Tak Sopan Saat Salaman Ketua KPU Lembata Kena Bogem

“Saya mau salaman sama dia, tetapi dia (kasih tangan) dari samping. Itu saya tersinggung. Orang tidak tahu sopan santun namanya itu."
Tampak mulut Ketua KPU Lembata Petrus Payong Pati berdarah setelah dipukul oleh Melky Pranata Koedoeboen,, pengacara Herman Wutun-Vian Burin yang adalah pasangan calon bupati Lembata 2017. (Foto: KPU Lembata)

Kupang, (Tagar 11/5/2017) – Komisi Pemiliham Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengutuk tindakan penganiayaan oleh kuasa hukum satu pasangan calon bupati Lembata 2017 terhadap Ketua KPU Lembata, Petrus Payong Pati.

“Kami mengutuk keras tindakan penganiayaan kepada Ketua KPU Lembata dan meminta aparat keamanan mengusut tuntas kasus ini, dan mengambil tindakan tegas untuk menghukum pelaku kekerasan seberat-beratnya agat tidak terjadi kasus serupa di kemudian hari,” kata Ketua KPU Provinsi NTT Maryanti Luturnus Adoe di Kupang, Kamis (11/5).

Pernyataan Adoe tersebut terkait kasus penganiayaan terhadap Petrus Payong Pati usai sidang di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Rabu (10/5). Petrus Payong Pati dipukul oleh Melky Pranata Koedoeboen, pengacara Herman Wutun-Vian Burin yang adalah pasangan calon bupati Lembata 2017 seusai sidang kode etik dengan agenda pembacaan keputusan DKPP.

“Dari foto yang dikirim dari KPU Lembata, mulut Petrus mengalami luka dan mengeluarkan darah,” jelas Adoe.

Menurut Adoe, pemukulan tersebut tidak patut dilakukan oleh pekerja hukum. Tindakan ini sangat melukai perasaan KPU sebagai lembaga pegiat demokrasi. “KPU NTT dan KPU Kabupaten dan Kota se-NTT akan terus melakukan pengawalan terhadap kasus ini sampai tuntas,” ucap Adoe seraya mengajak semua pihak untuk menghormati hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 2017 di Lembata.

Secara terpisah, Melky Pranata Koedoeboen kepada wartawan mengakui telah memukul Petrus Payong Pati. “Iya, saya pukul. Itu spontanitas. Tidak ada perintah dari Pak Herman atau Pak Vian,” ujarnya.

“Saya mau salaman sama dia, tetapi dia (kasih tangan) dari samping. Itu saya tersinggung. Orang tidak tahu sopan santun namanya itu. Buka CCTV juga boleh, bisa dilihat. Saya kan panggil, `Pak Ketua, saya mau salaman. Tetapi, dia salaman menyamping,” jela Melky.

Lantaran memberi salaman dari samping itulah, kata Melky, ia pun melayangkan pukulan ke Petrus Payong. (yps/ant)

Berita terkait