Tanggapan Kadis LH Bantaeng, Potong Gaji Tukang Sapu

Dinas Lingkungan Hidup Bantaeng menanggapi perihal keluhan tukang sapu yang gajinya dipotong. Ini penjelasannya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Abdullah Taibe saat ditemui Tagar di ruangannya, Senin, 2 Maret 2020.(Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, H. Abdullah Taibe menanggapi perihal keluhan salah satu tukang sapu yang mengaku gajinya dipotong.

Ia tidak membenarkan adanya pemotongan gaji yang semena-mena atau tanpa alasan terhadap salah satu pekerja yang jadi bagian tanggung jawabnya. Sebagaimana yang belakangan diisukan dan jadi wacana perbincangan warung kopi.

Sudah dipanggil dan diminta buku rekeningnya biar dilihat dan dijelaskan bagian mana yang tidak dipahami.

"Saya sudah 11 tahun menjabat, tidak pernah ada kejadian seperti itu, saya berani pertaruhkan jabatan kalau ada hak orang disalahgunakan di sini," kata Abdullah saat disambangi Tagar, Senin, 2 Maret 2020.

Menurut Abdullah, adapun sosok Daeng. Tinggi alias Kullu, tukang sapu area kelurahan Lamalaka yang bercerita bahwa gajinya dipotong, dari nominal 1,3 juta menjadi 900 ribu rupiah perbulan tidak sepenuhnya benar.

Ia menyayangkan adanya pengakuan dan cerita miring yang beredar dan mendiskreditkan dinas Lingkungan Hidup tanpa ada konfirmasi.

Menurutnya, sangat rumit jika ada pemotongan yang mungkin dilakukan oknum tertentu karena pada dasarnya penggajian menggunakan sistem non tunai.

"Sedangkan dulu pada saat masih terima gaji sistem tunai tidak ada kasus seperti itu, apalagi kalau sudah non tunai," ujar Abdullah.

Terkait soal berkurangnya pendapatan tukang sapu memang bisa saja terjadi. Hal tersebut sesuai dengan aturan kontrak kerja, dimana apabila pihak terkait memiliki pinjaman koperasi, tidak maksimal dalam bekerja, memang biasanya ada pemotongan upah.

Menurut informasi dari mandor atau pengawas di area tempat Kullu bertugas, ia memang dikenal kurang disiplin dalam bekerja.

"Ada laporan lengkap sama mandor, bagaimana dia bekerja, orang datang subuh dia datang jam 9, sering juga tidak masuk kerja, giliran ada tamu yang mau melintas otomatis cari bantuan pakai tenaga tukang sapu lainnya, nah gajinya dia otomatis terpotong masuk ke rekening tukang sapu yang menggantikan," terang Abdullah.

Diketahui, tukang sapu di Bantaeng ada yang dihargai senilai 30.000 rupiah perhari, termasuk Kullu. Ia mendapat senilai standar upah tukang sapu, yakni 900 ribu rupiah perbulan.

Bisa jadi beberapa waktu sebelumnya ia pernah bekerja dengan giat sehingga mencapai nominal upah yang di atas rata-rata. Sehingga ia menjadi kecewa ketika angka tersebut bergeser.

Setelah mendapat kabar terkait isu tersebut, Abdullah mengaku pihaknya telah melakukan pemanggilan terhadap Daeng Tinggi alias Kullu untuk meminta keterangan langsung terkait pernyataannya.

"Sudah dipanggil dan diminta buku rekeningnya biar dilihat dan dijelaskan bagian mana yang tidak dipahami, tapi sampai sekarang belum ada nomor rekening yang disetor padahal kita mau cek," tutur Abdullah.

Terkait miss komunikasi itu, Abdullah tidak ingin berlebihan dalam mengambil tindakan. Ia hanya menekankan pembinaan agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman yang bisa berakibat fatal. []

Berita terkait
Hantu Cantik Mata Putih di Kuburan Letta Bantaeng
Wajahnya cantik dengan dua bola mata berwarna putih. Sosok hantu penunggu lorong kuburan di Letta Banteng itu terlihat sedih.
Keroyok Pemuda, Tiga Pelajar Bantaeng Ditangkap
Tiga pelajar ditangkap polisi setelah mengeroyok pemuda berinisial RS, 20 tahun, di jalan Pemuda, kelurahan Pallantikang, kabupaten Bantaeng.
Ka'do Minyak, Bupati Bantaeng dan Maulid Nabi
Kado minyak, kuliner wajib dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Juga ada telur rebus merah disebut telur maulid.