Tak Emosional Walau Kerap Difitnah, Psikolog: Jokowi Punya Karakter Teguh dan Matang

Empat tahun Joko Widodo menjadi presiden, tak dipungkiri memang dirinya kerapkali mendapatkan sindiran, makian, cacian, hingga penghinaan.
Presiden Joko Widodo, setelah selesai mendaftarkan diri menjadi capres di Kantor KPU. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi)

Jakarta,  (Tagar 22/10/2018) -  Empat tahun Joko Widodo menjadi presiden, tak dipungkiri memang dirinya kerapkali mendapatkan fitnah, sindiran, cacian, atau penghinaan dari pihak-pihak tertentu atau oposisi.

Namun Jokowi tetap tenang dan tak emosional. Melihat karakter Jokowi itu, psikolog Ratih Ibrahim menilai Presiden Jokowi memiliki karakteristik kepribadian yang teguh dan matang.

"Jadi  dia bukan orang yang reaktif, dia bukan orang yang impulsif, dia orang yang memiliki kedewasaan emosi yang sangat baik sehingga apapun juga yang ditekan kepada dia itu bukan dia abaikan," kata Ratih Ibrahim saat dihubungi Tagar News, Senin (22/10).

Melihat sikap Jokowi tersebut, menurut dia, Jokowi hanya mengantisipasi dampak ke depan yang akan ditimbulkan, jika dirinya tak bersikap tenang terhadap hal-hal yang negatif tersebut.

Namun dengan sikapnya yang tenang itu, kata Ratih Ibrahim, bukan berarti Jokowi mengacuhkan hal-hal yang dapat menurunkan kredibilitasnya itu.

"Dia simak baik-baik, dia cermati dan dia merespon secukupnya dan seperlunya. Sikap dia yang demikian ini memang di satu sisi menimbulkan persepsi untuk orang-orang tertentu bahwa ohh ternyata dia tidak beribawa gitu ya, dia bersikap tidak tegas. Tapi kalau saya melihatnya justru itu secara sengaja diambil oleh Bapak Presiden karena dia sungguh-sungguh mengantisipasi dampaknya ke depan dari semua tutur kata, perilaku, itu ia cermati sungguh-sungguh," ujar dia.

"Memang ada kemudian orang-orang yang membuat framing tentang sikap Pak Jokowi tadi yang ditampilkan di perilakunya berdasarkan interpretasi subjektif atau interpretasi secara sengaja memang dibuat terhadap si bapak (Jokowi)," tutur dia.

Kata dia, karakteristik seseorang itu dapat dilihat dari latar belakang keluarga dan budaya dimana seseorang tersebut tumbuh dan dibesarkan. Begitu juga dengan Jokowi yang tak pernah menunjukkan sikap emosional yang berlebihan atau menggebu-gebu.

"Seseorang menampilkan dirinya itu adalah sebagai pribadinya sendiri plus bagaimana dia dibesarkan. Dan faktor budaya yang menjadi latar belakang dia tumbuh. Di sini saya melihat sebagai pribadi Bapak Jokowi sebagaimana yang saya jelaskan tadi (tenang, adem dan tak emosional). Kemudian kita bisa lihat berarti akhlak, budi pekerti, sopan santun itu adalah hal yang juga diambil oleh Jokowi menjadi bagian dari dirinya, pasti latar belakang keluarganya memiliki value yang sama baiknya juga," ungkap dia.

"Pola asuh itukan value atau nilai keluarga, nah itu termanifestasi di Pak Jokowi plus budaya dia sebagai orang Jawa-Solo," tuturnya.

Senada hal itu, Pengamat Politik LIPI Wasisto Raharjo juga menilai sikap Jokowi yang tak pernah menunjukkan sikap emosional selama empat tahun menjadi Presiden.

"Saya pikir beliau (Jokowi) cenderung pasifis. Maksud saya tidak berusaha memancing pihak lawan untuk menyerang. Kalau reaktif akan justru akan memperburuk citra beliau (Jokowi)," kata Wasisto Raharjo saat dihubungi Tagar News, Senin (22/10).

"Kalau misalnya beliau (Jokowi) menunjukkan sikap emosional itu malah akan jadi sasaran empuk bagi para oposisi untuk menyerang beliau," ucap Wasisto.

Kata dia jika Jokowi bersikap reaktif menanggapi isu-isu negatif tentang dirinya, hal tersebut akan menjadi bumerang bagi Jokowi.

"Maksud saya kalau beliau terlalu reaktif menanggapi isu (negatif) yang berkembang, itu akan menjadi bumerang bagi beliau (Jokowi) sendiri karena itu akan memancing pihak lawan untuk mengkritik balik," tutur dia. []

Berita terkait
0
Ons Jabeur vs Elena Rybakina Bikin Sejarah di Final Tunggal Putri Wimbledon 2022
Petenis Tunisia, Ons Jabeur, unggulan ke-3 bertemu petenis Kazakhstan, Elena Rybakina, unggulan ke-17, catat sejarah di final Wimbledon 2022