Taty Sugiarti, Melestarikan Batik Cirebon Lewat Batik Laksmi

Kisah Taty Sugiarti, melestarikan batik Cirebon lewat batik Laksmi.
Pemilik Batik Laksmi, Taty Sugiarti. Lewat Batik Laksmi ini Taty ingin berupaya melestarikan batik khas Cirebon termasuk dengan tradisi membatiknya. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung, (Tagar 20/3/2019) - Berbagai cara bisa ditempuh untuk melestarikan kebudayaan, salah satunya melalui membatik. Kain batik yang dihasilkan bisa dimodifikasi menjadi produk fashion terkini sehingga bisa diterima oleh masyarakat terutama kalangan muda.

Seperti yang dilakukan oleh Taty Sugiarti pemilik Batik Laksmi, batik khas Cirebon. Usahanya ini diawali karena kecintaannya terhadap tradisi membatik yang ada di kota kelahirannya yaitu Cirebon.

Menurut Taty, melalui usaha Batik Laksmi ini dirinya ingin ikut berperan aktif dalam melestarikan kebudayaan asli Indonesia yaitu batik khas Cirebon. Namun demikian, dirinya tak hanya fokus pada pelestarian batik Cirebon klasik tetapi batik Cirebon kontemporer.

“Batik Laksmi merupakan industri kreatif yang berupaya melestarikan kebudayaan, tradisi membatik Cirebon. Tetapi yang disesuaikan dengan kondisi kekinian tapi tak sampai mengubah esensi atau pakem dari batik Cirebon itu sendiri,” tutur Taty Sugiati saat ditemui usai acara Seminar Ekonomi Digital, Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital di Gedung Creative Hub, Bandung, Selasa (19/3).

Taty SugiartiPemilik Batik Laksmi,Taty Sugiarti. Lewat Batik Laksmi ini Taty ingin berupaya melestarikan batik khas Cirebon termasuk dengan tradisi membatiknya. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Lebih lanjut Taty menjelaskan, meskipun dirinya lebih banyak memproduksi kain batik Cirebon dengan cara memodifikasi seperti batik ready to ware (model siap pakai) tetapi batik yang dihasilkannya tidak sampai mengubah pakem batik khas Cirebon.

“Batik Laksmi ini khas Cirebon, batik kami lebih banyak dengan desain-desain baru (modern) tetapi tidak sampai mengubah keindahan seni batik, pakem batik Cirebon seperti perpaduan warna dan motif,” jelas dia.

Kebanyakan batik saat ini kata Taty, khususnya batik Cirebon banyak memodifikasi dan menghilangkan kekhasan dari batik Cirebon itu. Seperti ada beberapa warna khas Cirebon (warna gelap) yang dipadupadankan dengan warna lain sehingga keindahan dan kekhasan batik Cirebon itu hilang.

“Dan kita tidak seperti itu, kita tetap mempertahankan kekhasan batik Cirebon baik itu dari warna ataupun motifnya. Sehingga seni batik Cirebon tetap ada, tidak hilang,” kata Taty yang dianugerahi penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) wilayah Jawa Barat terkait batik Laksmi industri kreatif yang terus berupaya melestarikan kebudayaan Indonesia.

Gaet Pasar Kalangan Muda

Karena upaya Batik Laksmi dalam melestarikan batik khas Cirebon ini, Taty diberikan penghargaan dari PWI Jabar terkait Industri Kreatif yang terus berupaya melestarikan kebudayaan Indonesia.

“Terkait penghargaan ini, saya sangat bersyukur dan ingin berterima kasih sudah diberikan penghargaan dari PWI Jabar,” ujar dia.

Ke depannya, Taty sangat berharap kalangan anak muda lebih banyak lagi yang menggunakan batik. Karena saat ini batik banyak dibuat sesuai dengan selera anak muda. Mulai dari pakaian batik yang potongannya sedang tren saat ini, atau bisa juga memodifikasi kain batik khas Cirebon dengan ornamen lain yang tidak sampai menghilangkan atau menutupi kekhasan batik itu sendiri. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi