Tangani Covid-19, Malang Raya Siapkan Rp 59,3 M

Tiga kepala daerah di wilayah Malang Raya sepakat menggelontorkan anggaran dengan total Rp 59,3 M untuk penanganan pandemi Covid-19.
Pemkot Malang menyiagakan bilik SICO sebagai pencegahan pandemi virus corona. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang - Pergerakan curva penyebaran pandemi Coronavirus Desease 2019 atau Covid-19 di Malang Raya terus meningkat dengan ada 6 orang yang positif. Tiga kepala daerah di wilayah zona merah di Jawa Timur oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini pun bergerak cepat dengan masing-masing kebijakannya.

Selain rutin razia cipta kondisi keramaian massa dan penyemprotan disinfektan di beberapa titik rawan penyebaran Covid-19. Anggaran dengan total kurang lebih sebesar Rp 59,3 miliar digelontorkan untuk menangani Covid-19. Rinciannya yaitu Kota Malang Rp 37,3 miliar, Kabupaten Malang Rp 15 miliar dan Kota Batu Rp 7 miliar.

Kita harus semakin waspada. Ini memang diperlukan kesadaran dan tanggung jawab bersama kita semua dalam mengantisipasi Covid-19

Dari total anggaran tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengeluarkan dana sebesar Rp 37,3 miliar itu mengacu pergerakan Covid-19 di Kota Malang per Rabu 25 Maret 2020. Di mana sudah ada dua orang dinyatakan confirm Covid-19.

"Kita harus semakin waspada. Ini memang diperlukan kesadaran dan tanggung jawab bersama kita semua dalam mengantisipasi Covid-19," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 Kota Malang, Wasto, Kamis, 26 Maret 2020.

Dia menjelaskan bahwa kebijakan alokasi dana tersebut usai dilakukan rapat pembahasan dan perumusan anggaran serta rujukan kegiatan yang akan disasar sebanyak dua kali di Balai Kota Malang. Diantaranya pada Selasa 24 Maret 2020 kemarin dan kemudian Kamis 26 Maret 2020.

"Kami menghadirkan dan melibatkan semua pihak dalam hal ini (kebijakan alokasi dana untuk Covid-19). Seperti Ketua DPRD, Kejaksaan Kota Malang dan Polresta Malang yang kami lakukan secara maraton yaitu sebanyak dua kali rapat," papar Wasto.

Dari dua kali rapat tersebut diputuskan Pemkot Malang menganggarkan Rp 37,3 miliar. Rinciannya yaitu Rp 15 miliar untuk lima rumah sakit rujukan di Kota Malang. Lima yaitu Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen, RS Lavalette dan RS Panti Waluyo. Khususnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang yang disiapkan menjadi rumah sakit rujukan awal untuk pasien Covid-19.

"Maka dari itulah anggaran dana dengan kurang sekitar Rp 15 miliar ini rencananya akan kita alokasikan ke rumah sakit rujukan tersebut," tuturnya.

Dia menambahkan bahwa anggaran lain untuk penanganan Covid-19 ini ada tiga titik alokasi. Disebutkannya yaitu anggaran sebesar Rp 2,1 miliar yang bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT) dan Rp 9,9 miliar dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.

Anggaran tersebut, kata Wasto, akan digunakan beberapa keperluan seperti untuk penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), pengadaan alat kesehatan, penunjang laboratorium kesehatan dan pengadaan alat SICO (Sikat Corona) serta bahan disinfektan.

Selanjutnya Pemkot Malang dikatakannya juga sudah menganggarkan dana khusus yang pergunakan untuk menginjeksi warga di Kota Malang yang terdampak Covid-19 ini dengan alokasi sebesar Rp 10,2 miliar.

Dana tersebut diperuntukkan dalam bentuk bantuan sosial kepada warga seperti Pedagang Kaki Lima (PKL), para penyandang disabilitas tuna netra yang selama berprofesi jasa pijat refleksi, maupun warga rentan sosial dan miskin.

"Kita tidak tahu sampai kapan badai ini berlalu. Karenanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi ini bisa jadi ada penambahan anggaran penanganan lagi. Makanya tetap kami antisipasi," tuturnya.

Terpisah, Wali Kota Malang Sutiaji sudah membuat kebijakan lain untuk mengantisipasi pandemi Covid-19 di Malang Raya. Salah satunya yaitu memangkas dan mengalihkan beberapa anggaran kegiatan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Malang.

"Itu termasuk juga pemangkasan untuk perjalanan dinas di setiap OPD agar dipergunakan dalam penanganan Covid-19 ini," tuturnya.

Dipaparkannya untuk itu semua telah terproyeksi total anggaran sekitar Rp 37,2 miliar. Dana tersebut ditegaskannya yaitu akan diutamakan untuk melindungi warga Kota Malang yang terdampak secara langsung pandemi Covid-19 ini.

Hal senada juga dilakukan Pemkota Batu dengan menganggarkan sebesar Rp 7 miliar untuk bencana non alam ini. Rinciannya yaitu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik, non-fisik, dan cukai sejumlah Rp 2,5 miliar serta Rp 4,5 miliar di berbagai sektor.

"Kita sudah harus meningkatkan kewaspadaan terhadap virus ini. Dan semua pihak di Pemkot Batu harus ikut yang tidak terkecuali semua kepala dinas (OPD)," kata Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dalam keterangannya pada Rabu 25 Maret 2020.

Bahkan, Dewanti sudah mewanti-wanti kepada semua kepala dinas di bawah Pemkot Batu untuk ikut membantu dalam hal anggaran. Caranya dengan mengalokasikan dana di setiap OPD-nya untuk menangani Covid-19 ini.

"Semua harus terlibat dalam bencana non alam ini. Tidak terkecuali semua OPD harus ikut menganggarkan," tuturnya.

Pasalnya, mengalokasikan anggaran untuk bencana nasional tersebut dikatakannya tidak ada alasan tidak bisa. Karena ini sudah menjadi bencana nasional dan urusannya sudah nyawa. Sehingga masyarakat peru dibantu.

"Makanya, saya akan lihat melalui rekapitulasi dari tim nanti. Jika ada OPD yang tidak mau menganggarkan. Kepala dinasnya akan saya segera Plt-kan," tegas Dewanti.

Sementara itu, Bupati Malang Sanusi mengatakan Kabupaten Malang akan mengantarkan Rp 7 miliar yang dialokasikan untuk dua kepentingan. Diantaranya yaitu untuk membiayai fasilitas pemeriksaan warga dan kelengkapan APD tenaga medis di rumah sakit.

Dia menjelaskan bahwa untuk alokasi yang pertama yaitu pihaknya menggratiskan warga Kabupaten Malang yang masuk kategori ODP dan PDP ketika memeriksakan diri.

Maka dari itulah, Sanusi menyampaikan mereka yang ingin memeriksakan diri bisa berkoordinasi dengan petugas Satgas Covid-19 Kabupaten Malang. Karena, biaya laboratorium yang biasanya harus menyediakan biaya sebesar Rp 1 juta untuk laboratoriumnya akan digratiskan.

"Pemeriksaan bagi mereka (pasien kategori ODP dan PDP) di Rumah Sakit tidak ada biaya (gratis). Mereka bisa periksakan diri. Tapi, koordinasi dengan petugas Satgas atau ke posko utama di Pendopo," ujarnya.

Selanjutnya untuk alokasi yang kedua yaitu dirinya akan menyediakan untuk APD petugas medis. Khususnya di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang yang menjadi rujukan untuk menangani pasien Covid-19.

"Kebutuhannya rumah sakit untuk perlengkapan APD kan kurang lebih Rp 460 juta. Nah, itu sudah kami sediakan (dari anggaran Rp 7 miliar) untuk para petugas medis agar aman dalam menangani pasien yang positif (Covid-19)," ucap Sanusi.

PMI JemberPMI Jember melakukan donor darah untuk mengatasi kekurangan darah akibat pandemi virus corona. (Foto: Tagar/Hermawan)

PMI Jember Kerahkan Dua Bus Donor Darah

Palang Merah Indonesia Kabupaten Jember,Jawa Timur, mulai mengantisipasi secara masif dampak dari penyebaran virus corona atau Covid-19. PMI tak ingin terjadi kejadian luar biasa (KLB) karena stok darah berkurang sebagai akibat pendonor juga berkurang, karana ada himbauan untuk tidak berkumpul banyak orang.

Padahal selama ini PMI Kabupaten Jember mengandalkan kegiatan donor darah sukarela yang dilakukan tim mobil unit UDD PMI. Kegiatan ini dipastikan selalu mengumpulkan banyak orang.

Untuk itu, PMI membuat terobosan dengan menerjunkan dua unit bus donor darah, 1 bus donor beserta petugas PMI keliling untuk jemput bola pendonor di kampus, mall sesuai jadwal, dan 1 unit bus donor darah ditempatkan di halaman masjid Jami' Al Baitul Amien setiap hari selama satu bulan ke depan.

Kebijakan ini diambil sebagai upaya menjaga stabilitas stok darah, selain itu petugas PMI akan melakukan pemeriksaan awal seperti pengecekan suhu tubuh, tekanan darah dan HB sebelum mendonorkan darahnya untuk memastikan kondisi pendonor sehat.

Kepala Unit Donor Darah PMI Kabupaten Jember Dudung Ari Rusli menghimbau kepada masyarakat sebelum menyumbangkan darahnya harus menjaga pola hidup bersih dan sehat.

" Yang paling utama untuk menghadapi wabah corona, memang selalu menjaga kesehatan, cukup makan dan minum, istirahat, karena obat Covid-19 sampai saat ini hanya sistem imun kita", kata Dudung Kamis 26 Maret 2020

"Perlu dipahami bersama dan kami tegaskan bahwa virus corona tidak ditularkan melalui donor atau transfusi darah, jadi silahkan donor darah atau pasien mendapat transfusi darah, tidak perlu takut untuk donor", tambah Dudung.

Sementara itu menurut Ketua PMI Jember Zainal Marjuki, kebijakan ini untuk menghindari kekosongan stok darah di Jember. Untuk memenuhi protokol pencegahan penularan Covid-19, PMI menerapkan metode baik pengaturan ruangan dan akan mengoptimalkan R2 Emergency bloodjet untuk mengambil sampel darah pasien dan mengantarkan darah ke rumah sakit di seluruh kabupaten Jember.

"langkah ini telah dilaksanakan dan semoga bisa menambak stok darah di Jember ," ujur Zainal

Kegiatan yang dimulai di depan masjid Al Baitul Amin itu, berhasil menghimpun 9 kantong dan yang tertolak sebanyak 11 relawan pendonor karena tensi dan HB rendah.

"Kita terpaksa tadi menolak banyak orang. Karena setelah diperiksa HB nya rendah. Jadi kita tadi tidak mau mengambil resiko," ujur Zainal

Kata dia, untuk stok darah di PMI Jember hingga Kamis 26 Maret 2020 masih menipis.

yang dihimbau oleh pemerintah," kata Zainal."Stok darah di PMI sampai saat ini ada sekitar 634 kantong. Stok itu masih katagori menipis. Untuk itu kita langsung mengambil langkah kegiatan donor darah keliling, namun tetap memperhatikan protap penanganan virus corona yang dihimbau oleh pemerintah," kata Zainal.

Sementara itu, merujuk data di situs web http://infocovid19.jatimprov.go.id/ milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim. Disebutkan bahwa ada tambahan satu pasien confirm positif Covid-19 di Malang Raya dari awalnya sebanyak 5 orang.

Dengan begitu, total keseluruhan pasien confirm Covid-19 di Malang Raya ada 6 orang per Kamis 26 Maret 2020. Empat diantaranya merupakan warga Kabupaten Malang dan dua lainnya warga Kota Malang.

Sedangkan untuk keseluruhannya diketahui sudah tercatat ada sebanyak 234 kasus Covid-19 di Malang Raya. Dengan rinciannya yaitu sebanyak 119 ODP, 10 PDP dan 2 confirm di Kota Malang.

Kemudian sebanyak 32 ODP, 13 PDP dan 4 Confirm di Kabupaten Malang. Sementara di Kota Batu hanya tercacat ada 54 ODP dan PDP serta confirm Covid-19 masih nihil hingga hari atau per Kamis 26 Maret 2020. [] 

Berita terkait
1 PDP Situbondo Positif Corona, Dirawat di Bondowoso
Kepala Dinkes Bondowoso mengungkapkan RSUD Koesnadi menerima rujukan tiga PDP dari Situbondo dan satu dinyatakan positif.
Pecalang Bali, Ujung Tombak Warga Diam di Rumah
Pecalang atau polisi adat dikerahkan agar masyarakat tetap berada di rumah untuk memutus rantai pandemi Covid-19.
Tak Takut Corona, Makam Sunan Ampel Tetap Dikunjungi
Pengurus masjid dan makam Sunan Ampel tak bisa melarang peziarah yang datang meski wisata religi Sunan Ampel sudah ditutup karena Covid-19.
0
Kemenkes Ingatkan Masyarakat Agar Waspada karena Kasus Covid Meningkat
Meski kenaikan kasus di Indonesia masih dapat dikendalikan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada