Yogyakarta - Dewan Pimpinan Daerah I Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan bisa memenangi tiga pemilihan kepala daerah (Pilkada) yakni Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Pilkada digelar serentak pada Desember mendatang.
Di ajang pesta demokrasi tersebut, pada Pilkada Bantul, partai berlambang pohon beringin mengusung pasangan calon Suharsono dan Totok Sudarto. Di Pilkada Sleman Sri Muslimatun-Amin Purnomo dan Pilkada Gunungkidul mengusung Sunaryanta-Heri Susanto.
Ketua DPD I Partai Golkar DIY, Gandung Pardiman mengatakan, rekomendasi dari DPP untuk bakal pasangan calon yang diusung sudah turun. Daerah siap menindaklanjuti dengan strategi pemenangan. "Target kita sapu bersih di tiga kabupaten itu," katanya saat menghadiri pembukaan Musyawarah Daerah DPD II Golkar Kota Yogyakarta, Minggu, 30 Agustus 2020.
Anggota Komisi VII DPR RI ini mengungkapkan, apa yang sudah menjadi keputusan DPP melalui rekomendasi pasangan calon, akan diperjuangkan semaksimal mungkin amanat tersebut. "Tidak sekedar menargetkan kemenangan, namun juga dalam berkontentasi secara fair. Artinya menang dengan pola yang fair," ungkapnya.
Menurut dia, tidak ada manfaatnya jika menang Pilkada dengan menggunakan kecurangan dan tidak fair. "Kami harus berjuang memenangkan seluruhnya ya, dengan pola-pola yang fair, tanpa intrik, atau kecurangan. Menang dengan curang itu mengkhianati rakyat," katanya.
Jangan sampai menggunakan program pemerintah untuk kampanye, karena itu sepenuhnya uang rakyat dan harus kembali ke rakyat. Uang rakyat tidak boleh ditunggangi untuk kepentingan Pilkada.
Gandung mengungkapkan, di tiga pilkada tersebut, ada dua pasangan calon yang diusung berasal dari petahanan. Dia meminta agar tidak memanfaatkan anggaran publik, atau program pemerintah untuk kepentingan kampanyenya. "Jangan sampai menggunakan program pemerintah untuk kampanye, karena itu sepenuhnya uang rakyat dan harus kembali ke rakyat. Uang rakyat tidak boleh ditunggangi untuk kepentingan Pilkada," tegasnya.
Dia juga mewanti-wanti agar pasangan calon yang diusung Partai Golkar tidak terjebak kepada dana suntikan kampanye dari sponsor atau pihak lain. Dana seperti itu membebani jika nanti terpilih mengemban amanat rakyat atau memenangi pilkada. "Dana sponsor itu bahaya, karena setelah menjabat, sponsor pasti akan menagih janji. Tidak ada sponsor yang gratis, ada maunya di balik itu," ungkapnya.
Lebih lanjut untuk dua pilkada lainnya di DIY, yakni di Kota Yogyakarta dan Kulon Progo yang akan dihelat 2024, targetnya juga memang. "Khusus di Kota Yogyakarta, targetnya tidak sekedar menang, tapi juga mengusung kader partai, baik sebagai calon wali kota maupun calon wakil wali kota," kata Gandung. []