Agam - Fenomena tanah bergerak terjadi di Bukit Gurun Solok dan Gurun Tambaliak Mudiak Sanok, Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Palupuah, Kabupaten Agam. Kondisi ini dilaporkan mengancam pemukiman masyarakat.
Kami menunggu petunjuk BPBD sekaligus mencari fakta sebenarnya terhadap fenomena ini.
Informasi sementara, fenomena alam di dua bukit itu terjadi karena berada di jalur zona sesar atau patahan. Hal itu berdasarkan pengamatan awal pihak BMKG Unit Observasi Global Atmosopheric Watch (GAW) Koto Tabang dan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam.
"Kami telah meninjau lokasi pertengahan pekan lalu untuk menganalisis penyebab atau faktor fenomena pergerakan tanah itu. Informasi dari BMKG Lapan Koto Tabang, kawasan itu merupakan jalur patahan kerak bumi," kata Pj Wali Nagari Koto Rantang, Mai Refni, Minggu, 8 November 2020.
Menurutnya, pergerakan tanah di bukit-bukit itu telah terjadi sejak 2017. Namun, kondisinya semakin meluas dan garis retakan terlihat mulai membuka celah dan retakan yang cukup besar.
Panjang retakan diprediksi telah mencapai 1 kilometer. Retakan itu melingkari pinggang bukit hingga lahan sawah dan perkebunan. Bahkan, satu garis retakan terjadi tidak jauh dari pemukiman warga.
Mai Refni mengatakan, jarak pemukiman warga terdekat dari retakan tanah ini mencapai 500 meter. Masyarakat sekitar akan direlokasi jika nanti telah direkomendasikan BPBD Agam dan pihak terkait lainnya.
"Kami menunggu petunjuk BPBD sekaligus mencari fakta sebenarnya terhadap fenomena ini. Setidaknya kita perlu alasan kuat andai akan merelokasi warga," katanya. []