) yang kini menjangkiti ratusan warga Indonesia bisa segera diatasi.
"Kami juga berharap agar virus ini bisa hilang dari bumi Indonesia," ujarnya.
Dalam upacara tersebut, umat Hindu menjalani sejumlah prosedur dalam upaya mengantisipasi penyebaran covid-19. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, penggunaan masker, hand sanitizer, hingga menjaga jarak saat duduk.
Sebelum upacara Tawur Agung Kesanga, umat Hindu di Kota dan Kabupaten Magelang telah melakukan upacara Melasti pada Minggu, 22 Maret 2020. Ritual ini bertujuan agar alam raya beserta isinya terjaga kelestariannya dan dijauhkan dari segala malapetaka.
Usai Tawur Agung Kesanga, umat Hindu juga wajib melaksanakan Catur Berata pada saat Nyepi, Rabu, 25 Maret 2020. Empat pantangan itu antara lain, amati geni, amati karya, amati lelanguan, dan amati lelungaan.
Dalam kesenyapan hari suci Nyepi itu, umat Hindhu melaksanakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri dan inti sari kehidupan semesta. Yakni, melaksanakan berata penyepian upawasa, mona berata, dan jagra. []
Baca juga:
- Tata Cara Nyepi di Tengah Wabah Corona
- Ogoh-ogoh Tak Lagi Diarak saat Nyepi di Bali
- Hari Raya Nyepi, Ketapang-Gilimanuk Ditutup