Jakarta - Perusahaan startup mobilitas udara, Volocopter akan bekerja sama dengan Grab untuk melakukan studi tentang pengaplikasian layanan taksi udara di beberapa kota di wilayah Asia Tenggara.
Hal tersebut merupakan bagian dari Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani oleh dua perusahaan yang mencakup eksplorasi potensi penyebaran layanan taksi udara.
CEO Grab Chris Yeo, dalam keterangan resminya mengatakan, kemitraan ini diharapkan dapat menghasilkan penerbangan uji coba yang benar-benar dapat terealisasi dan secepat mungkin dapat menetapkan rute untuk penyebaran layanan ini.
"Kerja sama ini akan memungkinkan Volocopter untuk mengembangkan lebih lanjut solusi mobilitas udara perkotaan yang relevan bagi komuter Asia Tenggara. Hal ini diharapkan dapat memutuskan pilihan perjalanan berdasarkan anggaran, kendala waktu dan kebutuhan lainnya," kata Chris, dikutip dari Techcrunch, Jumat, 28 Februari 2020.
Volocopter sendiri telah membuat taksi terbang yang ditenagai listrik ini sejak 2011. Kemudian, mereka juga telah menjalin kerja sama dengan regulator penerbangan Singapura untuk mendemonstrasikan taksi ini di wilayah setempat.
Pada Oktober 2019, Volocopter juga meluncurkan taksi prototipe skala penuh pertama di dunia yang diberi nama VoloPort. Taksi ini merupakan hasil kerja sama dengan Skyport, yang bertugas mengembangkan model yang dapat diukur secara komersial untuk stasiun taksi udara perkotaan.
Volocopter mengatakan Singapura merupakan negara yang sangat potensial untuk peluncuran layanan komersial dan membuka kantor pertama. Selain itu negara lain seperti Dubai dan Jerman juga memiliki pasar komersial yang potensial. []
