Tarif Rp 450 Ribu, Pelanggan Bunuh Pekerja Seks di Bekasi

Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kota Bekasi berinisial SS, 24 tahun, ditemukan tewas dibunuh pelanggannya sendiri usai sepakati tarif Rp 450 ribu.
Ilustrasi pembunuhan terhadap seorang pekerja seks komersial alias PSK. (Foto: Tagar/Getty Images)

Bekasi - Motif seorang pelanggan tega membunuh pekerja seks komersial (PSK) di Kota Bekasi perlahan mulai terungkap. Polisi mencurigai aksi pelaku menghabisi korban sudah terencana. Keterangan pelaku disinyalir berbeda dengan temuan fakta di lapangan. 

Diketahui korban PSK berinisial SS, 24 tahun, ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah kos-kosan di Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Minggu, 25 Oktober 2020. Mayat korban yang disebut-sebut asal Purwakarta itu kini dievakuasi ke RS Kramat Jati untuk proses visum.

Polres Metro Bekasi Kota masih memeriksa pelaku berinisial BBA, 29 tahun, yang berhasil ditangkap beberapa jam usai pembunuhan itu. Polisi menduga pelaku telah merencanakan pembunuhan terhadap korban.

“Jadi saya rasa ada kejanggalan, artinya hasil investigasi awal kami memiliki kejanggalan antara interogasi yang disampaikan pelaku tidak ada korelasi dan ada kejanggalan,” kata Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian Nurrizal, Senin, 26 Oktober 2020.

Alfian pun menjelaskan kejanggalan dimulai ketika pelaku mengaku baru mengenal korban dari Aplikasi Mi Chat lalu bernegosiasi untuk berhubungan badan dengan tarif Rp 450 ribu. 

Setelah berhubungan badan satu kali, pelaku berkeinginan memiliki uang yang ada di dompet korban. Pelaku lalu memutuskan membunuh korban dengan menikam di bagian leher dan perut.

Namun kejanggalan timbul lantaran dompet yang dimiliki korban tidak diambil oleh pelaku. Alfian menyebut pelaku justru melarikan diri.

“Ini hasil interogasi kami bahwasanya tersangka kenal di Mi Chat, ada transaksi kesepakatan Rp 450 ribu, terus datang ke kos-kosan lalu melihat si korban ada miliki uang di dompet, terus dompet ditaruh di lemari, lalu berhubungan, setelah berhubungan dia lakukan pembunuhan itu, tapi uang itu nggak diambil," ungkap Wakapolres.

Baca juga: Adik Tewas Dibunuh, Kakak Kritis Akibat Sepeda Motor Rusak

"Artinya yang jadi tanda tanya kita adalah penyampaian interogasi ini dia sampaikan dengan perkenalan, berhubungan dan memiliki uang di dalam dompet terus dengan mudahnya membunuh tapi uangnya nggak diambil. Nah di situ ada kejanggalan bagi kami,” terang AKBP Alfian dilansir NTMC Polri.

Alfian pun menyebut pihaknya menduga pembunuhan ini sudah direncanakan oleh pelaku. Meski begitu, pihak kepolisian masih mendalami dugaan tersebut.

“Gini, dia bunuh menggunakan pisau, sudah disiapkan dalam tasnya. Kok tiba-tiba dia, artinya pembunuhan ini sudah direncanakan, menurut kami,” ungkapnya.

Selain itu, Alfian merasa aneh lantaran pelaku tergiur dengan uang senilai Rp 1,8 juta yang ada di dompet korban. Menurutnya korban selama ini memiliki penghasilan Rp 1,5 juta.

“Ada 1,8 juta itu di dompetnya, sebenarnya dia gajinya Rp 1,5 juta, artinya logika dengan mudah itu, tapi ini masih pendalaman bagi kami,” tambahnya.[]

Berita terkait
Pembunuhan Wanita Cantik di Kudus dan Teka-teki Pria Mabuk
Polisi menemukan titik terang pembunuhan wanita cantik di kamar hotel di Kudus. Korban diketahui terakhir bersama seorang pria mabuk.
Sebar Foto Syur Gadis Payakumbuh, ABG Agam Ditangkap Polisi
Diduga menyebarkan foto syur gadis Payakumbuh, seorang lelaki ABG asal Banuhampu, Kabupaten Agam ditangkap polisi, Kamis, 8 Oktober 2020.
Wanita, Tersangka Baru Pembunuhan Wartawan Demas Laira
Kepolisian Mamuju Tengah kembali menetapkan satu tersangka baru dalam kasus pembunuhan wartawan Demas Laira.